Senandung Masa Lalu

1.2K 80 0
                                    

Kay menatap halaman rumah  sambil berusaha membetulkan kunci gitar dari jendela kamarnya. Satu hari yang lalu adalah sebuah mimpi yang menjadi nyata dan mungkin menjadi hal yang tak terlupakan baginya. Hari dimana  Kay bisa kembali ke Amerika dan mengambil dua benda kesayangan di rumah kenangan.  Kay mulai memetik gitar dan bernyanyi

Remember me
Though I have to say goodbye
Remember me
Don’t let it make you cry
For ever if I’m far away
I hold you in my heart

Tiba-tiba Aline dan Albert muncul dan ikut bernyanyi diiringi petikan gitar Kay. Aline dan Albert hapal dengan lagu yang dinyanyikan Kay.

I sing a secret song to you
Each night we are apart
Remember me
Each time you hear a sad guitar
Know that I’m with you
The only way that I can be
Until you’re in my arms again
Remember me

“Ternyata kamu masih ingat lagu ini.” Ucap Aline sambil menatap Kay dengan lekat. Albert tersenyum dan ikut menatap Kay.

“Ya, aku ingat. Ini lagu yang sering dinyanyikan almarhum kakek.” Kay menjawab sambil menatap langit yang biru seolah  percaya kalau kakeknya sudah tenang di sisi Tuhan.

“Betul, Albert juga sering dinyanyiin Pak Lee lagu ini.” Albert ikut berkomentar sambil mata birunya menatap langit.

“Lagu ini seperti senandung masa lalu untukmu, untukku dan Albert ya kan Kay?” Aline bertanya dengan serius sambil mengkerutkan dahinya. Noni Belanda ini sangat tahu cara membuat Kay banyak bicara.

“Kamu betul. Lagu ini sangat sering dinyanyikan kakek jika aku rewel. Itu yang masih ku ingat.” Kay tersenyum dan membayangkan sang kakek menyanyikan lagu ini dengan suaranya huskynya. Menurut Kay itu sangatlah merdu.

“Kaaaaaaay ada teman mu nih nyariin. Eh bukan, pacarmuuuu!” Teriakan Sara dari ruang tamu membuat Kay kaget dan langsung turun  ke lantai bawah.

“Naina? Silakan duduk.” Kay tersenyum melihat kedatangan Naina.  Sedikit ada rasa canggung ketika hanya berduaan dengan Naina di ruang tamu.

"Pacar baruuuu." Sara, mengejek Kay sambil berlari ke halaman rumah. Kay terdiam dan berusaha menahan rasa kesalnya.

“Eh jangan berduaan saja dong. Jangan lupa ,ada aku juga.” Dimas tiba-tiba muncul dari balik pintu lalu langsung masuk ke dalam rumah.

“Kalian kok bisa tahu rumahku?” Kay mengerutkan dahinya.

“Tuh yang ngasih tahu. Bocah Londo itu yang mengajakku ke rumahmu. ” Dimas menunjuk Albert yang berdiri cengengesan dan langsung menghilang dengan cepat.  Kay tak menjawab dan hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan usil Albert.

“Untung hari ini libur. Kemarin aku lelah namun sangat bahagia. Makanya hari ini aku sama Naina mau ngajak kamu jalan-jalan mengelilingi Jogja. HItung-hitung balas budi karena diajak jalan-jalan kemarin.”
Dimas mengutarakan keinginannya. Kay langsung menyetujuinya karena ia perlu menghirup udara segar.  Mereka pergi dengan mobil Dimas. Dimas memang sudah memiliki mobil dan SIM sehingga aman untuk bepergian dengannya. Apalagi Dimas sangat paham dengan seluk beluk  Jogja. Setidaknya Kay juga harus mengenal kota tempat tinggalnya ini.

Gerbang GaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang