*Daniel POV*
Sudah sepuluh menit berlalu dan Ella belum menampakkan batang hidungnya? Yang benar saja! Sebenarnya dia sedang apa sih?
"Kak Lina! Kenapa Kak Gab lama sekali?" Tanyaku akhirnya--sedikit mengurangi rasa kekhawatiranku mungkin, walaupun tidak akan sepenuhnya. Pikiran pertamaku adalah Ella dibawa seseorang.
"Entahlah" dia mengendikkan bahunya--teman macam apa itu hah? "Biasanya belum lima menit dia sudah ada di samping kami" katanya kelewat santai. Benar jika skala-nya kantin tempat mengobrol, kalau ini berbeda, ini tribun bukan swalayan yang menjajakan barang-barang dagangan--bahkan toilet pun tak akan jauh dari toko "Astaga! Jangan bilang kalau Ella diculik" katanya menggigit jari. Akhirnya sadar juga anak ini.
"Telpon dia Lin!" Sebuah suara menginterupsi Lina untuk mengeluarkan handphone-nya, sudah pasti itu Sherry. Anak ini hanya akan berbicara jika itu penting. Tapi rasanya ada yang aneh.
"Tidak dijawab sama sekali" Lina mengerang frustasi, kenapa baru sekarang menampakkan wajah kekhawatiran-nya? Aneh. Shit! Fokus Khazayn, misimu sekarang adalah mencari Ella.
"Baiklah kurasa harus ada yang mencarinya" ujarku sambil melihat sekeliling penonton--berharap tidak ada seseorang yang sedang mengikuti.
"Sendirian?" Tanya Lina mengangkat alis. Memangnya kenapa? Aku sudah besar juga--ingin sekali ku katakan seperti itu tapi setelah di cerna, terasa seperti anak kecil yang masih menyusu, ew...memalukan.
Sebelum aku menjawab Sherry sudah berbicara "aku yang akan menemaninya" bagus sekali, bagaimana aku bisa mengeluarkan kemampuanku. Tapi tidak apalah daripada bertambah satu orang lagi. Aku mengangguk setuju.
"Kalau begitu aku juga ikut, aku tidak suka sendirian" oh tidak, kalau begini sih aku benar-benar tidak akan menemukan Ella, Lina pasti akan selalu dekat denganku walaupun aku sedang mencari Ella. Secara dia penyuka anak kecil sih.
"Kurasa Kak Lina di sini saja karena jika Kak Lina ikut dan Kak Ella sudah kembali sebelum kita menemukannya dia pasti akan kebingungan mencari kita" kuharap kata-kata ku bisa di cerna oleh Lina walaupun aku menyampaikan-nya secara blak-blakan dan tidak di proses terlebih dahulu oleh otak karena rasa kekhawatiran yang tinggi membuatku lambat.
"Baiklah kalau begitu. Hati-hati ya Daniel" ucapan Lina membuatku tertawa ringan dan mengangguk seperti anjing.
Aku dan Sherry pergi dengan tergesa-gesa, bahkan kami seperti balap lari--memperebutkan mangsa kurasa. Tapi yang aku tidak suka adalah menabrak seseorang--hei aku tidak tahan dengan bau darah mereka, maklum saja aku belum 'makan' malam ini. Untuk kesekian kalinya aku mengingat wajah Avril yang malah membuatku makin frustasi--yang benar saja. Baiklah Khazayn coba fokuskan dirimu mencari Ella, gunakan kemampuanmu dengan baik--kita lihat dan bingo aku mempunyai penciuman seperti serigala (kurasa) serta dapat merasakan gelombang energi. Sekarang diantara dua kemampuan itu mana yang berguna--kurasa yang pertama dan masalahnya adalah aku harus mencium apa? Bau darah--itu jika Ella terluka dan darahnya berceceran di lantai. Benda miliknya--saputangan? Bisa jadi. Tapi sebelum itu.
"Siapa kau?" Tanyaku memincingkan mata begitu keluar dari lautan manusia dan berhenti di sebuah toko kecil yang tidak jauh dari konser--untung sudah tutup.
"Huh!" Sherry terkejut karena aku bertanya tiba-tiba tapi kuharap otaknya tidak selambat perkiraanku. Aku merasakan adanya hawa aneh di dalam diri Sherry.
"Jawab" kataku tanpa basa-basi. Ku eratkan kepalan tanganku--bersiap-siap jika dia adalah musuh.
"Huh! Rupanya kau tahu tentangku ya? Jadi idemu tidak mengajak Lina adalah agar kau bisa mengintrogasiku, begitu?" Katanya tersenyum miring--berbeda sekali dengan sorot kesedihan dalam matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eveylyne's Blood
Vampirossebuah cerita tentang seorang gadis yang tidak tahu akan kenyataan yang sebenarnya tentang dunia ini--dia adalah Ella, Ella tidak peduli tentang hal itu, yang dia perlukan hanya keajaiban yang membuat hidupnya berubah dan ternyata dia akan mendapatk...