enam

2.9K 464 71
                                    

"Lelah sekaaali."

Taeyong mengerang, membiarkan kepalanya jatuh di atas meja. Meski dia cukup senang saat tahu punya kantor sendiri, tapi beberapa jam kemudian dia langsung dibuat sadar jika pekerjaan Ten ternyata semelelahkan ini.

Siapa sangka shooting iklan shampo bisa membuat seseorang frustasi. Taeyong merasakannya setelah rambutnya dicuci, disisir, dan ditata setidaknya lima kali hingga si sutradara puas dan mau memulai shooting. Belum lagi adegan konyol yang harus di retake berkali-kali.

Untungnya, meeting dengan perusahaan kosmetik setelahnya berjalan lancar. Semuanya berkat Sunmi nuna. Orang-orang dari perusahaan itu begitu ketakutan di bawah tatapan intimidasi dan profesional  dari sang bos, dan memutuskan menerima persyaratan yang diajukan.

Sekarang Taeyong hanya perlu menunggu asisten barunya datang baru kemudian bebas untuk pergi.

Tak lama, ketukan di pintu membuatnya mengangkat kepalanya.

"Masuk!" teriaknya, tidak yakin suaranya itu bisa didengar dari sana.

Seseorang masuk dengan cepat, menyelinap, seolah sedang berusaha masuk tanpa diketahui siapapun. Bukan seperti yang dia harapkan, tamunya justru seorang pria berusia akhir 30-an, tidak terlalu tinggi dan perut agak buncit.

"Iya? Ada perlu apa?" Dia bertanya, melihat bahwa tamunya sedang sibuk mencuri pandang ke pintu⚊seolah was-was akan ada yang mengikutinya.

"Aku tidak punya banyak waktu, jadi... bisa kita lakukan ini dengan cepat?" Pria itu berbicara, ketika dia mulai melepas sabuknya.

Taeyong menatap kaget.

Apa yang dipikirkan orang ini? Apa dia tidak bisa membedakan jika ruangan ini bukan toilet?

Ketika pria itu berhasil mengeluarkan sesuatu dari balik celana, Taeyong langsung membuang muka.

Sial. Apa yang⚊

"Ten, ayolah, kau sudah berjanji," Dia mulai memohon ketika menyadari kurangnya respon darinya.

Taeyong meringis keras, hingga rasanya dia pikir akan muntah kapan saja. Matanya memandang ke sana lagi dan kembali meringis. Jiwa homophobe nya bergejolak dan kepalanya pening tiba-tiba.

"Apa-apaan ini?!"

Tamunya itu berhenti, membiarkan jari-jarinya di tepi celana dengan canggung. Dia sekarang menatap Taeyong (Ten!)

"Ayolah, kau sudah berjanji," kata pria itu, sekarang menjadi lebih tidak sabaran.

Taeyong mengambil napas dalam-dalam.

"Aku tidak tahu siapa kau dan apa yang kau maksud soal aku yang menjanjikan sesuatu. Tapi aku pria yang sudah menikah! Jadi pakai kembali celanamu dan segera keluar dari sini!"

Taeyong berharap dia tampak cukup menyeramkan saat dia berteriak sembari menunjuk ke arah pintu.

Pria itu mengutuk pelan, membenarkan cepat celananya.

"Kau bilang kau akan memberiku blowjob jika aku membantumu membintangi iklan shampoo itu!" geram pria itu.

Taeyong mendengus. Dia memang tahu dunia hiburan itu kotor, tapi really, Ten?

"Dalam mimpimu, tuan. Aku tidak sudi. Apapun yang pernah aku janjikan aku tarik kembali. Dan apapun yang kau lakukan untukku, batalkan saja semua!" katanya acuh tak acuh.

"Sialan! Kau tidak tahu betapa banyak usaha dan uang yang harus aku keluarkan untuk⚊"

Dia tidak tahu apa yang pria itu bicarakan dan tak mau menyimak keseluruhannya. Tapi yang jelas, Taeyong bisa melihat pria itu terlihat sangat marah dan terhina saat menghambur menuju pintu keluar. Yang mengejutkan Taeyong, adalah saat ada sosok lain yang tampak lebih muda menyelinap masuk ketika pria itu pergi.

Its Me (In Another Body)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang