"Woi Sat, beliin gue es pink!" kata Ara sambil menyodorkan uangnya pada Satsha.
"Etdah gue kira lu tadi mau ngumpat" Ifra
"Lagian namanya dia kek gitu nggk keren banget. Sat, sat kek bangsat gitu ya?" Ara
Mendengar celotehan Ara semuanya tertawa kecuali Satsha yang kini hanya memasang wajah datar mengerikan.
"Lu kira gue cewek apaan hah? Udah jangan sentuh aku maz! Aku jijik, aku jijik sama maz" muka Satsha udah mirip tante girang btw sekarang
"Jancuks, gelo Sat, " Ucap Rissa yang memukul bahu Satsha dengan cukup keras
"Awh, sakit goblok!" Satsha hanya dapat mengaduh kesakitan.
Rain, gadis itu hanya diam dan tertawa melihat tingkah temannya. Tidak, jika kalian pikir hati Rain sedang mendung kali ini berarti kalian salah. Hari ini Rain berusaha untuk menjadi baik di depan semua orang.
"Lagian ngapain sih beli es pink? Masih pelajaran oy" Marsha
"Ya gue haus nggk bawa minum" Ara
"Mau minum gue nggak?" Ifra
"Ogah! Minum lu udah tercemar air suci" kata Ara menolak air pemberian Ifra.
"Air suci saha eta?apaan " Rissa
"Air sucinya dia, ludahnya dia" Ara
"Eleh,"
Seketika keadaan kelas jadi hening sepersekian detik ketika ada guru masuk. Guru tersebut adalah wali kelas ini.Tidak ada yang spesial dari guru itu, hanya saja ada sesuatu yang menarik perhatian seluruh penghuni kelas.
Ya! Ada seorang anak laki laki yang mengikuti dibelakangnya. Dan sepertinya ia adalah murid baru di sekolah ini.
"Hari ini kalian memiliki teman baru, namanya Lyann Austin. Ibu harap kalian memperlakukannya dengan baik!" bu guru
"Lyann kamu boleh duduk di bangku yang masih kosong" ucap Bu guru sambil menunjuk kursi yang harus diduduki Lyann.
Setelah itu Bu guru mengucapkan salam lalu izin untuk meninggalkan kelas karna akan diisi oleh guru lainnya.
"Sat,awas lu nggk beliin gue es pink!" Ara
"Lah bodo amat nying!"
🌧🌧🌧
"Eh, Sha tunggu deh! Kok hape Rain nggk ada ya?" Tanya Rain pada Marsha sambil mengubrak abrik tasnya.
"Eh yang bener lu nyet! Lu taroh mana?" tanya Marsha yang ikutan panik.
"Ketinggalan kali ya di kelas?" Rain.
"Iya kali, yaudah sana ambil ke kelas buru gue tunggu disini!" Marsha
Setelah itu Rain kembali menuju kelasnya untuk mengambil hapenya. Sesampainya di ambang pintu kelas, Rain berhenti sebentar lalu segera menuju mejanya.
Ia mencari cari di laci mejanya dan Alhamdullilah tangannya meraih benda persegi panjang tipis itu.
"Alhamdullilah ya Allah untung masih ada" ucap Rain lega dalam hati.
Baru saja Rain hendak melangkah meninggalkan kelas, perhatiannya tertuju pada satu titik. Ya! Tepat di bangku paling ujung, Lyann si anak baru masih duduk di bangkunya. Mendengarkan musik melalui earphone-nya sambil memandang keluar jendela.

KAMU SEDANG MEMBACA
RENDEZVOUS
Ficțiune adolescențiLyann hanyalah seorang anak laki laki biasa. Ia hanyalah seorang anak yang rapuh. Dibalik semua senyum yang ia pasang, semuanya tak sebanding dengan luka yang disembunyikannya. Ia tak memiliki harapan hidup selain bundanya, tapi bundanya bukan lagi...