sembilan

3.3K 418 55
                                    

Sofa di rumah ini, meski terlihat mahal dan mewah tetap saja tidak terlalu nyaman jika dijadikan alas tidur. Taeyong sudah menekuk tubuh sedemikian rupa lalu membalik badan berkali-kali tapi tidak juga menemukan posisi ideal. Akhirnya dia hanya berbaring biasa dengan ujung kaki yang agak menjuntai.

Jadi inilah, yang terpaksa harus dia lalui karena merasa tidak sanggup tidur seranjang dengan Jaehyun setelah kejadian memalukan tadi. Menyelinap dari kamar setelah memastikan ‘suaminya’ tidur. Atau sekedar pura-pura tidur?

Lagipula ‘suaminya’ itu juga sepertinya masih agak kesal setelah Taeyong kembalik menolak ajakannya melanjutkan aktivitas mereka tadi di kamar tidur hingga tidak menyusulnya.

Taeyong sadar, tidak banyak pilihan yang dia punya. Sampai jiwanya dan Ten berpindah ke tubuh masing-masing lagi, dia tetap harus menjaga pernikahan ini. Bahkan jika nyaris tidak mungkin Jaehyun sampai tahu, Taeyong tetap tidak mau menjadi penyebab perceraian keduanya.

Dan menghindari Jaehyun setiap dia butuh bantuannya, jelas tidak bisa terus-terusan dia lakukan.

Jadi, untuk saat ini, Taeyong sedang mempertimbangkan untuk, um, selain membiarkan Jaehyun meminjam tangannya tiap kali sedang needy, dia mungkin juga bisa meminjamkan mulutnya (mulut Ten!).

Blowjob, memang seberapa sulitkah melakukan itu?

Terlebih yang dia pakai kan tubuh Ten, dan Jaehyun sendiri pernah bilang jika Ten selalu jago menggunakan mulut untuk memuaskannya.

Tapi, masalahnya jiwa dalam tubuh ini bukan lagi Ten! Tapi aku!
Dan aku sama sekali awam untuk hal seperti ini!

Mungkin... dia bisa berlatih dulu sebelum benar-benar melakukannya. Sembari mengingat-ngingat bagaimana mantan pacarnya dulu saat melakukan hal itu padanya. Taeyong terpaksa harus menodai pencarian di ponselnya tentang hal itu. Dan jika itu pun masih belum cukup, dia mungkin juga harus belajar dengan menonton langsung dari beberapa adegan di film porno atau anime yaoi.

Sungguh cobaan yang berat baginya yang seorang homophobe.

Aish. Memikirkan ini semua membuatku jadi tidak mengantuk. Malah lapar lagi.

Sepertinya dia akan mencuri sesuatu dari dapur. Cemilan pengganjal perut yang kiranya tidak akan mengacaukan diet Ten karena dia yang kini bertanggung jawab atas tubuhnya. Sambil berjanji akan olahraga keesokan harinya untuk menebus dosa.

Dia bangkit dan seketika bisa merasakan pegal di bagian leher dan punggungnya padahal baru beberapa jam tertidur di sana. Dia berjalan mengendap ke arah dapur dalam suasana sunyi rumah di tengah malam. Sudah seperti pencuri.

Tapi siapa peduli? Eia benar-benar lapar, dan butuh sesuatu untuk dimakan, sekarang.

Taeyong akan membuka kulkas tapi berhenti ketika matanya tertuju pada mangkuk buah di atas meja.

"...Pisang?” Ucapnya pada diri sendiri.

Dia mengambil satu buah panjang berwarna kuning cerah itu dari mangkuk, dan memerhatikannya dengan hati-hati penuh seksama, memegangnya dalam kepalan tangannya. Membandingkan diam-diam di dalam pikiran, antara ukuran benda itu dengan kepunyaan Jaehyun.

Memang lebih kecil. Tapi benda ini ꟷmungkin bisa membantuku berlatih.

Taeyong mengangkat bahu. Dan mulai melakukan ide gilanya setelah meneguk ludah kasar.

“Aku yakin akan menyesali ini.”

Oke. Untuk memasukkan ujungnya memang tidak terlalu sulit, tapi ketika dia mulai mendorong pisang itu masuk lebih dalam ke mulut, dia merasa seperti akan tersedak.

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang