lima

3.2K 447 35
                                    

Sangat mudah mendapatkan akses ke kamar inap Lee Taeyong, alias dirinya sendiri, dengan penampilan sebagai seorang Lee-Jung Ten. Semua orang mengenalnya dan seakan yakin bahwa dia adalah teman dekat dari pasien yang terbaring di sana⚊terperangkap pada perangkat medis yang membantunya tetap hidup.

Suara napas teratur dan bunyi bip kecil dari monitor adalah satu-satunya hal yang memecah kesunyian ruangan.

"Aku akan meninggalkan kalian. Bicaralah padanya, Tuan Jung. Mendengar suara dari orang terdekat biasanya bisa membantu pasien lebih cepat sadar dari koma."

Perawat cantik ini tidak tahu saja jika hubungan mereka tidak sedekat itu. Bahkan bisa dikatakan sama sekali asing.

Jika bukan karena insiden tertukar tubuh, Taeyong bahkan tak yakin mereka punya kesempatan untuk sengaja saling bertemu begini.

Begitu perawat pergi, Taeyong mengumpulkan cukup keberaniannya untuk berjalan menuju tempat tidur.

Ya, itulah dia, Lee Taeyong yang seharusnya.

Aneh rasanya bisa melihat wajahnya sendiri selain melalui cermin. Apalagi dengan masker oksigen seperti itu.

Sebelum pergi, si perawat cantik memberitahunya jika Jaehyun sudah membayar semua tagihan medis untuk pasien ini.

Jaehyun tidak pernah bilang, tapi Taeyong merasa senang mendengar hal itu. Karena setidaknya Jaehyun masih menunjukkan kepedulian padanya. Dengan membayar biaya inap untuk ruangan luas, private, dan tampak nyaman seperti ini.

"Hei," bisiknya.

Bisakah orang yang sedang koma mendengar sesuatu yang terjadi di sekitar mereka? Taeyong tidak tahu.

"Hei, Ten," katanya lagi.

Bagaimana jika Ten tidak berada dalam tubuhnya? Bagaimana jika dia hanya berbicara pada tubuh kosong tanpa jiwa?

Taeyong melihar layar di mana tanda-tanda vital tubuhnya ditunjukkan. Dan ya, tubuhnya itu masih hidup.

"Ini akan terdengar sangat aneh, tapi aku tidak ingin kau panik." Taeyong terus berbicara dengan lembut. "Aku, Lee Taeyong, kini terjebak di dalam tubuhmu, dan, yah, sepertinya kau di sini, dalam kondisi koma, terjebak dalam tubuhku."

Tanda vitalnya masih bergerak monoton. Tak ada reaksi.

Apa dia benar-benar bodoh karena percaya jika pasien koma bisa mendengarnya?

"Aku ingin kita kembali ke tubuh masing-masing. Jadi, izinkan aku menyentuhmu, oke?"

Dengan ragu dia menyentuh tangan yang tergolek di ranjang, hati-hati memegangnya.

Taeyong tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Karena sungguh, dia tidak ahli dalam pertukaran tubuh seperti ini!

Hmm, mungkin aku harus lebih dekat?

God. Dia berharap tak harus melakukan hal gila seperti mencium dirinya sendiri untuk ini.

Tapi ada banyak teori yang mengatakan jika jiwa seseorang keluar dari tubuh melalui mulut⚊napas terakhir, katanya. Atau sesuatu seperti itu.

Tempat tidur itu lebar, jadi cukup aneh saat dia mencoba mendekat. Akhirnya, Taeyong memilih untuk naik ke tempat tidur, dan berbaring di sebelah Ten (Taeyong!)

"Lalu sekarang apa?"

Dia sudah tidur berdampingan dengan tubuhnya, tapi tidak merasakan apa-apa. Taeyong mencoba fokus dan menahan napasnya, tapi tetap tidak terjadi apa-apa.

Baiklah, mungkin aku harus mencoba teori tentang ciuman. Bisa jadi jiwa Ten tidak bisa keluar karena mulutnya yang tertutup, kan?

Dengan lembut, Taeyong menarik sedikit masker oksigen yang terpasang, baru menunduk untuk mencoba mencium.

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang