22 April 2019
Happy reading!
💗💗💗Liona's pov.
Salman enggan melangkah menuju ke arahku. Aku berhasil mengganggunya lagi dengan datang kekelasnya tanpa diundang. Karena harus berangkat terlalu pagi, aku lupa membawa sendok.
Untuk makan siang, setiap siswa memang harus membawa sendoknya masing-masing. Sekolah hanya menyediakan piring Dan mangkok. Jadi, sudah bukan Hal aneh jika benda itu ditemukan disetiap tas para siswa. Dan kalau sampai lupa membawa sendok, resikonya cuman satu. Makan pakai tangan. Beruntung, aku masih bisa meminjam dari salmon eh Salman.
"Kamu Kira aku supplier sendok?" Aku merapatkan jari-jari tangan, mempertemukan mereka didepan dada.
"Sorry, kan kamu tahu sendiri kalau tadi pagi aku buru-buru. Ya, kan jadinya ada gunanya kamu selalu bawa sendok lebih kesekolah" ucapku sambil menampilkan senyum andalanku. Tapi lihat, Salman sepertinya masih kesal.
Dipukulkannya ujung sendok ke dahiku. "Then, it is you! Stop being stupid!" Serangan cepat dari Salman memang tidak terlalu keras, tapi tetap saja itu berhasil membuatku spontan menggosok-gosok dahiku.
"Jangan lupa, aku berhasil masuk jurusan IPA, setidaknya aku berhasil membuktikan kalau aku gak bodoh-bodoh amat," belaku bangga. Berhasil masuk jurusan ini, setidaknya ada sedikit bukti kalo IQ-ku tidak terlalu buruk.
"Jadi menurutmu, siswa jurusan lain bodoh?" Tukas Salman. Dia menanggapi keliru komentarku, padahal aku tidak bermaksud seperti itu.
"Eh, bukan gitu. Maksud aku..."
"Kalau bukan gitu, trus gimana?" Tanyanya sinis. Aku jadi bingung gimana cara ngejelasinnya. Yang jelas, aku sama sekali tidak berkeinginan untuk membanding-bandingkan antar jurusan. Dasar ikan salmon baperan.
"Itukan tergantung minat juga. Kalau kamu lebih suka sastra, kan emang lebih baik kalau masuk jurusan Bahasa," terangku. Saat itu, tiba-tiba saja ekor mataku berhasil menangkap sosok Lindy yang sedang menatap ke arahku Dan Salman. Perhatianku berhasil teralihkan karenanya.
Cewek super jutek itu adalah teman sekelas Salman, sekaligus salah satu pengagum berat sahabatku ini. Secara fisik, dia sebenarnya cantik. Bibirnya yang kemerahan meskipun tanpa lipstik, bulu mata lentik yang memayungi kedua bola matanya yang bulat itu, Dan itu berhasil membuat siapa saja yang menatapnya tidak akan pernah bosan.
"Kayaknya si Lindy gak suka tuh aku ada disini," kataku pelan, sekaligus mengalihkan topik pembicaraan sebelumnya.
Salman tidak menggubrisku sama sekali. Meskipun Lindy adalah salah satu dari jajaran the most wanted girls, Salman tidak terpengaruh sedikitpun. Dia paling tidak suka jika mendadak aku membahas tentang Lindy. Dia kemudian berjalan mendahuluiku menuju keruang makan.
Menjadi satu-satunya anak IPA digedung Bahasa seperti ini, membuatku merasa menjadi seperti orang asing."Tungguin woi, kan gak asik jalan sendirian!" Beruntung Salman masih mau sedikit peduli. Ia menghentikan langkahnya, kemudian berbalik badan. Dia tidak berkata apapun, tapi aku mengerti bahwa dia memintaku agar bergerak lebih cepat.
"Dayang-dayangmu kemana?"
"Siapa? Rika sama Farah?" Salman hanya mengangguk-mengangguk kecil. "Mereka sahabat baikku, bukan dayang-dayangku. Mereka lagi nyari tempat strategis di ruang makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
😘Ketika Salmon Ketemu Lion❤️
RomanceAku ingin membuat sesuatu yang indah untukmu. Menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama, semakin tidak mampu kutahan lagi. Tentang rasa untukmu, tentang mimpi-mimpi indah di Mana kau hadir di dalamnya. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...