Diskusi

5K 772 90
                                    

Doyoung menghela nafas kecewa ketika mendapati kost-an Kayra kosong. Hanya ada Chungha, dan beberapa penghuni kost yang tidak Doyoung kenal karena mereka tidak dekat dengan Kayra.

"Kayra ke Surabaya. Gue kira lo tahu?" Chungha mengernyit heran ketika Doyoung menanyakan keberadaan Kayra.

"Nggak. Dia nggak ngabarin apa-apa."

"Lagi berantem?" Tanya Chungha yang langsung membuat Doyoung mengangkat sebelah alisnya. "Maaf kalau terkesan ikut campur, but she's my bestie. Abis balik dari jalan-jalan sama lo dan sepupunya, dia kelihatan nggak bernyawa."

"Ha?"

"Dia kayak kehilangan separuh nyawanya. Bukan Kayra banget. Lesu, nggak semangat-"

"Dia beneran nganggep itu serius ya?" Pertanyaan Doyoung yang entah ditujukan untuk siapa itu langsung membuat Chungha menatap Doyoung tajam.

"Lo ngomong apa ke Kayra?"

"Ada," jawab Doyoung. "Gue fikir dia bisa ngerti kalau itu cuma candaan."

"Kim Doyoung, gue nggak tahu ya, apa yang lo omongin ke Kayra. Tapi lo harusnya bisa ngerti kondisi dimana lo harus bercanda dan nggak, kan?" Chungha melipat tangannya di dada.

"Kim Chungha, gue disitu posisinya lagi risau, dan gue butuh hiburan."

"Si Bodoh ini memang nggak tahu cara lain buat ngehibur diri ya?" Tanya Chungha sarkastik. "Duh, lo kenal Kayra berapa lama sih?"

"Lama lah."

"Ck, terserah." Chungha sudah malas meladeni cowok ini. Tapi kemudian cewek itu teringat bahwa Kayra ke Surabaya tidak hanya dengan Chenle. "Lo kalau tahu Kayra pergi sama siapa bakal kaget nggak?"

"Nggak." Jawab Doyoung.

"Kenapa?"

"Dia kan pergi sama Chenle." Doyoung membuka ponselnya sambil mencari kontak Chenle. Ia mendadak lupa dengan sepupu Kayra itu. Kan, ia bisa menanyakan kabar Kayra lewat Chenle karena pasti Kayra tidak akan membalas pesannya.

"Kalau gue bilang dia juga pergi bareng Mark?"

Ucapan Chungha membuat jemari Doyoung terhenti. Mungkin sepertinya beberapa neuron lain dalam tubuhnya ikut berhenti karena cowok itu langsung terdiam cukup lama. Doyoung menatap layar ponselnya yang sudah menampilkan ruang obrolan kosong dengan Chenle dengan perasaan bimbang. Ia bingung apa yang harus ia tanyakan.

Kabar Kayra, atau apakah benar Mark ikut bersama mereka.

Kalimat Chungha membuatnya berfikir, kosongnya kamar kost Mark semakin menguatkan ucapan cewek itu. Tapi, mana mungkin Mark pergi ke Surabaya. Cowok itu pernah bercerita tidak punya kerabat di Surabaya waktu Doyoung berbasa-basi menyuruhnya main ke sana saat liburan.

"Lo... mumpung Kayra lagi nggak di Jakarta, lo pakai waktunya buat mikir deh," ujar Chungha.

Bukan. Bukan berarti Chungha tahu perasaan Kayra. Hanya saja, sebagai sesama perempuan, Chungha pasti akan mempunyai rasa lebih apabila diperlakukan oleh sahabat cowoknya seperti Doyoung memperlakukan Kayra. Chungha juga dapat melihat tatapan lain yang Doyoung berikan pada Kayra. Dan cewek itu benar-benar tidak tahan melihat keduanya menyembunyikan perasaan masing-masing. Padahal mereka saling butuh.

"Apa yang mesti gue pikirin? Semua baik-baik aja." Doyoung terkekeh.

"Dih, yakin? Terus kemarin kenapa tuh si Kayra kayak kehilangan separuh jiwanya?" Cibir Chungha. "Pikir, Doy. Sandra, Kayra. Gila. Sengaja banget lo cari pacar belakangnya Ra?"

"Gue udah putus." Aku Doyoung ketika Chungha menyebut nama Sandra.

"Lo nggak nyalahin Kayra, kan?" Chungha menatap Doyoung penuh selidik. Sementara Doyoung mengernyitkan dahinya, menandakan ia tengah berfikir.

Yes, Doyoung [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang