Jeno

4.3K 569 24
                                    

⚠️

"Doye, jangan marah." Kayra mengelus pipi Doyoung sebelum turun dari mobil. Doyoung hanya melirik sekilas kemudian menghela nafas pasrah.

Kayra dan Jeno jadi bertemu. Jeno langsung menghubungi Kayra sekitar pukul sepuluh malam, menanyakan ini dan itu sampai menyuruh Kayra tidur dan mengucapkan semoga mimpi indah. Satu yang tidak Jeno tanyakan adalah apa status Kayra dan Doyoung saat ini.

Jeno sudah menaruh hati pada Kayra saat kelas sebelas. Kayra waktu itu tengah mencari seseorang di kelas sepuluh yang sedang melaksanakan masa orientasi siswa. Jeno yang saat itu menjabat sebagai bagian kedisiplinan tentu mengernyit heran ada anak kelas dua belas yang berkeliaran di antara barisan anak kelas sepuluh dan bukan panitia masa orientasi.

"Maaf, Kak. Tapi yang bukan panitia dilarang berkeliaran diㅡ"

"Enak banget lo ngatain gue berkeliaran!" Semprot Kayra bahkan sebelum Jeno menyelesaikan kalimatnya. "Gue cari adik gue, nih. Zhong Chenle. Darurat. Dia bisa pingsan kalau gue telat."

"Oh, Chenle." Jeno tentu saja bisa mengingat Chenle dengan karena cowok itu memiliki skin tone paling terang di antara siswa baru lain. Jeno langsung bergerak sigap. "Itu, Kak. Ayo saya antar."

Kayra waktu itu mengantarkan obat wajib milik Chenle yang tidak boleh dilupakan barang sedetik pun. Untung saja Kayra tepat waktu, dan Chenle yang sudah pucat itu langsung meminum obatnya tanpa bertanya apapun. Kayra menghela nafas lega setelah memastikan Chenle menelan obatnya dengan sempurna.

"Makasih, uh, siapa nama lo?"

"Jeno, Kak."

"Oke, Jeno. Gue nggak bisa bayangin kalo Chenle telat minum obat." Kayra tersenyum kecil.

"Iya, Kak. Lain kali minta tolong panitia aja biar dipanggilin lewat speaㅡ"

"Eh, lo kira gue nggak minta tolong? Udah ya. Tapi dioper kesana kemari, dikira gue bola? Yaudah akhirnya gue cari sendiri aja. Sori kalo ngeganggu, tapi temen-temen lo aja yang nggak becus." Jeno mengerjap karena disemprot mendadak oleh Kayra. Matanya mengerjap lucu dua kali, tapi bagi Kayra biasa saja. "Udah ah, gue cabut. Makasih ya. Gue titip Chenle."

Semenjak itu, entah kenapa Jeno seperti mendeklarasikan diri bahwa ia telah jatuh cinta pada Kayra. Segala macam modus dilakukan oleh Jeno demi mendekatkan diri pada Kayra. Tapi tentu saja tidak selancar itu. Karena Kayra kemana-mana berdua dengan Doyoung.

Ah, ralat. Bertiga dengan Chenle.

Ah, ralat lagi. Berempat dengan pacar Doyoung kalau cowok itu lagi punya pacar.

Salah satu yang dilakukan Jeno adalah bergabung di meja kantin. Cowok itu sengaja datang agak lama, supaya meja kantin terisi semua dan ia bisa bergabung dengan Kayra. Chenle dan Kayra tentu saja menyambut dengan tangan terbuka, karena Kayra tidak menyimpan dendam pada Jeno pasca pencarian Chenle di lapangan. Tapi tidak dengan Doyoung. Cowok itu menatap Jeno tidak suka, dengan tangan yang menggenggam tangan kekasihnya dan itu bukan Kayra.

Awalnya Jeno bingung, namun ia tidak peduli dengan terus mencoba mendekati Kayra. Sampai ketika Jeno sadar kalau Kayra hanya menunggu hati Doyoung terbuka untuk dirinya, Jeno mulai meragu. Tapi hatinya tentu masih mengharapkan Kayra.

"Kak," panggil Jeno dimana hanya ada mereka berdua saat itu di antara baju-baju HnM. Iya, Kayra meminta Jeno mengantarnya karena ia ingin mencari hadiah untuk Doyoung.

"Iya, Jen?" Kayra mengalihkan atensinya pada Jeno yang sekarang tengah menggaruk tengkuknya canggung. "Hahaha, nggak apa-apa tanya aja. Gue nggak bakal marah."

Yes, Doyoung [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang