09 ; Miss Together

659 111 24
                                    

⚠️ ; typo

◈━━━━━━━ ▣ ━━━━━━━ ◈

Berada didalam satu ruangan dengan seorang yang mengabaikan dirinya akhir-akhir ini membuat Calista canggung luar biasa.

Calista duduk di sofa depan televisi Sabil sesekali meremas tangannya. Entah mengapa Ia merasa gugup, biasanya juga tidak seperti ini. Apa mungkin karena Arion yang melihatnya menangis tadi?

Arion datang dengan dua botol teh kemasan. Memberikannya satu kepada Calista dan diterima Calista dengan kikuk.

"Thanks" Ucapnya.

Calista dan Arion sama-sama terdiam. Menikmati minuman masing-masing dengan khidmat.

Keheningan terpecah kala Arion berucap, "Udah lama Lo gak datang kesini" Arion menoleh kearah Calista, cewek cantik tersebut sedang menundukkan kepalanya. Arion menaikkan sebelah alisnya. Dengan ragu, Ia mengulurkan tangannya dan meraih dagu Calista. Arion menaikkan dagu Calista dan berakhir mereka saling bersitatap.

Calista tampak membuang arah pandanganya, sepertinya Ia tidak ingin melihat kearah Arion.

Arion terkekeh melihatnya.
"Kenapa Lo malu-malu gitu, gue jadi pengen nyium kan"

Calista mendelik mendengar perkataan Arion, dengan cepat Ia menepis tangan Arion yang berada di dagunya.

"Kenapa? Lo gak kangen bibir gue apa?" Tanya Arion polos.

Pipi Calista serasa memanas sekarang, kenapa bocah sinting ini berbicara tidak disaring dahulu.

Terdengar kekehan renyah disamping Calista.

"Seneng banget ya Lo" Ketus Calista.

"Lo jadi malu-malu gitu, gak biasanya. Gue kan jadi gemes"

Deg. Ada dentuman aneh dalam jantung Calista. Kenapa ini?

"Bacot Lo" Hanya kata itulah yang keluar dari mulut Calista untuk menyamarkan detak jantungnya.

Suasana kembali sepi. Hanya hembusan nafas yang dapat terdengar untuk saat ini. Calista dan Arion sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Arion bersandar ke sofa, memandang langit-langit apartemen seperti yang dilakukan oleh Calista.

"Bukan cuma Lo yang sakit hati sama kejadian tadi" Ungkap Arion tiba-tiba. Calista menoleh kearah Arion tak mengerti.

"Jangan pura-pura bego. Gue tau Lo masih inget sama kejadian tadi" Lanjut Arion.

Calista menundukkan kepalanya lagi. Ia tak membalas perkataan Arion.

"Damara udah janji bakal nemenin gue kerumah nenek. Tapi Lo liat tadi kan? Dia pulang sama Arven dan lupain janjinya sama gue. Intinya kita sama-sama ditinggalin orang yang kita sayang padahal ini masih permulaan"

Calista mengembuskan nafas kasar. Ia mendekatkan dirinya ke Arion, mereka saling menatap. Tanpa mengatakan apa-apa Calista menarik Arion kedalam pelukannya. Menepuk-nepuk punggung Arion dengan lembut.

"Kenapa semesta gak berpihak dengan kita, Ri?" Tanya Calista lirih. Arion membalas pelukan Calista.

"Gak salah kan kalo gue bayangin yang meluk gue sekarang Damara bukan Lo?" Tanya Arion memastikan.

"Bukannya itu tujuan kita dengan hubungan ini?"

Arion tak membalas ucapan Calista. Ia melepaskan pelukannya, melihat wajah Calista yang memejamkan mata. Ditatapnya wajah cantik Calista. Arion mulai memejamkan matanya, berfokus membayangkan Damara yang ada dihadapannya. Sampai bibir mereka bertemu, Arion melumatnya dengan lembut. Arion masih membayangkan Damara sampai tiba-tiba bayangan itu berubah menjadi Calista yang tersenyum merekah.

Arion membuka pejamam matanya, bibirnya masih bertaut dengan bibir Calista. Dengan pelan Arion kembali memejamkan matanya, namun lagi-lagi wajah Calista yang muncul dalam bayangannya bukan Damara. Seketika jantung Arion berdegup dengan kencang.

Mengapa bayangan Damara hilang dan berganti menjadi Calista?

***

Pukul tujuh lewat lima belas menit Calista sampai dirumahnya. Rumah dalam keadaan hening, Mama belum pulang pikir Calista.

Calista berjalan kedapur, membuka lemari es dan mengambik satu botol air dingin dan ditenggaknya sampai tersisa setengah. Calista memasukkan botol tadi kedalam kelas dan menutupnya.

Rumah masih dalam keadaan gelap. Calista tak berniat menghidupkan lampu, dengan malas Ia menuju ke kamarnya yang berada dilantai dua.

Saat memasuki kamar, hal yang pertama kali Calista lakukan adalah masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setengah jam telah berlalu, Calista sedang termangu diranjanh queen size miliknya.

Hingga dering telepon menyadarkan Calista.

Arion Gans is calling...

Calista menekan tombol hijau pada ponselnya.

"Halo" Sapa Arion diseberang sana.

"Hai" Balas Calista pelan.

"Udah sampai?"

"Hm"

"Lagi apa?"

"Tiduran aja"

"Jangan pikirin kejadian tadi siang ya" Pesan Arion.

Calista tercenung. Kenapa Arion terdengar seperti cowok manis sekarang.

"Hei" Sapaan diseberang sana menyadarkan Calista.

"Lo lagi apa?"

"Mikir"

"Mikir apa?"

"Mikir gimana caranya ngajak Lo jalan besok"

Calista menggigit bibir bawahnya. Beberapa detik kemudian Calista tersenyum tertahan.

"Kenapa ngajak jalan?"

"Sebenernya..." Ucap Arion terputus.

"Sebenernya kenapa?" Tanya Calista penasaran.

"Gue kangen sama kebersamaan kita"

Deg.

Rion, Lo gak lagi nyobaba bikin gue suka sama Lo kan. Batin Calista menjerit.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Calista & Arion | Mina • Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang