Part 1

18K 315 13
                                    

Pagi ini Annisa sangat tergesa-gesa menuju kampus setelah menyiapkan sekotak makanan yang akan dibawanya untuk diberikan kepada seseorang.

"Sa, kamu sudah mau berangkat?" Tanya Syifa seorang teman kosnya.

"Iya Syif, sudah telat. Aku berangkat dulu ya.Assalamuallaikum." Sambil tergesa-gesa membawa buku dan sekotak nasi yang telah dia siapkan.

"Hati-hati ya, wa'allaikumsalam." Teriak Erika, dan Syifa dari dalam kamar kost.

Baru saja ketika dia keluar, di depan gerbang kos, telah ada seseorang laki-laki yang sedang berdiri, menunggunya di depan.

"Assalamuallaikum Annisa ." Salam Doni, sambil tersenyum.

"Wa'allaikumsalam. Kak Doni ada apa pagi seperti ini sudah disini?"

"Aku tadi kebetulan lewat, karena ingat kamu hari ini juga ada jadwal kekampus pagi, jadi aku bermaksud mengajak kamu berangkat bersama. Bagaimana?" Dengan nada malu Doni menungkapkan maksudnya itu.

"Maaf Kak, bukan Annisa menolak, hanya saja Annisa sedang ada urusan, tidak langsung kekampus." Jawabnya dengan sopan.

"Aku bisa antar kok sekalian. Memang urusannya dimana?"

"Tidak perlu repot-repot kak. Terimakasih kak Doni sudah bermaksud baik, hanya saja urusanku ini privasi. Maaf sekali kak." Jawabnya dengan nada menolak sopan.

"Iya deh, kamu hati-hati di jalan." Nada kecewa Doni yang memang sudah sengaja menunggu Annisa agar mampu berangkat ke kampus bersama.

Doni memang telah lama menyukai Annisa, mungkin karena Annisa berbeda dengan wanita yang selama ini dia temui. Doni selalu berhasil membuat semua perempuan memuja dirinya. Pesona Doni mampu meluluhkan hati banyak wanita. Namun pada Annisa semua itu tidak berlaku. Setiap hari Doni selalu berusaha untuk mendekati Annisa dengan segala alasan, tapi setiap kali itu juga Doni ditolak oleh Annisa. Namun itu bukan membuat Doni lantas mundur dan pupus harapan justru Doni semakin penasaran dengan Annisa.

Dalam perjalanan Annisa menuju kampus, dia berhenti didepan pintu gerbang kampus dan menghampiri seorang perempuan tua yang sedang duduk disana. dengan pakaian serba adanya nenek itu duduk sambil mengatungkan tangannya pada setiap orang yang lewat didepannya.

"Assalamuallaikum nek. Bagaimana kabar nenek hari ini? Nek, saya tadi buat nasi goreng dan ini masih ada untuk nenek, semoga nenek suka." Katanya sambil tersenyum.

"Kok repot-repot bawakan makanan buat nenek, makasih ya nak. Pasti nenek makan."

"Tidak repot kok nek. Semoga nenek suka. Saya permisi dulu ya nek, mau kuliah. Assalamuallaikum" sambil mencium tangan nenek itu.

Annisa mengambil langkah panjang menuju kampus. Tanpa dia sadar Doni telah memperhatikan semua tindakan Annisa. Doni yang dari depan kos Annisa telah mengikutinya dari belakang semakin terpukau dengan tindakan Annisa yang dilihatnya. Doni semakin tertarik kepada Annisa.

Annisa adalah gadis bercadar yang cerdas, sopan dan budi pekertinya luhur. Tidak salah jika banyak orang menyukai Annisa. Sebenarnya tidak hanya Doni yang telah mencoba untuk mendekati Annisa tapi sudah beberapa lelaki, ada juga yang sudah menyatakan kesiapannya untuk meminang Annisa. Namun tampaknya hati Annisa memang telah memiliki seorang imam idaman.

Waktu semakin siang dan Doni telah bersiap didepan pintu untuk menunggu Annisa yang keluar dari kelas.

"Assalamuallaikum Annisa ."

"Wa'allaikumsalam kak Doni. Ada apa ya kak?"

"Kamu mau pulang sekarang? Bagaimana kalau pulang bersama aku? Kita makan dulu sebelum pulang? Aku ingin bicara sesuatu dengan kamu Sa."

"Maaf kak sebelumnya tapi ingin bicara tentang apa ya kak?"

"Aku tidak bisa bicara disini sa. Bagaimana kalau kita bicara sambil duduk ditaman belakang saja atau dikantin saja?"

"Maaf kak bukan Annisa tidak menghargai ajakan kak Doni hanya saja Annisa tidak bisa. Lagipula tidak enak juga kalo kita hanya berdua." Katanya sambil tersenyum.

"Ditaman atau di kantinkan tempat umum Sa, bukan cuma kita berdua yang ada disitu. Bagaimana kalau kita ngobrol dikantin saja sambil makan."

"Kantin memang tempat umum kak, tapi ketika kak Doni ingin mengajak Annisa untuk duduk bersama sebaiknya ajak juga satu orang yang bisa mengawasi kita kak." Sambil tersenyum manis kepada Doni.

"Tapi Sa, ini penting tidak bisa jika ada orang lain."

"maaf kak, bukan maksud Annisa mempersulit kak Doni yang ingin mengajak Annisa ngobrol tapi Annisa lebih takut Allah marah kak. Jika memang ada hal yang sangat penting bisa kak Doni sampaikan sekarang saja disini kak." Sambil menatap kebawah.

"Tapi Sa.."

"Silahkan kak Doni bicara disini jika tidak Annisa akan ijin pulang terlebih dahulu kak."
"Iya disini saja tidak apa, walaupun sebenaranya tempat ini tidak cocok untuk membicarakan hal pribadi seperti ini. Jadi begini sa, kamu juga pasti tahu bahwa sudah lama aku menyukai kamu. sudah lama aku mengagumi kamu sa, begitu mengagumi sampai aku tidak sadar dan tidak dapat untuk membedakan antara kagum atau rasa sayang. Aku tidak pernah sebelumnya merasakan perasaan seperti ini ta, rasanya sulit untuk diungkapkan. Setiap malam Cuma bayangan kamu yang terus aku pikirkan. Bahkan untuk mengatakan kepada kamu saja bagaimana perasaanku begitu sulit. Aku... Aku ingin mengatakan, mau tidak jika kamu jadi pacar ku?"

Indahnya Ta'aruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang