30 April 2019
Happy reading!
💗💗💗Liona's pov.
Karena kelasku mendapat giliran sebagai petugas apel sore, aku menjadi salah satu siswa terakhir yang meninggalkan pekarangan sekolah. Mau tidak mau, aku harus mengeluarkan tenaga ekstra, bergegas menuju parkiranbus yang letaknya cukup jauh dari area sekolah, ga jauh banget sih. Tapi kalo ukurannya kayak aku yang males olahraga, itu sangat jauh. Aku bisa jamin, bus telah penuh , Dan aku harus rela tidak kebagian bangku. Aku bisa merasakan peluh mulai menetes turun, mengalir di kedua pelipisku.
"Habis lari maraton, Na?" Kak Irma yang telah menanti kemunculanku berdiri di sebelah pintu depan bus. Aku hanya bisa mengangguk, sembari mengatur napas karena berjalan tergesa-gesa. Aku masuk kedalam bus, kak Irma mengikuti dari belakang kemudian menutup pintu. Rupanya aku memang penumpang terakhir yang ditunggu.
Persis seperti dugaanku, bangku sudah penuh. Ditengah, siswa yang tidak mendapat tempat duduk berdiri dalam satu garis. Aku berdiri paling depan, serasa seperti pemimpin pasukan barisan ini saja.
Secara tidak sengaja aku menoleh kekiri. Aku terkesiap melihat Salman duduk disana.
Salman menatapku iba. Dia bangkit, kemudian memberiku isyarat dengan gerakan kepalanya untuk duduk di tempatnya. Aku hanya diam. Tubuhku masih belum kugerakkan.
"Buruan, bawain tasku!" Dia melemparkan tasnya padaku. Aku refleks menangkapnya.
Sepertinya Surat yang kutitipkan pada Rika tadi berhasil meredahkan amarahnya. Padahal aku hanya menuliskan satu kata.sorry. Sudah itu saja. Supaya lebih meyakinkan, aku menambahkan sebuah lingkaran kecil membentuk ekspresi wajah sedang bersedih. Dan rupanya, itu berhasil membuat Salman luluh.
Aku duduk sambil membayangkan bagaimana Rika menyerahkan Surat itu pada Salman. Apa ada percakapan yang terjadi di antara keduanya? Ah, aku semakin dibuat penasaran.
Tujuanku mengirim Surat itu memang untuk meminta maaf, tapi lebih dari itu, aku ingin melakukan sesuatu yang nyata untuk Salman. Biar suatu saat nanti, dia bisa mengakui bahwa dia bisa mengandalkanku.
🎻🎻🎻
Author pov.
Di lain tempat seorang gadis tengah melamun dibawah pohon yang rimbun. Sesekali dia mengernyit dan sesekali pula dia tersenyum.
"Sayang, kamu ngapain diluar mulu sih? Ntar kamu masuk angin loh,pake senyum-senyum lagi" ucap seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik diusianya yang sudah menginjak 37 tahun. Wanita itu adalah 'Hana' ibunya Rika.
"Eh, mama buat kaget aja" seru Rika kaget dengan kehadiran ibunya yang tiba-tiba
"Kenapa tadi senyum-senyum,, kenapa hayo?" Pertanyaan Hana membuat Rika jadi salah tingkah. Seketika itu mukannya memerah menandakan ia sedang malu.
"Oo manisnya anak mama. Ternyata anak mama udah besar ya, udah tau cinta cintaan" ucap mamanya Rika dengan nada menggoda Dan menoel noel dagu putrinya.
"Apaan sih ma, Rika tadi senyum-senyum karna keinget Salman aja kok" ucap Rika cepat sangking cepatnya dia malah keceplosan. Ia refleks membekap mulutnya dengan kedua tangannya.
"Salman? Pacar kamu?" Tingkat kekepoan Hana seakan meningkat setelah mendengar nama seorang pria keluar dari mulut putri kecilnya yang manja, yang sekarang sudah beranjak dewasa.
"A-ah itu hahaha bukan siapa siapa kok mah. Suer deh" ucap Rika panik Dan mencoba melarikan diri,. Namun dengan cepat Hana menarik rok putrinya dan ya Rika dengan terpaksa harus duduk kembali.
"Ayo, sekarang kamu cerita Salman itu siapa?" Ucap Hana lembut seraya mengusap lembut rambut panjang putrinya.
"Jadi Salman itu temennya temen aku mah, dia itu orangnya Cool, ga banyak ngomong, baik, Dan yang paling Rika suka dia jago buat puisi mah, menurut Rika, cowok yang jago buat puisi itu orangnya romantis. Mama kan tau kalo Rika tuh suka banget sama cowok yang romantis. Dan Puisinya itu selalu jadi trending topik tau mah. Pokonya Rika suka pake banget deh sama Salman" jelas Rika antusias. Hana yang memperhatikan putrinya bercerita dengan raut wajah ceria ikut senang Dan sesekali menampakkan senyumnya.
"Jadi anak mama lagi jatuh cinta ni ceritanya?" Ucap Hana memicingkan matanya Dan menggaruk garuk dagunya seakan sedang memerankan seorang polisi yang sedang mengintrogasi sang tersangka.
Tanpa diduga oleh Hana, Rika menganggukkan kepalanya seraya memeluknya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah. sedetik kemudian keduanya tertawa. Benar-benar sore yang hangat dengan pelukan hangat dari bunda tercinta.
🎻🎻🎻
Liona's pov.
Bisa melihat kak Marco ada dirumah seperti sebuah keajaiban. Meskipun tinggal di bawah atap yang sama, dalam seminggu maksimal aku bisa bertemu dengannya dua Kali. Itupun hanya sebentar.
Kak Marco adalah anak lelaki satu-satunya, tidak heran kalo dia sangat di sayang Dan dimanjakan.
"Anak TK sudah pulang," kak Marco ini umurnya sudah dua puluh lebih, tapi sangat suka menggodaku Dan takkan pernah bosan.
"Biar penampilan TK, pemikiran udah sama Kaya anak kuliahan," aku menjulurkan lidah membuat kak Marco iseng mengarahkan slang air yang sejak tadi memandikan tanaman hias tante Denada. Aku sigap menggeser tubuh hingga berhasil terbebas dari serangannya.
Kak Marco memamerkan tangan kirinya yang telah dikepal. Aku hanya tertawa kecil menanggapinya. Kemudian bergegas masuk kedalam rumah.
Setelah mengganti seragam, aku kembali menemui kak Marco. Aku sengaja memilih T-shirt berwarna putih yang dia belikan untukku beberapa minggu yang lalu. Tidak ada salahnya membuat dia merasa senang. Biarpun dia begitu suka mengerjaiku, aku juga sangat merindukannya.
"Sudah gak Kaya anak TK lagi kan?"
*****
Tbc.Thanks for Reading^^
💗💗💗Don't forget to leave vote and comments.
KAMU SEDANG MEMBACA
😘Ketika Salmon Ketemu Lion❤️
RomanceAku ingin membuat sesuatu yang indah untukmu. Menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama, semakin tidak mampu kutahan lagi. Tentang rasa untukmu, tentang mimpi-mimpi indah di Mana kau hadir di dalamnya. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...