•Flashback kania•

1.3K 46 0
                                    

   Aku berada di masjid sekarang, karena aku sedang mencari dana untuk panti asuhan darma kasih bersama timku dikampusku.

   Ketika aku ingin keluar dari area masjid untuk mengambil wudhu karena adzan sudah berkumandang, kemudian aku tidak sengaja menabrak seorang pria tinggi, kulitnya yang bersih, dan wajahnya yang bersinar. 

   "Aduh maaf akhi, aku tidak sengaja" kataku spontan saat aku tidak sengaja menabraknya.

   "Ya" jawabnya dingin sambil memalingkan wajahnya kearah lain.

    Aku melihatnya ia pun langsung masuk kedalam tempat wudhu pria, kemudian aku pun kembali menggambil wudhu diarea khusus perempuan.

   Setelah berwudhu kemudian aku masuk kedalam masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah, setelah shalat berjamaah dilakukan kemudian aku berdoa kepada Yang Maha Kuasa karena sejak tadi menabraknya perasaanku tiba-tiba saja menjadi gemetar akan kehadirannya
 
   Seusai kulipat mukenahku dan memasukannya ketasku aku melanjutkan aktifitasku mencari dana untuk anak panti asuhan. Ketika aku mulai beranjak untuk pergi tiba-tiba aku mendengar seseorang pria mengaji dengan suara merdunya membaca Al-Qur'an sedangkan yang lain ada yang berdzikir sendiri dan ada juga yang pulang dan berdo'a lagi kepada Rabb-nya.

    Aku  kemudian tersenyum sebentar kearahnya dan kembali menundukkan pandangannya dan pergi keluar pintu masjid itu.

   Lantas saat aku beristighfar dalam hati dan melanjutkan perjalananku kejalan raya untuk terus mencari dana targetku sekarang berada di pinggir-pinggir jalan.

💮💮💮

    Sekarang waktu menunjukkan sore hari dan aku berada dilampu merah, karena tidak terlalu panas aku melanjutkan aktifitasku untuk terus mencari dana untuk anak yatim piatu.

   Sejak aku keliling daerah kompleks, banyak orang yang tidak percaya akhirnya aku memilih kembali dijalan raya kembali bersama tim-tim lainnya.

   Lantas ketika aku berada di pinggir jalan, tanpa melihat ke arah kiri dengan terus berjalan dan ketika menyeberang kearah sebelah dan akhirnya aku ditabrak oleh mobil putih lantas merengeh kesakitan karena tanganku sedikit luka dan melihat pria itu membuka pintu mobil dan keluar menanyakan keadaanku "astagfirullahaladzim Ukhti tidak apa-apa" katanya dengan nada panik.

   Lagi-lagi takdir mempertemukanku dengannya "aduh, aku tidak apa-apa akhi" kataku dan meneloh kearahnya.

   "Kamu" kaget kita bersamaan.

   "Saya minta maaf atas kejadian insiden ini, tadi saya hendak mau menaruh telpon tanpa melihat kearah ukhti, terus saya juga minta maaf karena saya tangan Ukhti jadi terluka sekali lagi saya minta maaf Ukhti, dan untuk kejadian kemarin di masjid saya juga minta maaf sudah menabrak Ukhti" katanya penuh harapan, sepertinya ia ingin dimaafkan.

   "Oh, tidak apa-apa kog akhi, ini sudah takdir dari Allah, ini juga lukanya gak terlalu besar kog cuma lecet saja" timpalku yang menampilkan wajah teduhku, lantas tersenyum dan kembali menundukkan pandanganku.

   "Apa perlu saya bawak kerumah sakit Ukhti?" Tanyanya dengan nada khawatir.

   "Tidak perlu akhi aku bisa obati sendiri kog"  sambil memegang tanganku yang luka.

   "Akhi punya air bersih dan obat merah?"

   "Ada kog, bentar saya ambil didalam mobil" pria itu langsung mengambil air dan obat merah didalam mobil dan menutup pintu mobil tersebut.

   Lantas memberikan obat merah dan air itu kepadaku"ini Ukhti" .

   "Oh, ya makasih" lantas aku membersihkan lukaku dengan air, setalah kering ia memberikan obat merah kepada lukaku.

   "Auw" kataku meringis kesakitan.

   Reflek pria tersebut langsung bertanya "ukhti tidak apa-apa?"

   Ketika itu juga aku menjawab dengan senyumku sambil berkata sesuatu.

   "Tidak apa-apa kog, yasudah ini obat nya, makasih juga sudah mau menolong aku, kalau begitu aku pamit pulang dulu, Assalamualaikum" sambil ingin beranjak pergi.

   Lantas pria itu mulai berbicara "tunggu ukhti" cegah pria itu sebelum aku benar-benar pergi.

   "Bagaimana kalau saya antar pulang ukhti, sebentar lagi akan adzan Maghrib ukhti, sekaligus bentuk rasa minta maaf saya, ukhti saya antar pulang"ucapnya dengan tenang, tetapi sebenarnya ada rasa gugup pada dirimu saat mengajak diriku pulang.

   "Tidak usah, akhi merepotkan kita juga bukan mahram gak baik juga berdua-duaan dalam mobil"  cegahku lagi.

   "Tenang ukhti, untuk bisa jaga jarak ukhti duduk dibelakang saja, bagaimana?" Ucap pria itu meyakinkanku karena tampaknya dirinya takut kalau aku tambah tambah terluka karenanya, padahal aku cuma luka sedikit.

   "Baiklah" ucapku tertunduk.

   Ia aku kagum terhadap dirinya karena seberapun ia berbicara kepada lawan jenisnya ia tetap saja bisa menjaga pandangannya.

   "Mari" Ucapnya mempersilahkan naik di bagian belakang terlebih dahulu, lalu pria itu mulai menyalakan mobilnya.

   Mobilpun melaju dengan kecepatan sedang, tidak ada perbincangan diantara kita selepas kejadian tadi siang, hanya perbincangan mengenai alamat rumahnya.

   "Belok kiri akhi, iya itu disana rumahku" kemudian, pria itu mengarahkan mobilnya kearah kiri dan berhenti dirumah besar bernuansa biru muda.

   "Aku turun dulu, terimakasih akhi sudah mau mengantar aku sampai rumah, assalamualaikum" pamitku pulang.

    Lalu pria itu menoleh kebelakang "iya ukhti, Wa'alaikumussalam" ucapnya dan kami sama-sama tersenyum lalu kembali kepadangan awal.

   Setelah itu aku benar-benar turun dan masuk kedalam rumahku, diapun melajukan mobilnya.

   Lalu saat aku masuk rumah, aku berpikir tidak perlu menceritakan kepada kedua orang tuaku, dengan bercerita pasti mereka akan khawatir mendengarnya.

   "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh'' sapaku sambil mencari keberadaan mereka.

   "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, eh nak dah pulang gimana acaranya lancar?" Tanya mereka.

   "Alhamdulillah lancar bah, mi, dan ini dananya udah terkumpul dan nanti malam akan ke panti untuk memberikan dananya.

   Aku pun langsung masuk kekamar untuk langsung mandi dan sholat Maghrib.

   Malam ini aku berada di rumah panti asuhan bersama timku dan juga sahabatku Kila.

   "Kania maafin aku iya kan, aku gak tau kalau kamu tabrakan tadi kita kan tadi mencar posisinya" gerutunya, dan tampaknya wajahnya ingin menangis.

   "Udah udah gak papa loh, aku baik baik saja, oh ya gimana uangnya sudah dikumpulkan semua?" Tanyaku kepada Kania.

   "Iya Alhamdulillah, sudah, eh eh ibunya dan anak anak yatim-piatunya keluar" katanya lantas beranjak pergi meninggalkanku.

  "Assalamu'alaikum Bu" kata kami seperempak.

  "Wa'alaikumussalam" kata mereka kompak.

  "Kakak" kata mereka berhamburan lantas menyium tangan kami sambil memeluk kami semua.

   "Mari masuk" kami pun masuk kedalam panti.

   "Begini buk, kami kesini menyumbangkan dana dari kami dan juga masyarakat sekitar untuk keperluan anak anak disini" kataku

  "Alhamdulillah, makasih banyak nak semoga amal ibadah kalian dan semua orang yang turut menyumbang sumbangan ini, kami terima dengan baik" kata ibu panti tersebut.

   "Yasudah buk saya pamit pulang terlebih dahulu, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapku dan berakhir salam dari kami semua.

   "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh nak" kami pun beranjak pergi dari sana.

...
  
_mahiraasri (jangan lupa follow akun wattpad saya , dan ig)
Yuk follow ig : asri.nnn_

Kerasnya Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang