12

2.8K 298 7
                                    

Bugghh..!! Bughhh..!! Bughh..!!

Aku jatuh terhuyung. Pandanganku buram dan kabur. Rasa sakit dan perih, tidak hanya kurasakan di bagian wajahku saja. Tapi juga mulai menjalar ke sekujur tubuhku.

"Gue gak akan pernah nganggep lo sodara! Lo itu cuma anak haram yang lahir dari rahim perek!!"

"Edwin!!"

Samar-samar aku mendengar suara Bu Karin.

"Edwin, hentikan!!"

"Balikkin semua harta bokap gue yang udah lo makan!!"

"Edwin! Saya bisa memberikanmu surar skors!"

"Skors?!! Ibu mau skors saya, hah?! Silahkan!!"

"Edwin! Jaga ucapan kamu itu!"

"Lo itu cuma guru baru disini, jadi -- gue peringatkan lo -- jangan -- pernah -- ikut -- campur -- urusan -- gue..!"

"Bu Karin..!! Ada apa ini?!"

Aku berusaha membuka mata. Namun sebuah tendangan kembali kuterima.

"Udah gila lo ya! Sarap!!" Tama melindungiku.

"Lo diem aja anjing!!"

"Lo yang diem, bangsat!!"

"Kalian berdua! Ikut saya ke kantor!"

"Anak-anak, tolong bantu Ibu bawa Davi ke UKS!"

Aku dibantu Bu Karin dan beberapa teman dipapah menuju UKS. Namun kedua kakiku rasanya lemas sekali.

Aku -- aku -- tak kuat lagi -- aku...

PYYAARRR...!!!

'Sayang, ini sepada hadiah dari papah...'

'Mamah tahu, anak mamah ini kan sudah lama sekali ingin punya psp. Jadi, ini hadiah untuk jagoan kecil mamah..'

'Asyikk..!! Makasih ya mah -- makasih ya pah...'

Zzzrttt...!! Pyyaarrr...!!

'Bajingan kamu, mas! Kamu lupa kalau ada aku dan anak-anak?! Biadab kamu..!!'

'Sudahlah..!! Aku pun sudah muak dengan tingkah sok sucimu itu..!! Lebih baik kita pisah..!'

'Ceraikan aku sekarang juga!! Ceraikan aku sekarang juga, Mas...!!'

Kedua mataku terbuka. Yang barusan itu, apakah mimpi atau aku dulu pernah mengalaminya..?

Kenapa semua terasa begitu nyata sekali..?

"Akhirnya lo sadar juga, Dav..."

Aku menoleh pada Tama. "Tama.."

"Lo gak usah bangun dulu.."

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 11 siang."

"Sebel -- urggghhh..."

Aku benar-benar tak bisa menggerakkan tubuhku. Rasanya sakit sekali.

"Dav, tadi gue udah minta izin sama kepsek dan wali kelas, nanti pas pulang gue yang akan nganterin lo.."

"Tapi Tam, Senin besok kita udah mulai try out.."

"Lo gak usah mikirin gue, Dav. Yang penting sekarang, lo bisa cepet sembuh."

"Makasih ya, Tama.."

Bu Karin masuk ke ruang UKS. Dia memberikanku izin untuk pulang lebih cepat dan tidak mengikuti pelajaran tambahan hari ini.

WHEN MONEY TALKS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang