tigabelas

5.1K 405 73
                                    

Warning!
Mature content


_

Taeyong menikmati kehangatan pelukan Jaehyun, saat mereka berdiri di sana, di depan pintu. Dia hanya berharap suaminya itu tidak akan terlalu sentimentil setelah apa yang ia ucapkan di wawancara tadi karena Taeyong sama sekali tidak tahu bagaimana berurusan dengan hal seperti itu.

Jaehyun melepas pelukan mereka dan memegang kedua sisi wajahnya dengan penuh kasih sayang. Memberikan senyum bahagia.

Taeyong menghela napas panjang, dan bersama-sama, mereka berjalan ke dalam rumah. Dia hendak mengatakan sesuatu, ketika Jaehyun menariknya lagi dan kali ini mendorongnya hingga punggung Taeyong menempel ke pintu kayu, dalam satu gerakan.

"Apa yang─" gumamnya, tapi mulut Jaehyun telah lebih dulu meraup miliknya.

Fuck, kenapa ciuman Jaehyun terasa luar biasa?

Taeyong hanya pernah mencium gadis sepanjang hidupnya, dan untuk ini, dia bahkan tidak bisa berpikir jernih untuk sekedar memberi penilaian dari satu sampai sepuluh.

Mungkin Jaehyun adalah salah satu jenis orang yang dimaksudkan untuk membuat orang-orang lain mempertanyakan kebenaran tentang seksualitas mereka.

Bukan berarti Taeyong juga mempertanyakan hal yang sama. Karena, tidak. Sama sekali tidak.

Lidah di mulutnya melakukan gerakan tak beraturan. Tapi rasanya, God, Taeyong tidak bisa menjelaskannya selain mengeluarkan erangan.

Jaehyun memundurkan diri hanya untuk menggigit bibir atas dan bawahnya gemas, memagut bergantian, dengan lembut pada awalnya, sebelum berganti cukup keras kemudian. Sudah seperti orang kelaparan.

Taeyong ingin bertanya pada Jaehyun apakah dia sudah makan malam. Karena Taeyong sama sekali tidak ingin dijadikan sebagai makanan pengganti.

"Melihatmu di sana," Jaehyun menariknya lebih dekat, dengan mulut yang absen sebentar sebelum menyerangnya lagi, membuat lulut Taeyong terasa lemas.

"Mendengarmu mengatakan semua itu," tambahnya, segera setelah ia memotong nafas kecil Taeyong, semakin mendesaknya ke pintu. "Hanya semakin membuatku ingin bercinta denganmu."

Taeyong melengkung punggungnya, napasnya pendek. Terperangkap antara pintu dan dada Jaehyun membbuatnya tidak berdaya.

Jaehyun menggigit bibirnya, lagi. Tidak menyakitkan, tapi cukup untuk menimbul sensasi yang menggetarkan sampai ke bawah tulang belakang.

Fuck. Dia tidak peduli lagi.

Dia bukan orang suci, dan Jaehyun terus saja memancingnya hingga dia tidak bisa diam saja. Taeyong ikut menjulurkan lidahnya. Membuat ciuman mereka berubah menjadi semakin berantakan dan basah. Diperpanas dengan tangan yang tak bisa diam dan bagian bawah yang terus bergesekan. Entah untuk berapa lama.

Tapi meski begitu, ini tidak cukup.

Taeyong mencondongkan tubuh ke depan, berusaha untuk menangkap kembali mulut Jaehyun. Dengan tangan yang membelai perut berotot sang suami di balik kaos.

Tapi Jaehyun justru berpindah, dengan senyum puas di wajahnya, membuat Taeyong merespon geram.

"Kenapa berhenti?" rengeknya kesal.

Taeyong tidak bisa percaya dia mengatakannya dengan nada seperti itu.

"Berhenti?" Jaehyun tersenyum. "Tidak mungkin. Aku hanya ingin membawa ini ke kamar tidur."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang