Aneh

10 2 0
                                    

Aretta menyusun semua peralatan tulisnya ke dalam tas, Syasa yang melakukan hal yang sama mengajak Aretta untuk kerja kelompok.

"Ta kita hari ini buat tugas ekonomi yang kemarin"

"lah kok baru bilang sekarang? "

"biasa si Sherly besok sok sibuk, ya diganti hari ini deh"

Aretta menghela napasnya pelan "yaudah deh gue nelpon Mami dulu, minta izin"

"oke deh"

Aretta keluar untuk mencari sinyal karena ketika dia hendak menelepon Sonya, tidak dapat tersambung.

Karena terlalu jauh berjalan sambil mengangkat ponselnya ke atas, Aretta menabrak seseorang di depannya.

"yah HP gue"

"eh sorry gue ngga sengaja nabrak lo"

Aretta seperti mengenal suara lelaki yang menabraknya itu, kemudian dia mengangkat kepalanya. Dan benar saja dia adalah Sean.

Tangan Sean terulur untuk membantu Aretta berdiri. Aretta terdiam sebentar merasa aneh dengan perlakuan Sean kepadanya.

"lo bisa bangkit? Ayo gue bantu"

"eh iya kak" ucap Aretta sambil menerima uluran tangan Sean.

Aretta mengecek keadaan ponselnya, dan naasnya ponselnya tidak menampakkan tanda tanda kehidupan. Hanya layar hitam gelap yang terlihat di ponsel Aretta.

"aduh gara gara gue ya? Lo butuh buat apa tadi? "

Aretta semakin bingung dengan perlakuan Sean hari ini. Dia bergelut dengan pikirannya sendiri sampai lelaki yang berada di depannya melambaikan tangannya cepat di hadapan Aretta.

"oh iya kak, aku mau telepon mami tadi"

"yaudah nih pakek HP gue aja dulu"

"ngga salah denger gue nih? "

"pakek aja, ada pulsanya kok" sambung Sean dengan sedikit tertawa.

Aretta ikut tersenyum melihat Sean tertawa untuk pertama kali di hadapannya,terlihat lebih tampan jika lelaki itu tersenyum.

Aretta menerima ponsel tersebut kemudian mengetikkan nomor yang akan dituju.

Selesai menelepon Aretta mengembalikan ponsel tersebut kepada empunya.

"thanks ya kak"

Sean mengangguk sambil tersenyum. Senyum yang sangat jarang dilihat oleh penghuni sekolah ini.

"nama lo siapa? "

"eh"

Aretta terkejut bukan main, baru kali ini Sean menanyakan namanya. Apa yang terjadi dengan Sean hari ini? Lelaki itu membantu Aretta dari senior yang menyerangnya, kali ini berbincang panjang dengannya, bahkan sekarang dia menanyakan nama Aretta.

"gue ngga boleh tau ya? "

"boleh kok kak, nama gue Aretta Starvia"

"bagus nama lo,gue panggil Retta boleh kan? "

"boleh kak" ucap Aretta sambil tersenyum sopan.

"yaudah kalau gitu gue balik duluan ya"

"oh iya kak hati hati"

"siap"

Sean beranjak pergi dari hadapan Aretta. Setelah punggung Sean sudah tidak terlihat lagi, Aretta memasang wajah yang super duper bingung.

"aneh banget sih tuh cowok, sedikit dikit dingin banget kayak orang mati. Sekarang humble banget kayak orang udah kenal lama"

Aretta berbicara sendiri di lorong yang memang sudah sepi semenjak 30 menit lalu bel pulang berbunyi.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang