*cuma mau ngingetin kalo disiderin tu gk enak. So, dear sider... Semoga kalian juga ngerasain di sider in
Enjoy the story guys
__________________________________
2 hari berlalu.....
Hari ini adalah hari dimana Rain dan teman temannya mengadakan event kemah. Seluruh siswa diharuskan hadir tepat waktu di sekolah karna mereka akan berangkat bersama menggunakan bis.
Rain sangat senang karna setelah sekian lama ia tak ke puncak, event kemah hari ini adalah berlokasi di puncak. Itu membuat senyum manis tak henti hentinya menghiasi wajahnya.
"Eh, Ra! Gue mau kesana bentar ya? Mau ngemis"
Rain memandang teman sebangkunya itu, lalu tersenyum tipis dan mengangguk. Ia sudah hafal, yang dimaksud Rissa bukanlah ngemis. Dia terlalu receh untuk mengatakan fakta sebenarnya. Ia menjauhi Rain dan menghampiri gerombolan Satsha dan Ara.
Sepeninggalan Rissa, ada yang menepuk pundaknya pelan. Rain menolehkan kepalanya dan mendapati seseorang yang entah 2 hari ini tidak ada kabarnya.
Lyann berada disana. Tersenyum manis hingga matanya hanya menyisahkan garis dan wajah yang sudah baik baik saja. Ia tak menemukan luka lebam beberapa hari lalu.
Jika boleh jujur... Rain sangat merindukan anak itu. Dia sangat merindukan Lyann.
"Lyann!"
"Hai! udah siap kamu?"
"Udah, kamunya sendiri?"
"Udah dong, btw makasih ya kemaren udah ngasih tau tentang event kemah ini"
"My pleasure"
Keduanya banyak berbicara. Sesungguhnya di balik realita kedekatan mereka, ada satu orang yang benar benar tidak suka melihat hal itu.
"Mati lo Lyann habis ini!"
Batin seseorang yang sedari tadi menatap tidak suka kearah mereka.
Rain tidak terlalu bodoh untuk menyadari ada sesuatu yang aneh diantara mereka. Rain tau, orang itu... Dan mungkin setelah ini tak akan ada kata tenang selama kemah berlangsung.
"anak anak ayo semuanya berkumpul!"
Ucap salah satu guru yang merupakan pendamping kegitan kemah ini. Semua siswa akhirnya berkumpul sesuai kelompok dan bis masing masing.
Rain dan kelompoknya berada di bis satu. Dan lagi lagi dirinya harus berpisah dengan para sahabatnya. Hanya tersisa Rissa yang setia merangkulnya.
Rain menoleh ke Rissa yang berada di samping nya "Kalo kesepian yang lo khawatirin, lu bisa andalin gue, Ra!" ucap gadis itu.
Mendengar hal itu, setidaknya ia bisa sedikit lebih tenang.
Tak lama setelah itu, semua peserta dipersilahkan memasuki bis masing masing. Di dalam bis pun duduknya sudah diatur oleh pihak panitia.
Dasar sekolah kebanyakan aturan! Cuih!
Harusnya sih Rain duduk bareng Rissa ya, harusnyaaaa. Kan sesuai urut absen. Tapi...
"Jovan lu bisa minggir gak sih! Ini tempat duduk gw sama Rain!"
Jovan, anak itu hanya diam tak menggubris perkataan Rissa.
"Heh Jovan! Punya telinga gak lo, Anjing!"
"Eh Rissa udah udah... Kamu duduk aja aku bisa duduk dibelakang" ucap Rain sambil celingak celinguk mencari kursi yang masih kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDEZVOUS
Dla nastolatkówLyann hanyalah seorang anak laki laki biasa. Ia hanyalah seorang anak yang rapuh. Dibalik semua senyum yang ia pasang, semuanya tak sebanding dengan luka yang disembunyikannya. Ia tak memiliki harapan hidup selain bundanya, tapi bundanya bukan lagi...