Gerbang Gaib Di Sekolah

1.4K 91 5
                                    

Kay, nanti setelah pulang sekolah ikut aku. Aku ingin mengajak kamu ke bukit kecil di belakang sekolah. Ada gerbang gaib.  Temui aku di bukit belakang sekolah saat pulang nanti.

Dimas

Kay membaca secarik kertas yang diberikan Naina kepadanya. Itu tulisan Dimas. Kay menatap Dimas dan mengangguk. Kay selalu penasaran dengan gerbang gaib dan Dimas membuatnya bersemangat.

“Kay …” Naina terlihat ragu.

“Ya Naina. Ada apa?” Kay menatap Naina. Paras cantik Naina membuat Kay terpana. Baru kali ini Kay mengakui kecantikan seorang gadis seperti Naina. Padahal sewaktu tinggal di Amerika, Kay juga memiliki banyak teman perempuan namun tak ada yang menarik perhatiannya kecuali Naina.

“Dimas mengajakmu ke mana? Jangan bilang mencari hantu?”

“Kamu tahu Dimas bisa melihat hantu?” Kay menatap Naina dengan serius.

“Satu sekolah sudah tahu dengan kemampuan Dimas. Makanya aku bertanya padamu …” Naina balas menatap mata Kay. Mata biru Kay membuat Naina berpikir Kay sangat ganteng dengan wajah campurannya.

“Lebih tepatnya ke gerbang gaib. Bukan mencari hantu tapi mencari gerbang gaib yang bisa membuat kami masuk ke alam mereka bahkan melintasi waktu ke tempat lain dengan cara yang tak bisa aku jelaskan.” Kay berkata jujur dan membuat Naina terkejut. Gadis itu tak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya. Mulutnya terbuka lebar menandakan dia sangat terkejut dengan ucapan Kay.

“Tidak semua orang bisa melihat dan membuka gerbang gaib. Dimas juga tidak bisa …”

“Tapi aku bisa Naina.” Kay memotong pembicaraan Naina sebelum gadis itu selesai bicara. Naina semakin terkejut dengan ucapan Kay.

“Kay, Naina ke depan! Kerjakan soal-soal di papan tulis.” Teriakan Pak Adi, guru mata pelajaran Bahasa Inggris membuat percakapan Kay dan Naina terhenti. Kay dan Naina maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang ditulis Pak Adi. Dimas tertawa kecil melihat Naina dan Kay yang memasang wajah cemberut ketika diminta mengerjakan soal.

*****

Sudah waktunya pulang sekolah karena pelajaran telah usai dan ini menjadi hari pertama yang menyenangkan untuk Kay. Sesuai janji, Kay dan Dimas bertemu di bukit belakang sekolah namun ketika Kay tiba disana, Dimas tidak sendirian. Ada Naina yang juga menunggu Kay.

“Naina, kamu… “ Belum selesai Kay berbicara, Naina menyahut dengan kesal.

“Aku ikut! Harus ikut.” Naina terlihat kesal. Dimas dan Kay saling tatap dengan pandangan bingung. Setelah bernegosiasi dengan panas, Naina diperbolehkan ikut dengan syarat tak ada rasa takut jika melihat hantu saat memasuki gerbang gaib. Dimas bercerita kepada Kay saat bejalan menelusuri bukit untuk menemukan gerbang gaib itu kalau Naina tidak bisa melihat hal gaib, namun dia paham tentang gerbang gaib karena almarhum neneknya juga bisa melakukan hal yang sama seperti Kay.

Kay, Naina dan Dimas berjalan cepat menuju gerbang gaib, menelusuri semak belukar dan pepohonan yang lebat. Menurut Dimas, gerbang gaib itu terletak diantara dua pohon besar dengan akar di atas tanah. Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di pohon yang dimaksud Dimas. Dua pohon besar itu terlihat bercahaya di mata Kay.

“Lihat diantara pohon itu ada cahaya, nah disitulah gerbang gaibnya. Ayo, ikuti aku, kita masuk ke dalamnya.”

Hanya Kay yang bisa melihat gerbang gaib itu dengan jelas.

Kay menempelkan tangan kanannya, seolah membuka energi dua dimensi ke salah satu pohon lalu masuk dengan cepat sambil memberi kode agar mengikutinya. Tanpa banyak tanya, Dimas dan Naina mengikuti Kay. Saat melewati pepohonan itu, Dimas dan Naina hanya melihat hutan dan semak belukar namun setelah melewati gerbang gaib itu semuanya berubah. Terlihat sebuah kerajaan besar dan megah bertahtakan berlian dengan banyak bangunan besar di sekitarnya. Naina, Kay dan Dimas hanya saling berpandangan dengan takjub seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Gerbang GaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang