I Love You With My Way🖇

64 11 0
                                    

Ara POV

Hai! Aku Ara. Disini, aku adalah satu dari sekian banyak hati yang mendambakannya. Aku menyukainya, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku menyayanginya tapi aku tak punya keberanian hanya untuk menatapnya. Apakah kalian tau siapa yang kumaksud 'Dia'? Ah dia terlalu keren untuk diceritakan. Tapi tak menutup kemungkinan juga aku akan bercerita pada kalian malam ini.

Hai! Apa aku boleh memanggil kalian TEMAN? jika boleh maukah kalian mendengar keluh kesahku malam ini? Sudikah kalian menanggapi kisah murah dariku ini? Aku hanya butuh teman untuk bercerita sekarang...

5 Januari 2011.....

Semuanya berawal ketika kilas balik kejadian 8 thn yg lalu terulang seperti film dokumenter di kepalaku. Dulu... Aku adalah anak perempuan yang cengeng. Aku sering sekali menangis karna hal hal sepele. Tapi kalian diam ya! Hanya kalian yang tau ok?

Waktu itu aku masih kelas 2 sd. Sekolahku cukup elit dan terkenal, kebanyakan yang sekolah disana adalah anak anak royal. Ayahku menyekolahkanku disana atas keinginan ibuku. Selayaknya anak anak yang lain, aku sangat senang bila disuruh pergi ke sekolah. Tapi, entah kenapa saat aku sudah sma aku jadi malas:v. Maafkan diriku ya..

Saat itu aku sedang menunggu jemputan sekolah. Aku menunggu di depan lobi. Ku lihat sekolah sudah sepi, apalagi hari itu tengah hujan. Dingin ku rasakan, jaket yg sudah tebalpun masih tidak bisa menangkal hawa dingin yg merasuk di kalbu.

"Heh kamu!"

Aku menolehkan kepalaku mendengar ada bias suara lain selain aku disini.

"Heh! Kamu ngapain? Kok belum pulang?" tanya anak laki laki yang sudah berdiri disampingku.

"Eum,aku lagi nungguin jemputan"

"Wah sama dong, kenalin namaku Nabel"
Anak itu mengulurkan tangannya padaku lalu aku balas menjabat tangannya.

"Ara" singkatku.

"Eh kamu kan bawa payung, kenapa gak langsung pulang? Eh hujan hujanan yuk!"
Tatapan anak itu berbinar binar seperti mata anak anjing. Tapi aku tidak mungkin hujan hujanan. Bisa bisa aku jadi demam dan berakhir dengan ocehan mamaku.

"Nabel aku gak bisa hujan hujanan" tolakku sebisa mungkin padanya. Kasian si liatnya, liat dia melengkungkan bibirnya ke bawah, trus nahan mau nangis. Udah pokoknya jelek deh.

"Ara pelit!"

"Hufftt" aku menghela napas kasar "Nabel kenapa kamu gak pulang?"

"Aku nungguin hujan reda dulu, lagian aku gak punya payung"

Tak lama setelah itu, ada sebuah mobil silver berhenti di depanku. Itu mamaku, dia keluar membawa payung besar dan melambaikan tangannya padaku.

"Hey! Udah lama dek?maaf ya mama telat tadi soalnya macet"

"Gak papa kok mah" mamaku hendak memakaikan jaket yg lebih tebal dari yang kupakai sebelumnya, tapi aku mencegahnya. "Bentar deh mah"

Aku mengambil jaket dari tangan mamaku lalu menghampiri Nabel yang sempat menjauh tadi.

"Nabel!" kulihat anak itu tersentak kaget dengan kehadiranku. "Loh Ara? Kamu kok belom pulang? Kan udah dijemput"

"Iya sebentar, aku mau ngasihin ini buat kamu" Nabel lalu melihat jaket yang kusodorkan ke arahnya. "Loh buat apa?"

"Ya dipake lah! Sama ini, kamu pake payung aku ya? Mending kamu pulang sekarang! Hujannya juga udah agak reda"

RENDEZVOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang