26 April 2019
Happy reading!
💗💗💗Liona's pov.
Salman memetik senar gitarnya, memainkan melodi yang terdengar asing di Indra pendengaranku. Sejenak, itu berhasil mengalihkan perhatianku. Pensil dalam genggamanku yang sejak tadi bergerak cepat, kini melambat dan akhirnya bisa beristirahat. Lima dari sepuluh soal integral berhasil ku selesaikan.
"Lagu apa?" Aku melipat kedua tangan diatas meja. Karena duduk di lantai beralaskan karpet, aku perlu sedikit mengangkat wajah agar bisa dengan jelas melihat jari-jemari Salman yang dengan lihai memetik senar gitar. Dia tengah duduk bersila di kursi kayu di hadapanku.
Salman sekilas melirik, kemudian kembali menunduk memperhatikan gerakan tangannya. Dia tampak memejamkan matanya.
"Kamu belum pernah denger?" Tanyanya setelah sekian lama memejamkan matanya Dan memetik senar gitar.
"Belum" jawabku singkat sembari menggelengkan kepala. Dengan mata terpejam seperti itu, mungkin hanya suaraku yang bisa Salman dengar. Tidak ada gunanya akau menyisipkan gerakan kepala. Tidak ku sangka, Salman menyunggingkan senyum pertamanya. Daebak!!!.
Dia akhirnya membuka kembali kedua matanya. Ia kemudian menurunkan kaki hingga menyentuh lantai. Dagunya menempel pada badan gitar.
"Ini lagu Bruno Mars," jelasnya singkat.
Aku kemudian mencoba mmengingat-ingat lagu yang pernah kudengar. Sepertinya aku memang pernah tahu lagu ini, tapi aku tidak tahu pasti judulnya.
"Kamu beneran gak pernah denger?" Salman seperti tidak percaya, ia menyipitkan matanya dan keningnya mengerut.
"Makanya, sekali-kali kamu harus denger lagu-lagu barat, jangan koreaaaa aja. Aku baru sadar kalau aku punya temen yang gak up to date kayak kamu!" Ucapnya sarkartis seraya menoyor kepalaku. Dasar ikan salmon sialan! Emang kenapa Kalo aku taunya korea aja? Huh?
Salman kemudian membenahi posisi duduknya, seperti memasang kuda-kuda untuk kembali memainkan gitarnya. Aku memilih untuk tidak mengomentari pernyataan Dan tindak kekerasannya barusan, mengantisipasi agar dia tetap mau memainkan lagu itu.
Intro mulai terdengar, dia belum bersuara. Matanya kembali terpejam, merasakan kenikmatan melodi dari lagu itu.
"You can count on me
Like one, two, three
I'll be there
And i know, when i need it
I can count on you
Like four, three, two and you'll be there
Cause that's what friends supposed to do."
Selama sekian menit dia memainkan lagu itu, aku berhasil dibuat terkesima. Begitu mendengar bagian reff dari lagu itu, aku baru sadar bahwa sebelumnya aku pernah sekali mendengar Salman menyanyikan lagu 'count on me' milik Bruno Mars. Aku juga sering mendengarnya di kotak musik milik kak Marco sepupuku.
"Kenapa? Aku keren?" Astaga aku terkesiap mendengar pertanyaan gilanya. Rasa percaya dirinya yang berlebihan kembali dipamerkannya.
Tapi, kalau boleh jujur, saat menyanyikan lagu tadi, dia memang terlihat sangat keren. Dia berhasil membuatku terbawa suasana, membuatku teringat akan setiap kenangan indah yang aku lalui bersama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
😘Ketika Salmon Ketemu Lion❤️
RomanceAku ingin membuat sesuatu yang indah untukmu. Menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama, semakin tidak mampu kutahan lagi. Tentang rasa untukmu, tentang mimpi-mimpi indah di Mana kau hadir di dalamnya. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...