*Ella POV*
Entah apa yang dia pikirkan tentangku sampai dia berbuat seperti ini tapi saat kulihat mata hitamnya membuatku mengingat seseorang, entah siapa itu yang pasti aku pernah bertemu dengannya sebelum ini dan tiba-tiba saja aku merasakan sakit didadaku, rasa sakitnya sama seperti ketika aku sedang berada di rumah Daniel. 'Apa aku mempunyai penyakit jantung?' kataku membatin.
"ugh" aku melepas cekalan tanganku dari Alex dengan kasar lalu aku memegang dadaku dengan kepala menunduk kelantai, rasanya seperti ada yang memegang jantungku dengan sekuat tenaga, aku meringis sambil cepat-cepat pergi ke ruang klinik atau sejenisnya agar aku bisa diperiksa.
"hei kau kenapa?" tanya seseorang disebelahku sambil kepalanya menunduk untuk melihatku yang sedang meringis kesakitan, aku lupa kalau yang ada disini hanya ada aku dan Alex, kenapa waktu istirahat hari ini begitu lama sekali.
"ti...tidak apa-apa" kataku sebisa mungkin terlihat tenang tapi usahaku gagal, kulihat Alex mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi seolah tidak percaya dengan omonganku--tapi memang benar sih. Setelah itu aku tidak peduli dengan dirinya lalu mulai pergi dari tempat ini tapi belum tiga langkah jalan tiba-tiba saja aku merasakan kakiku terkilir dan yang bisa kubayangkan adalah aku terjatuh dengan cara yang tidak biasa tapi yang kurasakan ternyata sebuah tangan dengan sigap menangkap pinggangku dan tiba-tiba saja badanku melayang diudara "ah..!!! apa yang kau lakukan?" tanyaku kaget begitu Alex menggendongku ala Putri.
"menurutmu?" tanyanya dingin, cih dasar menjengkelkan.
"turunkan aku atau....." kubiarkan kataku tak dilanjutkan ketika Alex akan membawaku ke ruang klinik (kurasa), sebelumnya aku tidak tahu ruang klinik itu dimana karena aku jarang sakit parah maupun ringan.
"atau apa?" tanya Alex padaku sambil mempertahankan wajah dinginnya itu, walaupun begitu tetapi dia mulai tertarik dengan ucapanku.
"ugh....atau kutendang selangkanganmu" kataku mengancam, dan kulihat Alex tersenyum dengan ancamanku barusan, apa ada yang lucu?
"coba saja aku yakin kau tidak akan sampai" katanya masih sambil tersenyum menyebalkan.
"apa kau bilang Bapak tua!" kataku mulai menggeram ketika dia mulai menertawaiku.
"oh jadi kau masih ingat tentang kejadian itu?" tanyanya yang sukses tidak membuatku terkejut sama sekali.
"lalu kenapa jika aku tidak melupakan hal menyebalkan itu?" tanyaku mengangkat alis, kulihat Alex tetap memandang kedepan--saking tidak tertariknya padaku, tapi memang benar--apa yang menarik buatku?
"kukira kau akan pikun seperti nenek-ku" katanya santai sambil tersenyum kembali--apa dia gila tersenyum terus.
"jangan samakan aku dengan nenekmu itu, memangnya aku sudah keriputan?" tanyaku sinis sambil melihat lorong yang tidak ku ketahui, kenapa ruang klinik jauh sekali sih.
"memang benar, lihat saja kantung matamu sudah berlipat dan hitam seperti panda, apa kau menangisi seseorang?" tanyanya sambil melihatku, kurasakan kembali debaran jantungku yang makin lama makin menyakitkan.
"ugh" aku tidak menjawab melainkan meringis kesakitan karena jantung ini begitu diremas-remas oleh sesuatu.
"bertahanlah! aku akan berlari jadi kau sebaiknya pegang leherku agar tidak jatuh!" kata Alex khawatir, aku mengikuti apa yang Alex katakan dan Alex mulai berlari 'apa benar aku mempunyai penyakit jantung?' batinku terus berkata seperti itu seolah tidak ada kata lain yang bisa dideskripsikan.
BRAKK.......!!!
Pintu tebuka dengan kasarnya oleh Alex--apa dia tidak punya sopan santun? setelah itu Alex berbicara pada perawat dan dokter yang ada di ruang klinik ini. Alex membawaku ke ruangan dokter itu lalu dia menaruh badanku ke kasur yang biasa dipakai dokter untuk memeriksa pasiennya--aku tidak tahu namanya apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eveylyne's Blood
Vampiresebuah cerita tentang seorang gadis yang tidak tahu akan kenyataan yang sebenarnya tentang dunia ini--dia adalah Ella, Ella tidak peduli tentang hal itu, yang dia perlukan hanya keajaiban yang membuat hidupnya berubah dan ternyata dia akan mendapatk...