Paket

6 2 0
                                    

Aretta memencet bel rumah beberapa kali, ketika ingin kembali memencet bel suara pintu terbuka

"Assalamualaikum Mi" ucap Aretta sambil mencium punggung tangan Sonya

"Waalaikumssalam sayang, ayo masuk. Kamu udah makan belum? "

"udah kok Mi, Tata mau langsung naik ke atas aja"

Sonya mengelus puncak kepala Aretta lembut "yaudah sayang, cuci kaki kamu dan langsung tidur"

"siapp bos"

Aretta menaiki anak tangga menuju kamarnya, membuka pintu kamar dan melihat sepupunya sedang bermain ponsel

"kamu darimana Ta? Kakak pulang kuliah kok kamu ngga dirumah? "

"Tata jalan sama temen kak, nih sekalian beli baju" Aretta mengangkat paper bag di tangannya

"coba liat"

Aretta berjalan mendekati Indy, kemudian menyerahkan paper bag tersebut kepada sepupunya itu

Indy menautkan alisnya, dia bingung dengan apa yang dilihatnya. Rok, sweater, pansus? Ini bukan Aretta sekali

"kamu yakin ini punya kamu? Ngga tertukar kan? "

Aretta menggeleng pelan menjawab pertanyaan Indy

"tumben"

Aretta menunjukkan deretan gigi putihnya mengerti jalan percakapan yang Indy berikan

"biasa kak teman aku jail beliin aku yang begituan"

"bagus dong biar kamu ada perubahannya, jangan kaya preman pasar mulu"

Aretta mengerucutkan bibirnya ketika Indy menyebutnya preman pasar yang membuat Indy terkekeh melihat ekspresi Aretta saat ini

"yaudah gih kamu bersih bersih dulu"

"yaudah deh aku ke kamar mandi dulu"

Setelah beberapa menit lamanya Aretta membersihkan diri, Aretta turun untuk makan malam bersama. Sonya mendekat ke arah meja makan setelah menjumpai tamu yaitu tukang paket.

"paket untuk siapa mi?"

"untuk kamu nih"

Aretta mengernyit bingung, dia menerima paket tersebut dan melihat namanya terpampang besar di sana.

"yaudah nanti aja kamu bukanya di kamar, sekarang kita makan dulu ya"

Aretta mengangguk dan duduk bersama untuk makan malam.

Setelah selesai makan malam, Aretta memasuki kamar dengan paket di tangannya. Tangannya begitu antusias membuka paket tersebut. Bahkan bentuk bungkusannya sudah tidak berbentuk lagi.

"novel? "

Aretta bertanya kepada dirinya sendiri, memang benar itu adalah novel. bahkan novel yang sangat dicari oleh Aretta,wanita cantik itu semakin penasaran siapa yang memberi novel kesukaannya ini.

"eh ada suratnya juga"

Aretta mulai membuka amplop berwarna coklat muda itu, matanya menyusuri setiap kata yang tertulis pada surat. Seulas senyum bertengger manis di bibir gadis tomboy itu.

"ada ada aja deh" ucapnya sambil tertawa pelan.

**

Aretta memasuki kelasnya,dan terlihat kini teman temannya sedang sibuk menyalin PR yang sudah diyakini adalah tugas matematika wajib dari pak Sutisno.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang