04 : Together

1.1K 142 10
                                    

“Mulai hari ini kalian akan bekerja bersama”  Kata pria paruh baya yang merupakan pemimpin dari Fletcher Construction kepada kedua insan di depannya. Yang perempuan hanya bisa menangguk dan tersenyum patuh pada Pria itu. Sedangkan yang Laki-laki sedari tadi berusaha keras untuk mencuri pandang dari sudut matanya yang sipit. Gadis itu rupanya sudah merenggut semua attention si Laki-laki.

“Bagaimana menurutmu Hanbin?” Tanya Pria paruh baya yang duduk manis di depannya. Dia masih setia memamerkan deretan giginya.





🍁🍁🍁




“Bagus sekali!” Kata Hanbin cepat. Matanya tak lepas memandang indahnya jalanan kota Auckland pada malam hari. Jennie yang duduk di sebelahnya seakan tidak mendengar dan lebih fokus pada benda persegi panjang tipis yang ia genggam sejak tadi. Entah apa yang dilihatnya, namun yang jelas dia tidak mempedulikan sekitarnya untuk saat ini. Termasuk Hanbin yang bertingkah seperti anak kampung yang baru melihat suasana kota metropolitan.

30 menit lalu

Hanbin meletakkan safety helmet nya di tempat khusus yang sudah disediakan perusahaan. Jennie, gadis disisinya itu juga meletakan safety helmet yang sedari tadi ia pakai demi keselamatan dirinya sendiri.

Hanbin melirik dari sudut matanya yang sipit.
“Kerja yang bagus” Tutur Hanbin pelan dengan suara beratnya yang terdengar sangat menenangkan untuk didengar wanita mana pun.

Jennie menoleh ke kiri, kanan, depan, dan belakang. Tidak ada orang. Lalu siapa orang yang Hanbin ajak bicara?, apakah Laki-laki yang bekerja sama dengannya baru saja mengajaknya berbicara?.

Jennie menunjuk dirinya sendiri. Hanbin mengangguk dan tersenyum heran. Jennie tersenyum kaku untuk menanggapi ucapan Hanbin.

Lagi-lagi dia mencuri pandang. Dilihatnya Jennie sedang melepas rompi keselamatan. Hanbin baru sadar jika Jennie menggulung rambutnya tinggi hingga menampakkan leher jenjang miliknya yang mulus. Hanbin segera mengalihkan pandangan. Sedetik kemudian dia menggeleng cepat lalu menarik nafas panjang. Hanbin berbalik dan berkata

“Ini sudah larut apa-“ Ucapannya terhenti. Jennie yang terkejut mundur selangkah. Dia meremas lengannya sendiri. Hal yang cukup aneh. Hanbin merasa jika dia berbicara dengan pelan, lalu kenapa dia bisa sekaget itu? .

Lagi-lagi tatapan itu,

“Aku hanya ingin bilang jika ini sudah larut sebaiknya aku menemanimu pu-“.

“Tidak,” Jennie memotong cepat. Dia melanjutkan “Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri” Lanjutnya cepat. Dia segera mengemasi barang-barang dan pergi meninggalkan Hanbin sendiri.

Hanbin masih mematung. Dia bingung. Tentu saja dia bingung, coba tempatkan dirimu diposisi Hanbin, menurutmu dia harus bagaimana?

Lima detik kemudian dia tersadar.

“Aneh”. Gumamnya singkat. Hanbin langsung saja merapikan barang bawaannya dan segera meninggalkan gedung tempatnya kerja yang sudah bisa dibilang sangat sepi.

Dia berjalan santai keluar halaman parkir perusahaan dengan earphone yang terpasang. Hei tunggu, apakah dimalam hari begini masih ada Bus?

Bodoh sekali Hanbin

Hanbin mengusap kasar rambutnya dan melihat sekitar. Halaman parkir benar-benar kosong, tidak ada satu pun orang yang bisa dimintai tolong untuk mengantarnya.

Lalu matanya terkunci pada sosok dari kejauhan. Dia mengenal punggung itu. Tanpa Hanbin sadari kakinya berjalan begitu saja kearah sosok tersebut. Dan entah mengapa sudut bibirnya tertarik sedikit.

“Dimana dia, kenapa teleponku tidak diangkat?” Omel Jennie. Hanbin dapat mendengar itu, karena posisinya yang sudah sangat dekat dengan Jennie. Sudut bibirnya semakin tertarik mendekat ke telinga seiring dia semakin bisa dengan jelas mendengar suara Jennie yang sedang kesal.

“Belum pulang?” Ucap Hanbin pelan. Jennie terlonjak kaget. Raut wajah Hanbin yang awalnya terlihat senang berubah gelap. Alisnya bertaut. Jennie dengan cepat mundur selangkah dan menggeleng untuk menjawab pertanyaan Hanbin.

Ada apa dengan gadis ini? Apakah aku sangat bau?

Konyol!. Tidak mungkin, sebelum keluar tadi dia sempat
menyemprotkan parfum kesayangannya yang sejauh ini dapat menghipnotis setiap wanita yang dilewatinya.

Sudahlah untuk saat ini yang paling penting adalah dia bisa pulang dan istirahat. Tubuhnya sudah rindu berat dengan tekstur empuk dan halus kasur yang berdiam di dalam kamar Hanbin.

Hanbin melihat Taksi dari kejauhan!. Entah ini keburuntungan macam apa. Dia segera memberhentikan Taksi tersebut. Hanbin segera membuka pintu dan masuk. Dilihatnya sebentar Jennie yang tadi sempat curi pandang pada dirinya. Hanbin terkekeh.

Dengan cepat dia menarik tangan Jennie yang membuatnya terduduk disisi Hanbin. Semacam adegan Heroik di drama Korea. Beruntung kepala Jennie tidak terbentur, jika tidak itu tentu sangat sakit dan yang pasti sangat memalukan.

Jennie yang masih terkejut hanya bisa menatap Hanbin nanar.

“Ini sudah larut, aku bukan tipe Pria yang tega meninggalkan wanita sendirian di tempat sepi seperti ini”.
Kata Hanbin. Entah kenapa dia tidak berani menatap wajah itu. Wajah yang saat ini menatapnya lekat-lekat.


🍁🍁🍁

Lagi-lagi tatapan mata yang sama, tingkah lakunya itu,... sangat aneh. Sebenarnya ada apa dengan dirinya?




By : K

______________________________________

Hayo pasti ada yang pernah ngalamin kejedot pintu mobil/angkot kan🌚

📌Terbuka untuk kritik dan saran yang membangun

Votement juseyo~~

DESTINED AUTUMN [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang