06 ; Setumpuk Buku dan Larva

708 122 10
                                    

⚠️ ; typo's

◈━━━━━━━ ▣ ━━━━━━━ ◈

Damara tengah berjalan di koridor dengan setumpuk buku paket ditangannya. Tadi Ia datang terlambat sehingga Damara mendapat hukuman dengan mengambil buku paket di perpustakaan.

"Sial berat banget" Keluhnya. Buku yang Damara bawa sekarang berjumlah 16 buah dengan ketebalan sekitar 200 halaman.

"Tuh guru kalo ngasih hukuman gak kira-kira lagi, udah tau gue cewek. Cewek kan lemah, harus dilindungi. Ck" Damara terus saja mendumel tanda Ia kesal. Dengan wajah yang di tekuk Damara berjalan dengan bersusah payah. Sampai pada akhirnya Damara menabrak seseorang dan buku yang Ia bawa berjatuhan di lantai koridor kelas sepuluh.

"Lo jalan liat-liat dong" Damara berteriak sambil memunguti buku-buku yang berjatuhan.

"Sorry" Ucap seseorang dengan suara beratnya, seseorang itu kemudian ikut berjongkok membantu Damara mengumpulkan buku yang berjatuhan. Damara menoleh siapa gerangan yang menabrak dirinya.

"A-arion" Ucap Damara.

"Hai, Damara" Kata Arion disertai senyumnya yang manis.

Damara menunduk. Merutuki dirinya yang berteriak tadi.

Setelah buku-buku sudah terkumpul Arion mengangkatnya dan membawanya dengan kedua tangannya.

"Loh, Rion" Damara bingung dengan apa yang dilakukan Arion.

"Gue yang bawa, kelas lo dimana?" Tanya Arion santai.

"Gak usah, ntar ngerepotin" Kata Damara tak enak.

"Gue nabrak lo, anggap aja permintaan maaf gue. Buruan, lo jalan duluan" Damara berjalan dahulu dengan Arion di belakangnya. Tak ada percakapan diantara keduanya. Arion mau saja mengajak Damara ngobrol tapi Ia masih terlalu kaku untuk terlihat akrab dengan orang lain.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di kelas 3-3. Arion meihat pamflet kelas 'Program IPS'.
"Lo anak IPS?" Tanya Arion. Damara tak langsung menjawabnya, tangannya menunjuk buku-buku yang di bawa Arion.

Arion melihat kearah tunjukkan Damara. Disitu terlihat tulisan Geografi.

"Oh iya" Kata Arion kemudian terkekeh pelan.

Arion masuk ke dalam kelas Damara. Diikuti Damara di belakangnya.

"Kok kamu yang bawa?" Tanya seorang Guru tua berkumis tebal itu.

"Buku ini berat, Pak. Kalo yang bawa cewek tentu saja gak kuat. Lain kali suruh aja yang berbatang jangan berlobang" Kata Arion santai kemudian meletakkan bukunya di meja guru dan berbalik.

"Gue balik dulu" Bisik Arion kepada Damara.

"Damara" Panggil Guru tersebut. Damara gelagapan dan menjawab takut-takut.

"Iya, Pak?"

"Duduk kamu" Perintah bapak tersebut. Damara merasa bersyukur dalam hati, untung tidak dimarahin.

***

Calista menunggu Arven di perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah tutup dua jam setelah bel pulang sekolah berbunyi. Suatu kebijakan yang bagus menurut Calista karena murid-murid bisa mengerjakan pekerjaan rumah atau pr di perpustakaan.

Setengah jam sudah berlalu, namun Arven belum juga datang. Menahan kesal di hatinya, Calista membuka ponsel yang sedari tadi Ia angguri.

Satu pesan di whatsapp dariArion.

Arion
Gimana belajarnya?
13.30

Calista mulai mengetikkan balasan.

Arven belum datang.

Tak berapa lama Calista mengirim pesan tersebut. Centang dua kini berubah menjadi biru, tanda Arion sudah membaca pesan Calista.

Lo masih nunggu?

Iyalah.

Pulang aja, feeling gue bilang dia gak bakal dateng.

Sok tau.

Terserah lo.

Satu jam berlalu, benar Arven tidak datang. Kesabaran Calista mulai menipis, dengan gerakan lemah Calista memasukkan alat tulisnya. Namun saat Calista memasukkan kotak pensil suara seseorang menghentikan aktivitas Calista.

"Sorry gue terlambat" Ucap seseorang yang merupakan Arven. Calista melihat Arven kemudian tersenyum tipis.

"Gue udah berubah jadi fosil asal lo tau" Kata Calista bercanda. Arven terkekeh dan duduk disamping Calista melipat kedua tangannya untuk dijadikan tumpuan kepalanya. Arven menutup matanya.

"Hari ini gue lagi gak ada mood buat belajar"

"Terus gunanya gue disini apa?" Tanya Calista lesu.

Arven membuka matanya.
"Temenin gue aja" Ucap Arven santai.

Calista tak bergeming namun beberapa saat kemudian Calista membuka ponselnya. Memutarnya ponselnya dan mulai menonton kartun.

Beberapa menit sudah Calista habiskan untuk menonton kartun, hingga suara Arven membuat Calista terkejut.

"Lo suka Larva?"

Calista mengangguk semangat.
"Iya gue tiap hari harus nonton ini, kalo gak berasa ada yang kurang gitu"

Arven terkekeh mendengarnya.
"Gue juga suka"

"Suka Larva?"

"Suka kamu" Jawab Arven santai. Calista cemberut dibuatnya.

"Canda kali" Arven menarik hidung mancung Calista.

Mata mereka mukai fokus pada ponsel Calista yang sedang menayangkan kartun kesukaan mereka.

"Kita pulang tunggu di usir penjaga perpus ya" Kata-kata Arven langsung disetujui Calista dengan anggukan mantap.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


Calista & Arion | Mina • Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang