14. Iya atau Iya?

131 17 10
                                    

Reina dan Bu Laila lanjut memasak di dapur. Nampak dompet Reina ada di meja. Bu Laila sudah tahu kalau Ryo datang untuk mengembalikan dompet Reina yang tertinggal. Ia juga sudah tau kalau adegan tadi hanya kesalahpahaman.

"Hp ketinggalan. Dompet ketinggalan. Kamu itu Rein Rein."

Reina hanya diam. Sudah biasa baginya ditegur oleh Bu Lailq karena lupa membawa barang. Ia lebih fokus membuatkan teh untuk Ryo. Namun, ia sengaja tidak menambahkan gula. Ia malah menuangkan garam ke dalam cangkir.

"Dia kira dia aja yang bisa isengin gue? Lihat nih pembalasan gue!", kata Reina dalam hati.

Reina berjalan mengantarkan teh itu kepada Ryo yang sedang asik bermain catur bersama Pak Ali di teras depan panti.

"Silakan diminum tehnya nak Ryo.", kata Pak Ali sopan.

"Iya Pak." Ryo meminum teh itu dengan porsi yang banyak sekaligus. Tak lama, kedua matanya melotot dan mulutnya memesem. Ia langsung memandang ke arah Reina yang sedang tersenyum puas. Ryo sadar Reina sengaja melakukan menaruh garam ke dalam tehnya, tapi ia tetap tersenyum agar tidak dikira kalah-kalah amat. "Enak ya Rein tehnya, ala ala timur tengah. Gulanya dari laut mati kan?"

Pak Ali yang tidak begitu memperhatikan Reina dan Ryo permisi ke toilet karena tiba-tiba saja perutnya terasa mulas. "Duh Bapak ke belakang dulu ya. Mules nih.", ucap Pak Ali sembari berjalan dan memegang perutnya.

Reina masih duduk di samping Ryo. "Udah sana pulang!"

"Gak mau kalau belum dapat jawaban iya."

"Loh kalau gue jawab nggak, lo gak akan pulang gitu?", Reina kesal.

"Nggak!"

Reina menarik nafas agar tidak terbawa emosi. "Gue udah denger dari Hery tentang kelakuan-kelakuan fans lo. Ternyata bener ya, mereka ganggu. Tapi bukannya justru cowok senang ya kalau punya banyak fans? Kok lo malah..."

"Gue gak mau nyakitin!", jawab Ryo cepat lalu tersenyum.

"Nyakitin gimana?"

"Ya gitu. Cinta tak berbalas itu nyakitin kan?"

Reina terdiam mendengar jawaban itu. Ia tidak menyangka ternyata alasan Ryo adalah untuk kebaikan para penggemarnya itu sendiri.

"So, kalau lo mau berarti lo juga ikut bantu mereka.", kata Ryo, kali ini nampak amat serius.

Reina semakin terdiam. Ia yang awalnya ingin menolak tawaran Ryo, seketika tergugah untuk menerima tawaran itu.

Kemudian, muncul pertanyaan terakhir yang masih mengganggu pikirannya. "Tapi kenapa harus gue? Masih banyak cewek lain di sekolah."

Ryo terkekeh. "Karena...". Ryo memandang Reina sambil tersenyum. Lagi lagi senyum Ryo membuat Reina merasakan emosi yang tidak ia pahami. Karena itu, Reina mengalihkan pandangannya ke teh yang ia buat tadi.

"Karena gue yakin, cuma lo yang mau bantu gue tanpa pamrih.", jelas Ryo dengan cepat.

Reina kembali memandang Ryo. Dalam hatinya ia berkata "Ini mahluk bisa banget ya ngambil hati orang?."

Dengan segala pertimbangan, Reina menarik nafas panjang kemudian berkata
"Oke!".

Ryo spontan bertepuk tangan karena senangnya.

"Tepuk tangan? Lo kira lagi nonton bola?"

"Iya. Bolanya ketangkep soalnya.", Ryo cengengesan. "Jadi deal nih ya?"

"Iya."

"Oke kita foto dulu yuk! Buat dipasang jadi profile picture."

"Harus ya?"

"Ya iya lah!". Reina dan Ryo akhirnya berfoto bersama. Ini adalah pertama kalinya mereka berfoto berdua saja

"Udah ya lo pulang sana. Gue mau masak."

"Iya.". Ryo berdiri. "Salam ya buat Pak Ali dn Bu Laila.". Ryo berjalan menuju motor maticnya yang terparkir di halaman.

Akan tetapi, ia kembali lagi dan berkata "Thanks ya Rein. Oh iya, lebih baik nanti lo tidur siang ya soalnya tengah malam nanti sampai menjelang subuh akan ada hujan besar banget. Lo akan sibuk."

"Maksudnya?"

Ryo menaikkan bahu tanda tidak mau menjelaskan lebih jauh. "Bye pacar!"

Reina kesal digoda Ryo. "Dasar Gaje!"

Ryo hanya tersenyum senang nan menawan kemudian berlalu.

#

Malamnya, perkataan Ryo menjadi kenyaataan. Hujan yang sangat besar selama berjam-jam membuat Reina tidak bisa tidur nyenyak. Sepanjang malam, Ia harus merem melek mengurus baskom yang digunakannya untuk menampung air hujan yang bocor dari atap kamarnya.

Reina jadi bertanya-tanya sendiri. "Kenapa Ryo bisa tahu ya?"

Bersambung ...

****
Author Thoughts
Yeay! Akhirnya yang para pembaca tunggu-tunggu kejadian juga!
Ryo sama Reina (pura-pura) pacaran!

Kira-kira gimana ya gaya pacaran mereka?
Apa strategi ini berhasil buat menghempas semua fans Ryo?
Terakhir, kok Ryo bisa tau ya kejadian malam itu? Hmmmh..

Baca terus makanya!
Vote terus juga novel ini ya!
Karena itu artinya, kamu sayang dan peduli sama penulis. Sama kayak Ryo yang peduli sama perasaan para fansnya, gak mau nyakitin.

Eaa bisa ae gagang pintu! <--ngeledek diri sendiri 😝

💜 Makasih banyak udah baca 🤗
Semoga kamu suka dan baca terus cerita ini sampai tamat ya😃💜

Spooky Sweet BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang