06 : She Is Wendy

1K 107 2
                                    




Jennie semakin meringis karena perutnya yang sedari tadi memberontak. Semakin ia lewat didepan rumah makan dan cafe perutnya semakin kencang berbunyi. Sekarang sudah jam makan siang. Niatnya dia ingin pergi makan tapi batal karena ingat jika Wendy memintanya untuk bertemu di taman. Aneh, membicarakan pekerjaan kenapa harus di taman? Apa tidak ada tempat lain.



Hingga akhirnya Jennie tiba ditaman, kepalanya berputar kesana kemari. Matanya yang tajam juga bergulir menelusuri setiap sudut taman. Dia melihatnya, orang yang memintanya kemari sedang duduk dibawah pohon dengan sandwhich ditangan. Tanpa menunggu Jennie segera berlari kecil kearah temannya yang sibuk membolak-balik tabloid. Jennie menyerukan nama temannya dilanjut dengan lambaian tangan. Rambutnya yang dikuncir kuda juga bergerak seirama.


"Jennie-ya, bagaimana kabarmu?" Tanya Wendy yang langsung berdiri ketika menyadari keberadaan Jennie. Dia segera memeluk erat Jennie yang dianggapnya sebagai sahabat.

"Aku baik, bagaimana dengan tur bisnismu?" Respon Jennie. Mereka segera duduk bersama. Tangan mereka saling bertaut. Mata Wendy berbinar karena sudah lama dia tak melihat Jennie.

"Cukup lancar, bagaimana dengan pekerjaan yang kuserahkan padamu?" Wendy balik bertanya. Jennie mengangguk dan menampakkan senyum paksanya.


Pagi ini dia bangun telat dan akibatnya dia ketinggalan bis. Lalu dikantor sekretaris bosnya segera menegur sikap tidak disiplin yang Jennie lakukan. Ya semua itu karena pekerjaan yang dibebankan Wendy padanya. Mungkin itu juga salah Jennie karena sering menunda untuk mengerjakannya.


Sudahlah yang terpenting sekarang, pekerjaan itu telah rampung dan perutnya semakin sakit dirasa. Jennie menatap potongan sandwhich terakhir yang masuk dengan sempurna kedalam mulut Wendy. Jennie hanya bisa menelan salivanya

Ah miris sekali rutinitasnya ini. Untuk makan dengan tenang saja sulit. Ketika Jennie bertanya pada Wendy apakah dia masih punya sandwhich lainnya namun jawabannya 'tidak' yang segera mengahancurkan mood Jennie yang memang sudah hancur sejak pagi.


Karena terlalu lama dengan tur bisnis yang dijalani Wendy, dia merasa sangat rindu dengan Jennie. Hingga tanpa disadari waktu istirahat jennie yang dimulai dari jam 12 siang hingga jam 1 siang habis hanya dengan membicarakan topik-topik yang tidak penting.

Jennie menengok arloji yang terikat dipergelangan tangan kirinya dan merengut. Sudah hampir jam 1, dia harus segera pergi jika tidak ingin kena teguran lagi.

Jennie menghela nafas dan beralih menatap Wendy yang melihatnya bingung.

"Aku harus pergi sekarang, hubungi lewat Media sosial saja jika ada perlu" Tutur Jennie yang langsung berdiri dan berpamitan seadanya pada Wendy. Toh lagipula mereka dapat bertemu kapan saja. Saat ini ada yang lebih penting dari mendengar curahan hati seorang Wendy yang mungkin tidak ada habisnya. Mengingat Wendy adalah seorang Ekstrovert kelas atas dilengkapi dengan sikapnya yang cerewet membuat dia menjadi pembicara yang handal dan sulit untuk dipotong.

Wendy adalah anak dari seorang pengusaha kaya raya di New Zealand. Ayahnya cukup berkuasa. Banyak cabang yang dimiliki. Keinginannya untuk melihat Wendy sebagai seorang Bos wanita yang cantik dan pandai seakan sudah membatu didalam otaknya. Atau bisa dibilang keinginan itu tidak akan pernah bisa hilang dari pikiran Ayahnya. Dan alhasil kini Wendy terpaksa untuk sering mengikuti kegiatan Ayahnya.

Jujur dia jenuh. Melihat berbagai macam berkas, menandatanganinya, memikirkan strategi itu bukanlah keahlian Wendy. Dusta jika dia bilang tidak ingin untuk hanya bersenang-senang dan menghabiskan uang dalam hal style&fashion. Dia muak jika harus selalu duduk diruangan tertutup ditemani kertas-kertas yang menggunung. Dan dia juga lelah jika harus terus menerus menatap layar biru yang lama kelamaan dapat mengikis keakuratan matanya.

Wendy hanya ingin bersenang-senang dan menikmati hidup. Namun kita semua tau, jika semua hal tidak terjadi sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Dan beginilah hasilnya. Wendy hanya pasrah megikuti kemauan Ayahnya yang masih berhak penuh atas dirinya.








🍁🍁🍁








_____________________________________

Maybe you really want A but sorry God wants you to get B


-Len, adeknya Jennie🍓

🍓🍓🍓




See you in the next chapter^^
Maap klo pendek

Votement juseyo~

DESTINED AUTUMN [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang