🌧️3

9.2K 1.2K 188
                                    

.

.

.

.

.

[Dimohon membaca dengan perlahan dan tidak meloncat-loncati, biar tidak bingung]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Dimohon membaca dengan perlahan dan tidak meloncat-loncati, biar tidak bingung]

Mata Lalisa menelusuri baris demi baris artikel yang dibacanya. Hampir empat kali dirinya membaca artikel yang sama untuk memastikan penglihatannya, dan memastikan informasi yang dibacanya benar.

Tangannya kembali men-scroll cursor laptop miliknya untuk kembali membaca artikel yang baru dibacanya tadi.

"Apa ini benar Mr. Ji yang itu?" gunamnya sambil membaca kembali deretan kalimat yang tertera pada kolom pencarian internet.

"Aku tidak yakin. Dan ini? Sekertaris? Tidak adakah posisi lain yang dicari olehnya?" gunamnya pelan sambil terus membaca artikel itu hingga selesai.

Lisa membuka kacamata yang tadi menggantung pada tulang hidungnya dan meletakannya diatas meja.

Dihelahnya nafasnya dan menunduk sembari menjambak rambutnya kesal diatas meja kerja di kamarnya.

"Hei sadarlah Lalisa, kau bukan tuan putri yang bisa menikmati kesedihanmu seperti kisah drama. Apa itu akan memberimu uang?" gunamnya pelan pada dirinya sendiri.

Lisa kembali mengangkat wajahnya dan memakai kacamatanya, lalu menggeser cursor laptop. Dijilatnya bibir bawahnya sambil menekan salah satu kotak dialog disana.

"Tidak ada salahnya mencoba"

____________

Kaki jenjang Lalisa melangkah menuju ke halaman samping rumahnya sambil merapikan jacket yang dipakainya.

Senyumnya tersungging melihat sosok ibunya yang duduk bersama perawatnya.

Wanita itu langsung menunduk dan berlutut di depan kursi roda milik ibunya dengan senyuman. Wanita bermata abu-abu pudar itu lantas membalas dengan senyuman tipis untuk putrinya.

Lisa mengambil tangan kanan ibunya, lalu mengecupnya lembut dan tersenyum.

"Mom, aku akan pergi ke pasar" ujarnya dengan senyuman.

"Ke pasar? Siapa yang mengantarmu nak?" Lisa tersenyum mendengar pertanyaan ibunya.

"Aku akan memakai motor milik Somi" ujar Lisa dengan senyuman hangat. Dan setelah itu Lalisa terdiam, saat tangan kanan ibunya terangkat dan membelai lembut kepalanya dengan senyuman miring dibibirnya.

"Lisa" kehangatan tangan wanita itu membuatnya tidak mampu bersuara. Tidak perlu pelukan, perkataan manis dan lainnya. Sentuhan ibunya, sudah cukup menghangatkan sisi dirinya yang dingin.

Mata abu-abuu pudar milik wanita itu, menatap teduh kedua bola mata cokelat milik Lisa.

"Berbagilah jika ada yang ingin kau bicarakan. Jangan membuatku merasa semakin tidak berguna" perkataan terbata ibunya, sukses membuat Lisa terdiam.

[ON GOING]SECRETARY LEWIS (JI CHANGWOOK x LALISA x OH SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang