delapan

2.9K 434 67
                                    

Peringatan; explicit scene

_

Taeyong mengambil gelas wine dari meja dengan gerakan pelan, membawanya ke bibirnya dan... tidak merasakan apa-apa. Gelasnya sudah kosong.

"Mau wine lagi?" Jaehyun bertanya padanya.

"Berikan botolnya padaku," gumamnya.

Dia membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar wine, tapi karena tidak ada, dia hanya akan minum langsung dari botolnya. Sementara Jaehyun terus memandanginya dengan sangat terkejut, dalam diam.

"Kau marah."

Taeyong tidak bisa bicara sekarang. Dia terlalu sibuk meminum wine langsung dari botolnya untuk membalas Jaehyun.

Sekitarnya mulai berputar dan berbayang, tapi justru itu yang dia perlukan saat ini. Meski belum cukup.

"Ten, jangan mabuk. Sampai kapan kau akan menghindar? Kita belum pernah membicarakan ini dengan serius sebelumnya. Mungkin ini saatnya. Aku ingin memberitahumu sesuatu sebelum kau benar-benar mabuk."

"Hm, apa itu? Aku mendengarkan."

"Aku bermaksud bicara dengan Taeyong hyung jika dia bangun dari koma. Meski aku mengerti perasaanmu dan sangat mencintaimu. Taeyong hyung tetap sahabatku, dan aku harus menyelesaikan masalahku dengannya. Aku harus mendapat penjelasan darinya."

Taeyong bisa merasakan kaki-kakinya lemas. Pun sesuatu terasa aneh di suatu tempat tepat di tengah-tengah dadanya, tapi dia tidak punya niat untuk mencari tahu alasan untuk itu.

"Taeyong⚊dia sahabatmu?"

Dia merasa harus memastikan yang satu itu.

Jaehyun memandangnya seolah tak mengerti. "Apa?"

"Caramu berkata tadi seolah mengatakan jika dia masih sahabatmu. Bukan mantan sahabat."

Jaehyun menghela napas.

"Jika kau ingin bertengkar denganku, baiklah. Tapi yang perlu kau tahu, ini sudah jadi keputusanku, tidak ada yang bisa mengubahnya. Kau adalah suamiku, Ten. Setidaknya dukung aku sekali ini meski kau tidak selalu setuju denganku."

"Aku tidak ingin bertengkar denganmu. Aku hanya ingin tahu."

Taeyong menempelkan botol wine kosong ke dahinya. Tidak mungkin dia siap menghadapi semua ini dengan pikiran jernih. Tapi sensasi dingin dari botol membuat pikirannya yang kusut sedikit lebih jernih sekarang.

"Kenapa kau bersikap seperti ini? Aku tidak mengerti," kata Jaehyun, masih agak jengkel. "Kau sudah lama tahu jika aku mencintai Taeyong hyung. Dulu."

Taeyong tidak tahu bagaimana harus bereaksi untuk itu.

Jaehyun? Mencintainya? Bagaimana bisa? Kenapa? Kapan? Kenapa⚊oh, tidak, dia mengulangi pertanyaannya sendiri.

"Begini."

Dia meletakkan botol kosong itu dengan hati-hati di atas meja.

"Aku memang bilang tidak masalah jika kalian masih menjadi sahabat. Tapi, mencintainya? Itu sedikit... aneh untukku."

Bukan sedikit, sangat!

Kenapa aku bisa tidak tahu tentang itu?

Taeyong berusaha keras sekarang untuk mengingat berbagai hal, situasi yang mungkin membuat Jaehyun suka padanya. Tapi, di titik ini, dia tidak bisa memikirkan apapun. Ditambah alasan amnesia pun tak bisa di salahkan.

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang