01 May 2019
Happy reading!
💗💗💗Liona's pov.
"udah gak kayak anak TK lagi kan?"
"Wah, baju yang kakak beliin memang cantik!" Kak Marco mengembangkan senyum begitu melihatku keluar dengan menggunakan hadiahnya yang dia berikan padaku. Meskipun aku udah sering pake ni baju, tapi ini Kali pertama kak Marco melihatnya.
"Tapikan karena yang make cantik, Coba yang make patung di toko, pasti keliatan biasa aja, iya kan?"
Kak Marco tertawa kecil. Dia meletakkan slang, kemudian memutar kran air. Aku bisa merasakan aroma tanah yang basah. Sejuk. Dan Menenangkan.
Aku memilih duduk bersila di teras rumah sembari menikmati keindahan beberapa marigold yang bermekaran.
Kak Marco membersihkan tangannya, kemudian turut duduk di sebelahku. "Kamu gapapa sering di tinggal papa-mama pergi?"
Aku tidak langsung menjawab. Sudah hampir sebulan ini, om Toni yang sudah pensiun merintis usaha peternakan ayam disebuah desa yang letaknya cukup jauh dari Kota. Terkadang, aku memang merasa kesepian, tapi mau bagaimana lagi. Toh sebagian besar waktuku memang kuhabiskan disekolah. Kalau sedang bosan, selalu ada Salman yang bisa menemani. Dia selalu bersedia datang kerumah ini.
"Gak papa kok kak, aku juga udah gede," sahutku berusaha mengusir kekhawatirannya. Secara tidak langsung, aku merasa bahagia karena mengetahui bahwa kak Marco peduli padaku.
"Sorry ya, kaka juga jarang nemenin kamu. Distro juga gak bisa sering ditinggal"
Aku ngerti. Setelah memenangkan Dana hibah untuk program Kreativitas Mahasiswa, kak Marco Dan teman-temannya memang sibuk mengurus distro mereka. Bagus juga kan, masih muda sudah mulai belajar berwirausah.
"Santai kak, aku beneran gakpapa kok. Kan ada Salman juga"
Kak Marco membenahi posisi duduknya begitu mendengarku menyebut nama Salman. "Salman, anak gang sebelah? Kamu sama dia pacaran, ya?" Astaga! Tidak kusangka kak Marco akan berpikiran seperti itu. Mendadak panik nih.
"Pacaran? Aku sama Salman sahabatan, kak!"
Kak Marco mendekatkan wajahnya, menatap mataku. Aku menundukkan kepala. Daguku hampir saja bisa menyentuh pangkal leher karena perlakuan kak Marco ini.
"Tapi kenapa kalian deket gitu? Jarang lo, ada cewek sama cowok bisa sahabatan dengan tulus. Ujung-ujungnya pasti ada rasa"
Aku bingung sendiri harus bagaimana melanjutkan percakapan sore ini dengan kak Marco. Apa lagi setelah dia memperingatiku untuk berhati-hati. Mana mungkin aku Dan Salman ada apa apa. Kami murni hanya sahabat baik. Lagipula, sejak awal, aku sudah jatuh hati pada kak Rafly, Dan lagi aku sudah menargetkan bahwa Salman akan jadian dengan Rika.
"Nah bingung? Beneran suka tuh!" Kak Marco tertawa melihat ekspresi ku yang kebingungan . Kenapa dia justru kelihatan begitu bahagia mendapati adiknya ini kesulitan menjawab pertanyaannya?
"Cuma sahabat kak. S-A-H-A-B-A-T!" Sengaja kueja agar kak Marco menghentikan topik pembicaraan ini. "Aku suka sama cowok lain, kak. Udah dari kelas satu. Sampe sekarang masih suka. Dia kakak kelasku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
😘Ketika Salmon Ketemu Lion❤️
RomanceAku ingin membuat sesuatu yang indah untukmu. Menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama, semakin tidak mampu kutahan lagi. Tentang rasa untukmu, tentang mimpi-mimpi indah di Mana kau hadir di dalamnya. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...