Senior!

5 2 0
                                    

Aretta berjalan menuju kantin sendirian, hatinya masih kesal dengan Putra yang meninggalkannya sendirian di ruang guru. Sebelum pergi ke kantin,Aretta disuruh salah guru untuk mengantarkan buku catatan di kelas XII-IPA 2.

Aretta berjalan menyusuri koridor kelas 12,banyak mata yang melirik bahkan ada yang berbisik bisik dengan jelas ketika Aretta berjalan di jalan tersebut.

'berani banget junior lewat sini'

'nyawanya ada sembilan kali ya, makanya berani lewat'

Masih banyak lagi kalimat yang terlontar di mulut siswa siswi kelas 12. Aretta mengacuhkan semua itu, dan dengan percaya dirinya dia mengangkat kepalanya tanpa rasa takut.

"lo junior kan? "

Tiba tiba dari arah belakang pundak Aretta ditarik oleh salah satu senior perempuannya. Tarikan tersebut adalah tarikan kasar yang diberikan wanita bernama Yolanda itu.

"ada apa ya kak"

Yolanda mendecih ketika Aretta bertanya seperti itu kepada dirinya.

"lo tau ini kawasan senior kan"

"iya gue tau"

Lagi dan lagi jawaban Aretta semakin meyulut emosi Yolanda. Bukan hanya suaranya saja yang sinis,mimik wajah Aretta pun tidak menunjukkan raut takut sedikitpun.

"seharusnya lo banyain nunduk, jangan angkat dagu lo tinggi tinggi ke atas!" ucap Yolanda tanpa basa basi.

Aretta tertawa ringan mendegar ucapan dari seniornya itu, tawanya pun berhenti ketika ia mengatakan "kalo gue nunduk, gue bisa kesandung"

Seketika wajah Yolanda memerah menahan amarah, tangannya terkepal kuat.

"lo berani banget ya" tangan Yolanda terulur ingin menjambak rambut Aretta

Tangan itu berhasil dicekal oleh Aretta, gadis itu mencengkram lengan seniornya dengan kuat. "bangga banget lo kak jadi senior yang ngga bisa kasih contoh baik ke junior junior lo" sarkas Aretta cepat.

"lo nyolot bener deh jadi adik kelas"

"makasih atas pujian, yah this is me"

Aretta menghempaskan tangan Yolanda kasar dan gadis itu melanjutkan perjalanannya mengantarkan buku suruhan guru.

Sampainya di depan pintu kelas XII-IPA 2 Aretta mengetuk pintu ruangan tersebut.

"permisi kak, ini ada buku catatan dari pak Anto"

Salah satu senior cantik tersenyum ramah sambil mengambil alih buku itu dari tangan Aretta kemudian ke dekapannya.

"oh iya kakak lupa ngambilnya, makasih ya"

"iya kak sama sama, kalau gitu aku permisi ya kak"

Aretta sangat sopan di hadapan wanita itu, panggilannya juga menggunakan kata aku . Dibanding kepada Yolanda tadi dia lebih kasar.

"tunggu dulu, nama kamu siapa? "

Aretta membalikkan tubuhnya kembali menghadap seniornya itu.

"Aretta kak, Aretta Starvia"

"kenalin, Susiana Dewi" wanita bernama Susi itu mengulurkan tangannya

Aretta yang mengerti pun langsung menjabat uluran tangan wanita tersebut.

"yaudah kalau gitu aku pamit ya kak"

"iya Retta"

Aretta melewati kelas XII-IPA 1 yang bersebelahan dengan kelas seniornya yang bernama Susi tadi. Dia melihat ada seseorang keluar dari kelas itu untuk membuang sampah. Lelaki itu terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"hai kak Sean"

"ngapai? "

"eh apa kak?"

Sean memutar bola matanya malas "lo ngapai disini? "

"ntu habis antar buku kak Susi " ucap Aretta sambil menunjuk arah kelas Susi

Sean hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti hal itu membuat Aretta semakin gemas melihat sikapnya yang dingin itu. Sean kembali masuk ke kelasnya tanpa mengucapkan apapun kepada Aretta.

"cihh senior aneh" ejek Aretta pelan

Aretta melanjutkan perjalanannya menuju kantin, tiba tiba tangannya ditarik kasar oleh Yolanda.

"ih apaan sih, lepas ngga! "

"kalau gue ngga mau gimana?"

Aretta terus meronta ingin dilepaskan namun, Yolanda menarik Aretta ke belakang sekolah yang cukup sepi. Kini berdirilah Yolanda and the geng di hadapan Aretta.

"lo harus bayar kesalahan lo tadi"

"hei senior bangsat! Gue ngga salah apa apa"

"apa lo bilang! " teriak Yolanda yang tidak terima dengan perkataan Aretta barusan.

"B A N G S A T bangsat! " eja Aretta perlahan dan itu sangat menusuk.

Yolanda memberi instruksi kepada antek anteknya untuk memegangi Aretta di sisi kanan dan kirinya.

"eh mau apa kalian"

Yolanda berjalan mendekat dan tangannya ingin membuka satu per satu kancing baju Aretta.

"mau buat lo dipertontonkan biar lo malu"

"anjir lepasin gue" teriak Aretta sambil memberontak ingin terlepas

Satu kancing lolos dan itu membuat Aretta marah, dua kancing akhirnya lolos menampakkan kaos dalamnya yang berwarna putih.

"berhenti! "

Sontak mereka semua melihat sumber suara, dan mereka sangat terkejut mendapati Sean dengan tatapan amarahnya berjalan mendekat.

"eh Sean, ini bukan seperti yang lo pikirin kok"

Sean menatap Yolanda tajam "jadi? "

"em itu aku cuma mau kasih junior ini pelajaran aja kok"

Sean mendekat dan berdiri di depan Yolanda, wanita yang ditatap Sean meneguk ludahnya dengan susah payah.

"ngga bisa kasih pelajaran lain? Matematika atau bahasa inggris?"

"eh"

"ini udah pelecehan seksual, kalian mau gue laporin ke polisi?"

Semua terkesiap mendengar kalimat panjang yang terucap dari bibir Sean. Mereka tidak menyangka hanya karena ingin membantu Aretta, Sean mengucapkan kalimat panjang dari mulutnya.

"jangan dong Sean, kita salah. Yaudah guys ayo balik"

Yolanda dan kedua temannya pergi meninggalkan Sean dan Aretta. Aretta hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.

"lo ngga papa?"

Diam, tidak ada suara Aretta yang bawel terdengar di telinga Sean saat ini.

"lo denger gue ngga? " Sean mengguncang pundak Aretta.

"hah iya kak"

Sean melihat kancing baju Aretta terbuka, tangannya terulur memasukkan kancing itu kembali pada tempatnya. Tetapi wajahnya ia palingkan ke arah lain.

"gue balik"

Aretta menahan kepergian Sean

"makasih ya kak"

Sean hanya mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan Aretta. Aretta juga berjalan menuju kelasnya, selera makannya tiba tiba menghilang mengingat kejadian tadi.

"senior bangsat! " geram Aretta di sepanjang jalan menuju kelasnya.

Gimana? Seru ngga? Sweet ngga Seannya? Semoga iya deh. Maaf jika ada typo, jangan lupa vote dan coment nya.

afr_sbrh❤

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang