13 : Angry? Can Not

778 94 3
                                    

Duduk sendirian memandang langit malam. Itulah yang dilakukan Jennie sekarang.

Dirundung kebingungan, itulah kondisinya sekarang.

Tadi pagi Wendy mengajaknya bertemu di cafe yang menjadi tempat andalan mereka. Katanya cafe tersebut bisa menyaingi kualitas starbacks dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Tapi bukan itu perkara utama yang membuat Jennie gundah gulana. Dikutip dari ucapan langsung sang narasumber yang tak lain dan tak bukan adalah Wendy, dia akan dijodohkan.

Bukan, dia tidak dijodohkan dengan pria tua yang kulitnya bergelambir. Dia juga tidak dijodohkan dengan Om - Om kaya raya yang kelebihan hormon, Ataupun pria yang memiliki perut buncit.

Hanbin, adalah orang yang akan dijodohkan dengannya.

Serasa ditikam Jennie hanya bisa bungkam namun jika boleh jujur dia naik pitam.

Jennie ingin marah, tapi atas dasar apa?

Status yang tersemat diantara Dia dan Hanbin hanyalah sebatas teman kerja, tidak kurang dan tidak tambah.

Tidak tahan mendengar kicauan Wendy perihal ketampanan Hanbin,  Jennie memutuskan pamit.  Dan dia masih bingung kenapa bisa semarah itu hingga memilih hengkang.

Dia tidak sedang mengalami Red Day yang datang tiap bulan tanpa diundang. Tamu tak diundang itu biasanya datang diawal bulan, tapi ini sudah dipertengahan bulan.

Tadi sepulang dari cafe Jennie langsung duduk diam di meja makan. Rose yang hari ini kedapatan masuk siang dibuat heran.

Rose hampir melempar piring dessert yang baru saja ia rampungkan ketika Jennie membanting tas keatas meja. 

Jangan diganggu, itulah yang ada dibenak Rose. Jika sudah seperti ini Jennie bisa berubah menjadi singa betina.

Berputar dikepala Jennie apa yang diucapkan Wendy pagi tadi.
"Entahlah, tapi bukankah dia akan setuju jika sudah melihatku? "

Itu benar, Jennie seakan ditampar. Kenyataan memang kejam.

Tapi sebenarnya alasan apa dibalik kemarahannya?

Apakah itu karena Wendy yang dijodohkan dengan Hanbin?
Apakah karena dia kalah telak jika dibandingkan dengan Wendy?
Ataukah karena status rekan kerja yang mengunci nya?

Itu semua benar, tapi ada satu kata yang dapat mengemas tiga alasan panjang itu menjadi singkat padat dan jelas yaitu Cemburu.

Dengan kata Cemburu semuanya menjadi jelas. Alasan naiknya tekanan darah Jennie tanpa alasan yang konkrit. Padahal dulu dia pernah divonis kurang darah.

Jennie menghela nafas.  Dia duduk memeluk kakinya diatas ranjang sambil memandangi langit. Jendela Ia biarkan terbuka, padahal udara dinginnya tidak kira-kira.

Drrttt...

Ponsel yang Ia letakkan diatas nakas bergetar. Dia mendongak untuk melihat siapa yang menelpon di jam 9 malam begini. 

"Hanbin?"

Jennie menoleh tak percaya. Itu benar-benar Hanbin. Jennie segera mengangkatnya. Entah kenapa jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

Jennie takut untuk sekedar mengucapkan 'Halo' . Kepercayaan dirinya goyah. Tapi beruntung yang menelpon berucap duluan.

"Halo Jennie, kau bisa mendengarku?"

Tak bisa dpungkiri, Jennie sedikit lega mendengar suara berat milik lawan bicaranya saat ini. Suara itu seperti obat penenang yang langsung disuntikkan ke sarafnya.

"Ya, ada apa? "
Tanya nya pelan.

"Diluar dingin sekali, tak bisakah kau buka pintunya untukku?"

Jennie terdiam sebentar. Otaknya berusaha keras mencerna ucapan Hanbin.

"Kau disini? " Jenie terlonjak. Dia loncat dari ranjang dan melihat keluar jendela. Benar, Hanbin sedang berdiri dihalaman flat nya.

Jennie melihat Hanbin mengangguk.

"Tunggu aku akan membuka pintunya" Jennie memutus sambungan teleponnya dan menaruh benda tipis tersebut diatas kasur. Baru saja Ia hendak membuka pintu kamarnya tapi dia lebih memilih memperbaiki penampilannya terlebih dulu.

Merapikan rambut, dan pakaian yang ia kenakan setelah itu segera berlari kecil kearah pintu.

                           🍁🍁🍁

Hanbin baru saja bertemu dengan pimpinan direksi untuk membahas perkembangan pembangunan yang sangat baik. Sekarang dia sedang mengendarai mobil menuju flat yang Jennie tinggali.

Dia berpikir untuk memberitau kabar gembira yang tadi diucapkan pimpinan direksi.

Ngomong-ngomong soal mobil, Hanbin menerima transferan uang dengan jumlah yang besar dari hyung nya di Korea. Abangnya itu menyuruh Hanbin untuk membeli mobil dan kebutuhan hidup yang lain. Dan dia berjanji akan mengirim uang tiap bulannya ke rekening Hanbin.

Hanbin curiga, tidak biasanya Abangnya bersikap kelewat baik begini.

Yang Ia takutkan akhirnya terjadi juga. Ketika menemui pimpinan direksi tadi, Hanbin mendapat kabar jika hyung nya itu menyetujui kontrak yang diajukan Fletcher Construction. Dan yang paling membuat Hanbin marah adalah, isi kontrak tersebut menyangkut masa kerja nya disini.

Tidak tanggung-tanggung kontrak itu mewajibkan Hanbin untuk bekerja dibawah Fletcher Construction selama 2 tahun

Sudah tiba dia didepan flat Jennie. Dia pun merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Dia segera menelpon Jennie.

Diangkat, namun dia belum berbicara.

"Halo Jennie, kau bisa mendengarku?" Hanbin membuka pembicaraan. Jeda sebentar sebelum Jennie menjawab "Ya,  ada apa?"

Akhirnya suara itu. Jujur Hanbin merindukan suara indah milik Jennie. 

"Diluar dingin sekali, tak bisakah kau buka pintunya untukku?"
Hanbin melanjutkan. Suhu disini sangat dingin. Hanbin sampai tak bisa menahan hasratnya untuk mengusap lengannya sendiri.

Kali ini jeda yang dibuat Jennie cukup lama hingga dia berkata "Kau disini?" . Ucap Jennie. Bisa Hanbin tebak jika Jennie terkejut dengan kedatangannya yang mendadak.

Suaranya terdengar sangat lucu. Hanbin tak sadar kekehan keluar dengan sendirinya dari bibirnya.

"Tunggu aku akan membuka pintunya" Itu adalah kalimat terakhir yang didengar Hanbin. Dia putuskan untuk menunggu didepan pintu.

Beberapa detik kemudian setelah Hanbin berdiri tepat didepan pintu, Jennie muncul dengan piyama hitam.

Hanbin tak bisa menahan senyuman yang terukir sempurna diwajahnya. Entah bagaimana tangannya bisa menepuk pucuk kepala Jennie. Tapi dia segera menariknya begitu tersadar. 

"Ayo masuk, temanku sedang memasak makan malam"
Pinta Jennie. Dia memiringkan badannya mempersilahkan Hanbin untuk masuk.

                            🍁🍁🍁




Gimana Coachella nya tadi 🙈
Demi kerang ajaib mereka cantik²!
Jennie unni juga aduh bajunya bikin khilaf 🙊

See you in the next chapter~

See you in the next chapter~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DESTINED AUTUMN [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang