Sea World Date.

6.9K 947 191
                                    

"Where are you going next week? I can't find you anywhere." Sapa Doyoung waktu nggak sengaja ketemu gue yang lagi mau ke lobby buat pesen ojol dan pulang. Kalau udah sok inggris gini, berarti kelas dia tadi full english. Soalnya gue kalau udah ngobrol pake bahasa inggris, apalagi sama Mark dan disitu ada dia, pasti dia marah marah.

Katanya, nggak ngerti. Jadi nggak bisa ikutan gibah. Dasar cowok aneh.

"Kepo lo," jawab gue yang nggak niat ngejawab. Doyoung cuma memutar matanya kesal. "Mana Sandra?"

"Libur. Jadwal kosong," jawab Doyoung sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. "Gue mau ke Sea World. Lo mau ikut?"

"Buntutin kalian pacaran? Nggak." Gue menolak mentah-mentah. Bisa-bisa, gue nyeburin diri ke kolam dugong aja deh daripada ngeliat mereka berduaan.

"Kita aja lah," ujar Doyoung sambil terkekeh. "Sandra liburan kebut tugas. Katanya mumpung libur. Sama aja kayak lo, suka numpuk-numpuk kerjaan,"

"Maaf, bapak. Tolong jangan sama-samakan," gue meletakkan telapak tangan gue di depan muka Doyoung.

"Lo balik, kan?" Tanya Doyoung. Gue mengangguk. Sedetik kemudian dia menggandeng tangan gue dan narik ke parkiran. "Ayo. Kita udah lama nggak date."

"Halah. Gue berasa selingkuhan lo banget nih. Didatengin pas kesepian aja," keluh gue bercanda. Ya meski ada seriusnya juga sedikit.

Doyoung malah tertawa. Tumben-tumbennya cowok ini bukain gue pintu. Gue cuma ngeliatin dia heran. Pasti ada maunya.

"Masuk, sayang." Katanya lembut. Tapi ucapan sama perlakuan berbanding terbalik. Jangan kira gue baper karena dia ngomong gitu dengan nada lembut. Soalnya, dia sambil dorong gue buat masuk ke mobil dia.

"The fuck?" Protes gue tapi dia keburu tutup pintunya. Dan gue baru sadar satu hal.

Gue duduk di kursi kemudi.

Berarti-

"Setirin ya," pinta Doyoung yang lebih terdengar seperti perintah begitu dia sudah menutu pintu di sampingnya. Mau nggak mau, karena udah terlanjur duduk juga, gue ambil kunci mobil di tangan dia dan nyalain mesin.

"Pantesan banget nih. Gue udah curiga dari awal, pasti lo ada maunya,"

"Ayo dong. Gue bosen setirin Sandra mulu. Gue juga pengen disetirin lah! Tapi Sandra nggak bisa nyetir ah cupu," keluh Doyoung. Gue cuma ketawa aja denger dia ngatain ceweknya sendiri.

-127-

Empat puluh lima menit sudah gue berkutat dengan setir mobil. Sial seribu sial, jalanan siang ini macet. Doyoung enak-enakan tidur, ninggalin gue nyetir sambil karaoke sendirian dari radio yang untung aja siarannya bagus. Penyiarnya juga ganteng, jadi suaranya juga ganteng. Jungwoo, salah satu anak geng Doyoung. Dia penyiarnya.

"Udah sampe-"

"Ssst! Jungwoo lagi ngomong!" Gue menyuruh Doyoung diam karena Jungwoo sedang memberikan informasi mengenai titik-titik kemacetan di kota ini. Dan Doyoung mengganggu dengan suara serak khas bangun tidur dia.

"Alah. Giliran dideketin Jungwoo, bilangnya nungguin orang lain. Siapa sih? Mark jelas bukan." Komentar Doyoung ketika suara Jungwoo telah berganti menjadi suara Ha Sungwoon yang menyanyikan lagu Bird.

Doyoung ini pura-pura, atau memang nggak tahu?

"Kepo ah," balas gue sambil membuang muka ke arah kanan. "Urusin aja Sandra."

Yes, Doyoung [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang