sepuluh

2.6K 373 26
                                    

"Suamimu menelepon beberapa kali tadi, bos."

Mark berkata saat membuka pintu ruangan, hanya untuk melihat sang bos yang sedang terduduk lemas di kursinya.

Taeyong melemparkan tatapan bingung pada sekretarisnya itu.

"Kau meninggalkan ponselmu di sini, sebelum pergi meeting dengan Sunmi-nuna, bos. Aku tidak berani mengangkat atau memberitahu langsung saat itu." Mark menambahkan dalam bisikan rendah. "Aku dengar Sunmi-nuna sangat mengerikan jika ada yang menganggunya saat meeting."

"Benarkah?" Taeyong bertanya dengan nada datar.

Secara teknis, Mark bahkan lebih baru dari dia di sini, tapi dia sudah lebih tahu hal-hal seperti itu.

"Kau bilang berapa usiamu, Mark?" Tanyanya, sambil mengambil dan menatap ponselnya selama beberapa detik.

11 panggilan tak terjawab.

Jaehyun pasti sudah tahu mengenai hal itu juga, dan dari apa yang dia dengar 'suaminya' itu bahkan tahu jadwal lengkap Ten. Jadi jika dia sampai menelpon sebanyak ini, pasti karena ada hal mendesak.

Taeyong menggigit bibir bawahnya gugup. Tangannya sedikit gemetar.

Mungkinkah karena⚊ Ten sudah bangun di rumah sakit, dan histeris saat menemukan dirinya terjebak di tubuh Taeyong?!

Jika itu benar maka aku dalam masalah!

Bagaimana dia harus menjelaskan pada Jaehyun bahwa dia telah berpura-pura menjadi suami palsunya selama ini? Apa yang akan mantan sahabatnya itu pikirkan tentangnya nanti?!

Sial, situasi ini jadi lebih rumit dan benar-benar akan membuatku gila lama-lama!

"Bos?"

Dia menatap Mark, menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya.

"Huh?"

"Apa kau mendengarku, bos? Aku tadi bilang; meski aku baru berumur 22 tahun. Tapi aku pastikan akan bekerja sebagai sekertarismu secara profesional."

"Ya, ya, tentu saja," Taeyong hanya mengangguk cepat. "Maaf, aku sedikit⚊" ia melarikan satu jarinya untuk mengusap pelipisnya.

Bagus, sekarang Mark pasti akan menganggapku aneh.

"Jangan khawatir," kata Mark cerah. "Aku mengerti. Pasti efek traumatis dari kecelakaanmu waktu itu kan, bos?"

"Ya... dan um, tolong, jangan panggil aku begitu, itu membuatku merasa tua dan jelek. Panggil aku Tae⚊Ten! Ten-hyung." Ralatnya tepat waktu. "Ya, Ten-hyung atau hyung saja juga boleh. Tidak perlu terlalu formal."

Jika Mark terkejut dengan perilaku bosnya itu, maka ia sama sekali tidak menunjukkannya.

"Ah, maaf aku tidak bisa melakukan itu, bos," katanya menyesal. "Kau punya reputasi untuk dijaga. Bagaimana jika nanti ada yang tidak sengaja mendengarku memanggilmu dengan terlalu akrab begitu?"

"Reputasi? Reputasi macam apa?" Taeyong tampak bingung memandang sekretarisnya.

"Bagaimana ya, aku merasa tidak enak mengatakannya..."

"Apa itu? Katakan saja," balas Taeyong tak sabar.

"Um, jadi sebelumnya selain dikenal akan prestasimu sebagai model dan bintang iklan, kau juga terkenal sebagai asisten killer, bos. Tidak ada asisten pribadi yang mampu bertahan bekerja padamu lebih dari dua bulan karena perlakuan dan ucapanmu terkadang⚊ agak pedas. Bahkan asisten pribadi terakhirmu harus keluar dari perusahaan setelah kau mempermalukannya habis-habisan di depan orang banyak. Setidaknya begitulah yang aku dengar."

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang