The Garden mascot 🐕

34 6 3
                                    

Sedari tadi pandangan anak itu tak terlepas dari amplop kertas putih yang ada di genggamannya. Lyann, anak itu berusaha sebisa mungkin untuk menguatkan hatinya. Sedari tadi ia terus menghela napasnya. Bingung dengan keadaannya.

'Harus kasih tau bunda nggak ya? Tapi bunda pasti gak punya uang' batinnya dalam hati.

Lyann telat membayar uang sekolahnya bulan ini, dan besok adalah jatuh temponya. Tapi Lyann tau bagaimana kondisinya sekarang. Ia tak mungkin merepotkan bundanya. Ia juga kasihan melihat bundanya kerja keras banting tulang untuk kehidupan mereka sehari hari.

Bahkan itupun belum menjanjikan tercukupinya seluruh kebutuhan mereka. Nyatanya sekarang Lyann harus nunggak membayar uang spp-nya.

Dengan penuh harapan, Lyann keluar dari kamarnya untuk mencari sang bunda. Samar samar ia melihat bundanya tengah duduk di sofa ruang tamu tengah berkutat dengan tumpukan kertas kertas yang tak ia ketahui apa isinya.

Bundanya terlihat menghela napas berat. Melihat hal itu, Lyann jadi iba. Dengan berat hati Lyann menyembunyikan amplop putihnya di balik kaos oblong yg ia kenakan. Lyann menghampiri bundanya.

"Bunda!"

Yang dipanggil pun menoleh. Tirani, tampak kaget melihat putranya berdiri disana.

"Lyann? Sayang, sejak kapan kamu berdiri disitu nak?"

"Sejak bunda sibuk sama kertas kertas bunda itu"

Tirani bungkam akan hal itu. Ia harus sebisa mungkin agar Lyann tidak tau. Ia tidak mau membuat anaknya sedih, terlebih lagi jika anaknya tau jika kondisi mereka sudah tak sejaya dulu lagi.

"Lyann tau kok bun, itu semua surat peringatan buat bayar tagihan kan?"

"Lyann ma-"

"Gak usah minta maaf bun, Lyann ngerti kok kalo cari uang itu susah"

Tirani menatap sedih putranya. Ia berharap Lyann bisa menerima kondisi mereka saat ini. Karna tak dapat dipungkiri, jika roda kehidupan itu terus berputar. Dan sekarang mereka sadang berada dibawah.

"Jangan capek capek ya bun, nanti bunda sakit. Aku sayang sama bunda aku gak mau bunda kenapa napa"

Tirani memeluk putranya lalu mengelus surai legam itu. Air mata sudah tak dapat lagi terelakkan. Apakah ia sanggup menjalani semua beban berat ini sendirian?

.

.

Rain mengubrak abrik rak minimarket karna sudah hampir 30 menit ia mengelilingi seluruh rak disini tapi ia tak menemukan barang yg kakaknya suruh beli

"Bangsat! Ini kak Vano ngibulin gue ato minimarketnya aja yang kere sih?"

Sabar, orang sabar disayang bias. Eh, disayang Allah maksudnya.

Setelah hampir 45 menit mutar muter, akhirnya Rain udah ngantri di depan kasir. Ya walopun tadi sempet sesi cekcok rebutan emi godog sama pembeli lain ya, akhirnya Rain bisa mengantri dengan tenang.

Begitu udah selesai, Rain bayar semua belanjaannya terus mau pergi kan. Tapi tiba tiba mas kasirnya nahan terus ngasihin gantungan kunci couple ke Rain

 Tapi tiba tiba mas kasirnya nahan terus ngasihin gantungan kunci couple ke Rain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RENDEZVOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang