tiga

3.9K 536 65
                                        

"Semua ini―milikku?"

Taeyong menatap takjub seisi ruangan. Pasti ada lebih dari seratus set pakaian branded disana, belum lagi jika ditambah sepatu dan aksesoris lainnya.

Sebagai penggila fashion, Taeyong juga termasuk orang yang senang menghabiskan uang untuk membeli hal semacam ini. Tapi dibanding Ten, dia jelas belum ada apa-apanya!

Terlalu fokus mengagumi, Taeyong kembali sadar setelah tersentak ketika Jaehyun bergerak di sebelahnya.

Sehabis mengambil kaos dan celana training, suaminya itu mulai melepas pakaian. Tanpa rasa malu sedikitpun.

Taeyong mencuri pandang sebentar, tapi kemudian memutuskan fokus kembali memilih apa yang harus dia ambil dari lemari. Jujur saja dia kebingungan.

"Kalau tidak salah ada beberapa pakaian olahraga di laci." Dia mendengar Jaehyun berbicara dari arah belakangnya. "Perlu aku ambilkan?"

"Ya, tolong."

Jaehyun melewatinya dan berjongkok sejajar dengan laci bagian bawah.

Mata Taeyong mengikuti lengkungan punggung berotot sampai lengan Jaehyun yang sedang mengambilkannya baju. Kemudian mengumpat dalam hati tanpa sadar.

Kenapa dia harus membantuku dengan kondisi tanpa atasan begitu?

Merasa tak berdaya, Taeyong berbalik dan memutuskan untuk menunggu di luar. Karena tidak ada yang bisa dilakukan, dia duduk dengan hati-hati di tempat tidur.

"Ini dia, sayang." Jaehyun dengan lembut menyerahkan kantong plastik ke arahnya. "Tenang saja. Semuanya baru, karena aku tahu kau paling tidak suka memakai barang-barang bekas orang lain."

Kalau begitu Ten sungguh berkebalikan dengan dirinya. Taeyong adalah jenis orang yang tidak suka membuang sesuatu jika sesuatu itu masih bisa diperbaiki atau belum benar-benar rusak. Dia juga tak keberatan dengan barang bekas selama barang itu masih layak pakai.

"Terimakasih―"

Dia menatap Jaehyun, dan langsung menyesal.

Pria itu hanya bersandar di dinding, masih tanpa atasan dan memamerkan seringai. Seringai seksi.

Tunggu, apa barusan katanya?

Bagaimana bisa dia menganggap seksi sebuah seringai milik seorang pria? Dia kan bukan gay. Justru kebalikan dari gay. Taeyong itu sangat bukan gay, sampai-sampai para ilmuwan harus menciptakan kata baru, selain straight, hanya untuknya.

Namun, matanya malah menjelajahi tubuh Jaehyun begitu saja. Dari dadanya yang bidang, lengan berotot, perutnya yang keras terbentuk kotak-kotak, lalu... oke, cukup sudah.

Taeyong memalingkan muka dan pura-pura sibuk mengeluarkan t-shirt dan celananya dari kantong plastik di tangan.

Jangan anggap serius situasi bodoh ini. Dulu dia sudah sering melihat sahabatnya itu telanjang. Lalu sekarang, memang apa bedanya?

"Sayang," panggil Jaehyun. Jari-jari Taeyong sampai terselip karena kaget, membuat benda di tangannya meluncur ke lantai. "Kau menatapku seperti aku ini ice cream vanilla kesukaanmu."

Itu pertanyaan innocent bukan? Tapi kenapa dia harus memikirkan sesuatu yang sangat gay saat mendengar kata 'ice cream vanilla' itu? Oh tidak, ini semua salah Ten! Berada di tubuh ini pasti membuatnya jadi sedikit error.

"Seperti yang bisa kaulihat," Taeyong mengambil kembali plastik berisi pakaian olahraga tadi dari lantai, "Aku tidak memandangmu. Dan aku lebih suka es krim cokelat, omong-omong."

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang