09 : Tell Us

806 100 6
                                    

Alarm dari ponsel Jennie berbunyi kencang. Tapi tidak ada tanda-tanda dari Jennie yang hendak mematikan alarm tersebut. Dia masih tertidur lelap. Lalu pintu kamarnya terbuka. Lisa yang masih menggunakan piyama bertolak pinggang dan berjalan kearah nakas disisi ranjang Jennie. Dia mematikan alarm tersebut dan melirik Jennie yang masih tertidur lelap.

Dia meloncat kearah Jennie dan memeluknya. Jennie mengerang kesakitan. Lisa memang kurus tapi tetap saja rasanya sakit.

"Lisa keluarlah" Pinta Jennie yang makin menenggelamkan kepalanya kedalam bantal. Lisa hanya diam dan mengeratkan lingkaran tangannya diperut Jennie.

Tak lama terdengar suara teriakan dari dapur. Tak lain dan tak bukan adalah Rose.

"Jika kalian tidak cepat ini akan dingin!" Katanya cepat. Jennie terduduk. Dia menyibak selimutnya dan bangkit. Lisa juga ikut terduduk. Jennie akhirnya berjalan ke dapur dengan membawa ponselnya. Lisa juga mengikutinya dari belakang.

Dimeja sudah tertata rapi sarapan yang dimasak oleh Rose. Tanpa menunggu lama mereka mulai sarapan. Diselingi berbagai tanya jawab diantara mereka bertiga.

Jennie berfokus pada benda tipis yang sedang ia genggam dengan satu tangan. Ibu jarinya terlihat lincah meng-scrool layar. Dia mendecakkan lidahnya. Rose menatapnya bingung dan meminta Jennie untuk memberitau ada masalah apa.

"Sejak Kakakku memposting foto kami berdua dan meng-tag aku, followers instaku naik 4x lipat" Jennie tertawa miris. Lisa menghentikan makannya.

"Siapa kakakmu?" Tanya Lisa. Rose juga sedang menunggu jawaban dari Jennie.

"Apa aku tidak pernah memberitau kalian?" Jennie meletakkan ponselnya sambil memandang bingung kedua teman satu flat nya itu. Rose dan Lisa otomatis menghela nafas.

"Tidak pernah" Jawab Rose. Lisa hanya mengiyakan. Gantian sekarang Jennie yang mengehela nafasnya. Dia pikir mereka sudah tau jika Kim Jisoo adalah kakak kandungnya.

"Kim Jisoo, dia seorang aktris" Lisa yang baru saja memakan buah langsung tersedak. Matanya membulat tercengang. Rose masih diam. Sepertinya Rose tidak mengenal siapa itu Kim Jisoo.

Yah itu wajar dikarenakan dia tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya keluar dari Australia atau New Zealand. Bahkan dia tidak pernah melihat Drama Korea. Selama ini dia hanya mengurusi kegiatan memasaknya saja.

"Kim Jisoo aktris hebat itu? Kau bercanda?" Lisa berteriak tepat didepan wajah Jennie. Rose yang akhirnya paham juga ikut tercengang.

Jennie hanya bisa menutup lubang telinganya menolak suara over kerasnya Lisa yang sedikit melengking.

Tanpa meminta izin Lisa mengambil ponsel Jennie dan menjelajahi isinya. Rahangnya dan Rose terjatuh. Sehingga bibir mereka membentuk huruf O yang bulat sempurna.

Jennie hanya menatap lesu mereka berdua dan melanjutkan acara sarapannya.

Itu benar jika Jennie adalah saudari dari Kim Jisoo. Nama mereka berdua sama-sama Kim. Dan tak lupa Jisoo memfollow semua akun media sosial milik Jennie. Apa yang kurang jelas dari itu?.

Ya meskipun mereka berdua tidak memiliki kemiripan dalam segi wajah dan bentuk tubuh tapi mereka sangat cocok jika disebut saudari.

Mereka berbeda lihat saja, Hidung Jisoo mancung sedangkan Jennie tidak terlalu mancung. Bibir Jisoo berbentuk hati yang menampakkan kesan imut sedangkan bibir Jennie memberikan kesan seksi. Bentuk wajah Jisoo cukup tirus sedangkan Jennie memiliki tipe wajah yang chubby. Mata Jisoo memberikan kesan kalem yang cukup dalam sedangkan milik Jennie mempunyai sorot yang tajam. Meskipun Jennie lebih tinggi dari Jisoo walau hanya 1 cm. Intinya Jisoo memberikan kesan gadis yang lemah lembut dan kalem, sedangkan Jennie memberikan kesan yang seksi dan kadang cute, bagai dunia terbalik.

"Kim Jennie!, kenapa kau baru memberitau sekarang!" Lisa meninggikan nada suaranya. Yang ditanya malah menggidikkan bahunya dan menolak untuk peduli. Menghabiskan masakan lezat Rose adalah prioritas utamanya saat ini.

"Sudah-sudah," Rose menengahi mereka berdua. Dia melanjutkan "By the way siapa laki-laki yang mengantarmu semalam?" Rampungnya.

Yang ditanyai langsung menatap lurus sekaligus tajam kearah Lisa. Salah apalagi dirinya itu.

Lisa hanya menampilkan cengiran seribu makna dan mengedipkan sebelah matanya pada Jennie yang matanya sudah berkilat-kilat.

Jennie tau, pasti Lisa yang menceritakan peristiwa semalam pada Rose. Gadis itu memang tidak bisa menjaga sedikit rahasia. Eh, tapi apakah kejadian semalam harus disebut dengan rahasia?. Pulang bersama sepulang kerja bukankah hal yang biasa terjadi?

Jennie memejamkan matanya. "Kim Hanbin, rekan kerjaku" Ucapnya acuh. Rose memperbaiki posisi duduknya. Dia mencondongkan tubuh bagian atasnya kearah Jennie. "Dia orang Korea?" Tanya-nya memastikan. Lisa diam menyimak. Dia memandangi Jennie menunggu jawaban yang jelas.

Jennie menatap Rose sekilas dan mengangguk kecil. "Oh" Itulah sebuah kata yang berhasil keluar dari bibir Lisa dan Rose diiringi anggukan.

Tak berhenti sampai disitu, Rose lagi-lagi mencondongkan tubuh bagian atasnya kearah Jennie. Dia berbicara setengah berbisik. "Apa dia tampan?" Selidik Rose. Seakan mendapatkan pencerahan Lisa juga ikut mengikuti jejak pertanyaan Rose. "Apakah dia memiliki tubuh yang ideal?"

Jennie terdiam menatap Rose dan Lisa bergantian. Garpu yang ia pegang dengan jemari tangan kanan berhenti bergerak.

"Sejak kapan kalian menjadi wartawan?" Balasan dari Jennie yang  memiliki makna yang sangat tajam membuat Rose dan Lisa kembali ke postur tegaknya semula. Mereka berdua kembali memegang garpu masing-masing. Seakan tidak terjadi apapun mereka berdua lanjut memakan sarapannya.

Jennie yang melihat tingkah laku teman flat nya menghela nafas dan memejamkan mata sebentar.

"Weekend nanti aku akan pergi ke taman bersamanya"

"Apa!" Rose dan Lisa serentak berteriak. Jennie refleks memundurkan badannya dan menutup telinga. Gabungan suara Rose dan Lisa jika berteriak cukup untuk membuat telingamu berdengung.

Jennie menatap bingung dua temannya yang serempak berdiri. Apakah salah jika dia pergi ke taman? Bukankah semua orang melakukannya?

🍁🍁🍁

______________________________________

Mencinta dan dicinta,
Aku lebih memilih mencinta, karena aku ingin merasakan manisnya rasa pendekatan
Meskipun ada kemungkinan
Cintaku tidak terbalaskan

🍓

Sekian dari saya
Adeknya Jennie😉

See you in the next chapter^^

Votement Juseyo~

DESTINED AUTUMN [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang