19 ; 'Ayo Kita Akhiri'

678 109 19
                                    

⚠️ ; typo's

◈ ━━━━━━━ ▣ ━━━━━━━ ◈

"Cal gue suka sama lo" Pengakuan cowok didepannya ini membuat Calista terdiam.

"Gue udah lama merhatiin lo, please jadi cewek gue" Pinta cowok tersebut.

Mencoba menarik tangan Calista namun lebih dahulu ditepis oleh Calista.

"Sorry gue gak bisa" Kata Calista dingin. Cowok itu meludah kesamping. Menjambak rambut Calista kuat, "Lo pikir lo siapa berani nolak gue?"

Sakit, jambakan lelaki ini sangat sakit.
"Lepas" Kata Calista dingin.

Cowok itu tersenyum licik, "He.. mau gue lepasin apanya neng?" Goda cowok itu.

Calista memberontak, mencoba melepaskan jambakan cowok tersebut di rambutnya.

"Tolong tolong!" Teriak Calista. Cowok itu semakin menarik kuat rambut Calista.

Calista memberontak tak karuan. Belakang sekolah jarang di lewati siswa-siswi, Calista berada dalam masalah sekarang.

Bugh...

Jambakan cowok tersebut seketika terlepas.
"Arya..."

Ia melihat Arya yang memukul cowok itu dengan membabi-buta.

Bugh bugh bugh bugh.

Calista linu mendengarnya.

"Jangan ganggu cewek gue" Kata Arya dingin. Cowok tadi berdecih mengeluarkan darah dari mulutnya, ia meringis menatap kedua remaja didepannya ini kemudian bangkit meninggalkan mereka berdua.

"Ar lo gapapa?" Tanya Calista khawatir.

"Lo liat?" Arya balik bertanya.

Tidak ada luka sedikitpun. Calista menghela nafas lega.

"Lain kali jangan mau di ajak ke belakang sekolah. Disini sepi kalo ada apa-apa gimana" Ucap Arya dengan nada tajam.

Tak tahukah Calista, bahwa Arya sangat khawatir saat tahu ia di bawa oleh berandalan sekolah ke belakang sekolah. Kalau ada apa-apa bagaimana?

Calista tersenyum tipis, "Lo lagi khawatirin gue ya?"

"Iya!" Ucap Arya tak sadar.

Mendengar Arya mengiyakan pertanyaannya, membuat situasi di antara mereka menjadi canggung.

Arya berdeham sambil menggaruk lehernya yang tak gatal, "Ayok gue anterin ke kelas"

Calista menatap kepergian Arya yang meninggalkannya duluan, "Tuh cowok kok rada aneh" Gumam Calista.

***

Arion jalan di koridor sambil bersiul, memainkan mainan kunci berbentuk penguin dengan melemparkannya keatas dan kebawah.

Ia ingin mengunjungi partner kesayangannya, Calista.

Mereka sudah tidak aktif belajar lagi sekarang dikarenakan satu bulan lagi akan melaksanakan Ujian Nasional.

Arion ingin belajar tapi jika bersama Calista saja.

Alarm bahaya berbunyi, musuh sedang bersama sang target. Dari kejauhan Arion melihat seorang cowok yang mengantarkan Calista ke kelasnya.

"Itu kah yang namanya Arya?" Tanya Arion pada dirinya sendiri.

"Bahaya nih, gue harus cepet" Gumamnya.

Arion berjalan dengan cepat dengan kaki panjangnya. Ingin melihat dari dekat seberapa ganteng si Arya Arya itu. Apakah Arion akan kalah saing?

Namun, Arya sudah berbalik dan pergi kekelasnya. Arion gagal melihatnya dari dekat.

"Calista!" Panggil Arion saat Calista ingin masuk kekelasnya.

"Ri, darimana aja? Gue nyariin lo dari tadi tau!" Ungkap Calista bersungut.

Arion mencubit pipi Calista gemas, "Cie kangen ya?"

"Idieeeeee"

"Ada yang mau gue omongin, ayok ke taman" Ajak Arion.

"Males ih. Penting banget apa?" Tanya Calista ogah-ogahan.

"Tentang kita" Kata Arion serius.

Calista menatap Arion dengan tatapan yang sulit diartikan. Dengan perlahan ia pergi berjalan ke taman duluan.

"Bilang iya kek apa kek" Cibir Arion.

***

"Ada apa?" Tanya Calista.

Arion menggaruk kepalanya yang tak gatal, sepertinya dirinya ragu untuk mengungkapkan maksudnya.

"Ngomong aja kali"

"Gue berencana ngungkapin perasaan gue sama Damara" Ucap Arion pelan.

"Baguslah" Santai, Calista berusaha santai sekarang. Ada perasaan asing yang hinggap dihatinya, seperti ada perasaan tidak rela Arion akan melakukan hal itu.

"Maksud gue, kita. Ayo kita ungkapin perasaan kita sama mereka"

Calista menggeleng lemah, ia tidak mau. Ia takut, takut Arven akan menatapnya penuh dengan kebencian dan ia takut kelak Arion akan meninggalkannya.

Ia nyaman dengan hubungan mereka sekarang, ia tidak ingin kehilangan kebersamaan mereka.

Satu tetes air mata jatuh dari pelupuk Calista, "Gue takut" Ucapnya lemah.

Arion menatap Calista sedih, memeluk tubuh mungil itu dan mengelus kepalanya lembut.

"Gue gak mau nyesel Cal, ayo kita ungkapin mesti kita udah tau jawabannya."

Kedua remaja ini terdiam cukup lama, sampai kalimat Arion selanjutnya membuat Calista menegang.

"Ayo kita akhiri hubungan ini"

Calista terdiam air mata kembali menetes dari pelupuk matanya kemudian melepaskan pelukan mereka,
"Kenapa?" Tanya Calista lemah.

"Karena gue mau mulai sebuah hubungan baru sama lo. Bukan sebagai pelampiasan tapi bener-bener sebagai pacar gue, pacar Kenan Arion" Arion mengelus rambut Calista penuh sayang, kembali ditariknya tubuh mungil Calista kedalam dekapannya.

"Gue bakal bicara sama Arven supaya dia mau nemuin lo"

Calista mengangguk lemah, "Setelah selesai kita ketemu di taman kota jam 8 malam" Lanjut Arion lagi.

Arion melepas pelukannya, menatap mata Calista yang sembab akibat tangisnya. "Jangan nangis, lo tau air mata lo bikin gue sakit"

Calista tersenyum paksa, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya bulir air mata masih saja berjatuhan dari kelopaknya.

Arion menghapusnya dengan ibu jarinya yang besar, "Pulang nanti gue anter, istirahat dulu di rumah nanti gue telpon saat Arven setuju untuk ketemu sama lo"

"Damara?" Tanya Calista.

"Gue udah bicara sama dia dan dia setuju buat ketemu gue" Jelas Arion.

"Arion, apapun yang terjadi gue harap lo bakal datang buat jemput gue"

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Calista & Arion | Mina • Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang