22 April 2019
Happy Reading
💗💗💗Liona's pov.
"Lionaaa...."
Ah, aku paling sebel jika harus mendengar seseorang memanggil namaku sepagi ini. Aku meletakkan kembali alas bedak yang belum sempat dibuka tutupnya. Jangankan untuk sekedar memolesnya pada wajah, merapikan rambut ku saja rasanya tidak ada waktu lagi.Aku bergegas memasukkan sisir Dan karet rambut kedalam tas punggungku. Setelah ini, bus sekolah akan kusulap menjadi salon pribadi.
Sebelum benar-benar meninggalkan kamar, langkahku tertahan. Aku diam sejenak, mmengingat-ingat apa yang masih perlu kumasukkan ke dalam ranselku.
Rasanya ada yang kurang, tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas itu apa. Kembali kuperhatikan tiap benda yang ada di atas meja belajar. Tumpukan buku pelajaran, sebuah figura foto, Serta beberapa alat tulis yang tegeletak berantakan. Tidak ada dari mereka yang perlu ku bawa Hari ini.
Sudahlah. Apapun itu, lebih baik bagiku untuk pasrah. Orang yang sudah menunggu di depan Sana, pasti akan bertambah kesal kalau aku tidak segera keluar dari kamar ini. Sebelum namaku dipanggil lagi dengan volume yang lebih keras, aku beranjak meninggalkan kamarku.
Rumah masih sangat sepi. Lampu diteras masih menyala, tanda gelap masih menguasai Hari. Tante denada Dan om Toni belum bangun. Apalagi kak Marco. Kakak sepupuku itu jangan jangan baru tidur sejam tadi.
"Kamu mau ditinggal bus lagi?"
Salman langsung saja menyemprot dengan pertanyaan itu begitu melihat ku muncul dari balik pintu rumah. Meskipun tidak bisa melihat ekspresi wajahnya dengan jelas, aku tahu mood-nya sedang buruk. Aku memilih diam, tidak berkomentar. Salman membalik badannya, kemudian melangkahkan kaki layaknya atlet jalan cepat.
"Kamu itu harus belajar bangun pagi!" Salman masih saja menceramahi ku. Entah sudah berapakali aku mendengar dia mengatakan Hal yang sama. Dan aku sudah sangat bosen mendengar kata-kata itu.
"Ini juga bukannya udah pagi banget ya?" Sahutku sembari terus berusaha mengimbangi langkah panjangnya. Aku perlu bekerja ekstra pagi ini agar tidak tertinggal jauh darinya. Tinggi badannya yang tiga belas sentimeter lebih tinggi dari tinggiku berhasil membuatku ngos-ngosan.
"Tapikan minggu ini Kita dapet giliran dijemput paling awal. Harus ikut keliling dulu buat jemput temen-temen lainnya. Jadi pagi-pagi buta Kita harus udah siap-siap!"
"Tapikan.."
"Tapi apa?"
Aku diam. Tidak ada gunanya berdebat dengan ikan salmon ini. Ujung-ujungnya pasti kalah. Manusia yang sedang bersamaku ini, egonya sangat tinggi. Dia tidak akan menyerah begitu saja saat sedang perang argument. Terkadang aku bingung dengan sikapnya itu, dingin. Mungkin kebanyakan berada di air Kali ya?
🎸🎸🎸
Setelah kelulusan SMP, aku memang berhasil diterima di sekolah yang tidak biasa. Fasilitas sekolahnya terbilang yang terbaik. Ada beberapa bus sekolah yang siap antar-jemput para siswa. Siangnya, seluruh siswa akan berkumpul di aula besar untuk makan siang bersama, dengan biaya yang relatif murah. Dan yang lebih hebat, kami tidak perlu membayar SPP. Keren, bukan?
Tapi, yang namanya sekolah contoh, jelas saja ada banyak kewajiban yang harus dipenuhi. Jam pelajaran kami dimulai pada jam tujuh, teng. Dan prosesnya berakhir pada jam dua, teng. Jadilah setiap pagi, minimal kami harus ada disekolah jam setengah tujuh pagi, kalau tidak, siap-siap aja di hukum bersihin wc atau lari mengelilingi lapangan yang lumayan luas.
"Tuh, untung Pak Rudi masih mau nunggu!"
Aku mengalihkan pandangan keseberang jalan. Benar saja, bus besar bertulis "School Bus" sudah terparkir disana. Dari kaca bus yang sedikit terbuka, aku bisa melihat Pak Rudi menatap tajam kearahku. Setelah ini, aku pasti kena marah lagi. Kalau bukan karena Salman adalah penumpang kesayangannya, aku pasti sudah ditinggal.
"Maaf, Pak" Aku berusaha meredam amarah Pak Rudi, setidaknya aku sadar bahwa aku memang salah. Dan aku memiliki etika baik untuk meminta maaf terlebih dahulu.
"Tutup pintunya!" Katanya sinis "jangan lupa sisiran!" Tambahnya membuatku sadar betapa berantakan diriku pagi ini. Beruntung, aku Dan Salman adalah penumpang pertama. Jadi tidak ada yang tahu. Bisa lain ceritanya kalau ada banyak yang melihat penampilanku seperti ini, pasti maluu bangettttt, apalagi kalau sampai abang ganteng aku melihatnya, uuuuhhh mau ditarok dimana muka ku.
Tapi, itu tidak mungkin. Bisa melihat kak Rafly lagi di bus ini sepertinya hanya Harapan yang akan sulit untuk diwujudkan.
*****
Tbc.Thanks for reading^^
💗💗💗
Don't forget to leave vote and comments.
KAMU SEDANG MEMBACA
😘Ketika Salmon Ketemu Lion❤️
RomanceAku ingin membuat sesuatu yang indah untukmu. Menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama, semakin tidak mampu kutahan lagi. Tentang rasa untukmu, tentang mimpi-mimpi indah di Mana kau hadir di dalamnya. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...