chapter 3 : pertanyaan atau pernyataan

840 17 0
                                    

*Ella POV*

Aku menghabiskan makananku dengan keheningan sekejap, entah kenapa perasaanku tidak enak sekali jika aku tinggal di sini--bukan berarti aku tidak suka dengan rumah ini atau aku tidak suka dengan pelayanan dari anak kecil tadi tapi aku merasakan hal aneh dalam diriku jika aku ada di sini lebih lama, aku merasa aneh.

"Akh...!" aku menyentuh dadaku--merasakan jantungku yang di tusuk oleh sesuatu dan yang pasti rasanya sungguh menyakitkan, entah mengapa gejolak emosiku menaik--meminta untuk meluapkan semua perasanku di sini tapi aku tak bisa melakukannya, akan sangat menganggu orang rumah jika aku marah-marah tanpa sebab.

"Tenangkan dirimu Ella" kataku sambil menghembuskan napas agar emosiku bisa mereda. 'Apa yang terjadi padaku?' Aku bertanya pada diriku sendiri lalu kulihat makananku yang tinggal sedikit lagi.

"Sayang kalau di buang, aku habiskan saja lah!" Akhirnya aku menghabiskan makanan itu cepat-cepat.

"Kenyang" kataku puas karena begitu enaknya makanan ini. Sambil mengelus perut aku pergi ke kamar mandi lalu ku buka pakaianku. Setelah itu aku berendam dalam kehangatan air yang melimpah dalam bak mandi, ku lihat kamar mandi ini begitu mewah dan yang pasti berbeda sekali dengan kamar mandiku yang memang standar untuk umum 'aku kan bukan anak orang kaya' kataku membatin.

Dalam ketenangan itu aku menghayal tentang seseorang yang ku tabrak di kampus. Kurasa aku akan mengejek untuk yang ke seratus kalinya nanti, lalu aku memikirkan keadaan Lina dan membayangkan wajah khawatir Lina jika aku tidak di kampus hari ini "Sepertinya aku akan mendengar sumpah Lina yang lebih hebat dari biasanya" ucapku lalu aku memikirkan Adikku yang sangat menyebalkan--siapa lagi kalau bukan Luckyluck 'Lucky...apakah kau menghawatirkan aku? Kenapa sifatmu ini sungguh tidak bisa terbaca olehku? Kadang kau sangat menyebalkan, kadang kau sangat baik tehadapku! Tapi kenapa kau selalu mempermainkan aku? Apakah aku mempunyai salah tehadapmu? Kumohon jawab pertanyaanku Lucky!' aku mengerang frustasi--terlalu memikirkan banyak hal membuat kepalaku berputar-putar. Begitu aku selesai dengan acara mandiku, ku ambil baju pemberian anak kecil tadi yang di simpan di dekat kamar mandi ini dan langsung memakainya.

"Sweater? Jins?" gumamku begitu aku keluar dari kamar mandi dan melihat ke cermin dengan pakaian yang tadi ku sebutkan, aku melihat sebuah sisir di meja rias--entah itu sisir siapa? Ku gunakan saja, toh pemilik rumah ini pasti memiliki banyak sisir yang tidak terpakai. Setelah selesai dengan sisir itu, aku berniat untuk pergi ke ruang tamu--menemui anak kecil yang bahkan aku tidak tahu namanya. Begitu aku akan berangkat, aku teringat sebuah benda yang selalu aku bawa kemana saja "Dimana ponselku?" Tanyaku pada diriku sendiri karena dengan bodohnya melupakan benda terpenting itu. Aku mencarinya di kasur "Aha! Ketemu!" Girangku lalu aku mencoba untuk menyalakannya dan hasilnya adalah blank  bagus sekali--untuk apa aku membawa barang tak hidup? Baiklah kurasa hari ini adalah hari tersialku. Aku membawa ponselku dan pergi keluar dari kamar ini, aku menutup pintu, berbalik arah dan yang terjadi leherku serasa di cekik, "Ya ampun! Aku sedang berada di rumah atau istana? Anak kecil...dimana kau?" Tanyaku berteriak, berharap ada yang menjawab pertanyaanku tapi hasilnya nol, kurasa aku harus mencarinya sendiri, "Uh! Rumahnya luas sekali!" gumamku terkejut, terpesona, atau apalah yang membuat seseorang kagum dengan sesuatu.

**********

*Author POV*

Sementara itu di ruang yang lain terdapat dua orang yang sedang duduk di sofa sambil membicarakan hal yang sangat serius.

"Nergha, apakah kau mendapat informasi tentang keberadaan Evey?" Tanya seorang anak kecil yang merupakan wujud kamuflasenya untuk mengecoh manusia.

"Tidak Khazayn, kami tidak dapat menemukan tanda-tanda keberadaan Evey, bahkan jika dia pernah ke Bloodarchane untuk terakhir kalinya saja kami masih kesulitan melacaknya sekalipun kami memanfaatkan makhluk dimensi lain untuk sekadar merasakan gelombang energinya tapi tetap saja para makhluk itu tidak dapat menemukannya, karena begitu mereka melacak tiba-tiba saja para makhluk itu mengalami disorientasi sesaat lalu tidak teringat lagi dari otak mereka untuk melacak gelombang energi Evey--mungkin itu berasal dari kekuatan Evey atau mungkin kekuatan makhluk lain yang kami tidak ketahui--untuk mengecoh para makhluk tersebut, tapi jika kami melakukan pencarian dengan melacak sumber kekuatan itu, kami akan dapat menemukannya dengan konsekuensi akan ada korban dalam pencarian ini" Nergha menjawab pertanyaan anak kecil tadi yang tak lain dan tak bukan adalah Khazayn--adik Nergha.

Eveylyne's BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang