18 : Don't worry

789 91 18
                                    

"Jennie"

Suara itu Jennie mengenalnya. Dia ingin melihat wajah pemilik suara itu, namun ia masih terlalu takut untuk menaikkan pandangannya. Dia memilih menutup matanya erat-erat.

Mimpi itu kembali mendatanginya lagi. Padahal sejak dia dekat dengan Hanbin mimpi buruk itu sudah pergi. Dia pikir jika ada Hanbin maka bunga tidurnya akan sangat indah. Jennie tidak mengerti.

Sekarang dia hanya memeluk erat kedua lututnya dengan nafas tersenggal. Beberapa detik kemudian ia merasakan kehadiran lengan kokoh melingkar di leher dan punggungnya disusul kehangatan yang menjalar.

"Tidak apa, itu hanya mimpi"

Begitu katanya.

Itu Hanbin. Saat ini Hanbin sedang memeluknya. Bahkan dia mengusap rambut Jennie dengan lembut.

Kesadaran mulai memasuki pikiran Jennie. Nafasnya sudah teratur sekarang. Dia sudah dapat berpikir jernih.

"Kau baik-baik saja?"

Hanbin melepas pelukannya dan beralih menatap lurus-lurus gadis dihadapannya. Jennie hanya memandang kebawah. Lalu telapak tangan kanan Hanbin bergerak menuju pipi Chubby Jennie.

Dalam hati dia sangat senang bisa menyentuh pipi yang sangat menggoda imannya ini. Rasanya dia ingin mencubit keras-keras, tapi dia sadar sekarang bukan situasi yang cocok.

Hanbin memajukan tangannya hingga dia dapat menyentuh telinga berjenis tidak menggantung yang dimiliki Jennie. Karena Jennie tak segera mengalihkan pandangannya dari bawah, Hanbin mengangkat dagu Jennie keatas. Memaksa Jennie untuk menatapnya.

Dia berhasil. Jennie sekarang sudah menatap kedua matanya dengan pandangan sendu. Tangan kiri Hanbin bergerak dengan sendirinya untuk kembali menarik Jennie kedalam pelukannya.

Tadi awalnya kepala Jennie tenggelam didada Hanbin. Tapi sekarang tidak. Hanbin meletakkan kepalanya dipundak Jennie, dan begitu juga Jennie yang saat ini kepalanya berada di pundak Hanbin.

"Kau menakutiku"

Ucap Hanbin pelan.

"Jangan seperti itu lagi"

Lanjut Hanbin setengah berbisik. Hanbin semakin mengeratkan pelukan, dia hanya takut kehilangan. Jennie tersenyum ringan lalu membalas pelukan.

"Aku baik-baik saja"
Sekarang giliran Jennie yang menenangkan Hanbin.

Hanbin menggerakkan kepalanya kearah leher Jennie. Dia dapat menghirup wangi sampo yang entah bagaimana bisa memiliki efek memabukkan pada Hanbin.

Hanbin melepas pelukannya dan sekali lagi menanyakan apa Jennie baik-baik saja. Yang dijawab dengan anggukan.

Mereka berdua awalnya hanya saling memandang sebelum terdengar ketukan pada pintu. Ketukan itu membuyarkan acara saling tatap yang tadi Hanbin dan Jennie adakan.

Hanbin bangkin dan membuka pintu. Ah, Hanbin lupa jika Wendy akan kembali. Dan sekarang dia sedang berdiri dengan senyuman manis didepan Hanbin. Senyumannya memang sangat manis, tapi hanya senyuman Jennie yang dapat membuat imannya goyah.

"Kau sudah baikan?"
Wendy bertanya.

"Ya, aku sudah sangat sehat sekarang"
Jawab Hanbin cepat.

"Kau tidak bohong kan?"
Wendy kembali bertanya.

"Dia baik-baik saja Wendy, ayo pulang dan biarkan Hanbin beristirahat"
Jennie menyahut pertanyaan Wendy. Dia membereskan tas dan berjalan mendekati Hanbin dan juga Wendy diambang pintu.

"Kukira kau sudah pulang, baiklah ayo aku akan mengantarmu"

Mereka berdua pun pamit. Saat Wendy memasuki mobilnya Jennie berbalik dan memberi isyarat agar Hanbin makan dan istirahat. Melihat itu Hanbin tersenyum geli. Demi apa Jennie khawatir dengannya. Entahlah dia hanya sangat senang.

Didalam mobil tidak hening. Karena dari tadi Wendy selalu mengoceh. Beruntung jarak kediaman Hanbin dan Jennie tidak jauh. Hanya memakan empat menit saja dengan kondisi jalan yang kelewat sepi.

Sebelum Jennie bergerak membuka pintu, Wendy menahan Jennie.

"Apa menurutmu Hanbin menyukaiku?" Begitu tanyanya. Jennie tiba-tiba saja merasa tekanannya naik.

"Entahlah, kenapa memangnya?"
Jawab Jennie ketus. Wendy menjeda singkat sebelum mengatakan

"Kurasa aku menyukainya" Tutur Wendy ditutup dengan senyum simpul. Jennie terdiam. Ah suhu didalam mobil kenapa bisa sepanas ini? Jennie tidak tahan

"Tanyakan saja pada Hanbin, terima kasih" Jennie segera membuka pintu mobil dan menutupnya dengan cukup keras.

Jennie lelah. Dia ingin segera istirahat, sesudah memakan masakan yang dibuat Rose tentunya. Dia tidak ingin melewatkan setiap makanan yang dibuat Rose. Ngomong-ngomong soal Rose, dia lupa memberitau jika sedari siang tadi dia berada di kediaman Hanbin. Dia pasti kena omelan singkat.

______________________________________

Ayah pulang bawa berkat,
Maaf telat

Kemaren saia sibuk dan baru bisa up sekarang :'(

Dia itu meme queen sekarang😂Suka heran ama bias sendiri,Dia diam2 gemar ngelawak lo😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia itu meme queen sekarang😂
Suka heran ama bias sendiri,
Dia diam2 gemar ngelawak lo😂

Mati lampu nyalain senter,
See you in the next chapter ~

Votement juseyo <3

🍓🍓🍓

DESTINED AUTUMN [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang