10. Om Edo cuti

213 6 0
                                    


Suasana Dikoridor Angkasa guana masih sangat sepi. Kanya berjalan sendiri menyusuri koridor kelasnya.

"Kanyaaaaa tungguin gue." kanya menoleh karna suara yang memanggilnya sangat amat indah dari penyanyi terkenal.

"Ck...gak usah teriak Lin." Linda yang sudah mensejajarkan langkahnya hanya tertawa kecil.

"Tumben Lo gak dianter Abang Lo? Terus Lo juga datangnya tumben pagi?" Tanya Linda tanpa jeda.

"Gue yang ngajakin mereka Dateng pagi." Setelah sampai tempat duduknya Kanya menelungkupkan kepalanya. Sementara Linda berjalan menuju pintu untuk mengambil sapu dan memulai ritual piketnya.

Kanya yang sedang menelungkupkan kepalanya, mengangkat kepalanya untuk mengambil Novelnya dan keluar kelas menuju taman belakang sekolah. Ya walaupun dia anak baru dia sudah tau seluk beluk sekolahnya.

"Woy. Nya mau kemana?" Tanya Tika yang berpapasan diambang pintu. Kanya hanya mengangkat novelnya kearah Tika dan berlalu pergi.

Kanya yang sedang duduk di kursi panjang taman dengan membaca novelnya hikmat. samar-samar mendengar suara cewe disamping tembok yang Kanya rasa sedang menahan sakit. Kanya berjalan mengendap-endap dan dia melihat cewe berkacamata yang satu kelas dengannya sedang dibully, Kanya yang tidak suka hal itu menghampiri dan...

"Hei. Apa yang kalian lakukan?" Ucap Kanya takut-takut.

"Ada pahlawan rupanya." Kanya merasa kalau yang menjawab perkataan dia adalah leader dari geng cewe tersebut.

"Lepasin dia." Ucap Kanya berjalan mendekati cewe berkacamata itu.

"Lo gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama dia. PERGI LO." bentak leader geng itu dan mendorong Kanya kesamping.

"Enggak sebelum kalian lepasin dia" ucap Kanya tak takut akan bentakan itu. Walaupun dirinya sudah merasa ketakutan.

Setelah Kanya mengatakan itu, anak buahnya memberikan balok kayu itu kepada leadernya. Kanya yang melihat balok kayu itu bergidik ngeri.

"Lo pergi sekarang." Ucap leader itu menekankan kata sekarang.

"Enggak. Lo yang harus pergi. Menurut Lo ngebully bisa bikin Lo tenar hah?" Kanya gak tau kenapa mulutnya berkata seperti itu dengan lancar. Kanya merentangkan tangannya untuk melindungi cewe berkacamata itu.

"Minggir."

"Enggak."

"Minggir."

"Enggak."

Anak buah yang ingin menarik Kanya dari hadapan cewe berkacamata itu berhenti karna suruhan leadernya itu.

"MINGGIR." bentak leader geng itu muak dengan tangan yang mengangkat balok kayu itu tinggi.

"Lo mulai main-main sama gue." Leader itu maju dan mencengkram dagu Kanya erat serta tangan kanannya yang masih memegang balok kayu itu tinggi.

"Le...le..pasin." ucap Kanya dengan mata tajamnya.

Kring kring kring

Bel masuk tiba tiba saja berbunyi membuat leader geng tersebut melepaskan cengkraman pada dagu Kanya dengan kasar sampai Kanya tersungkur ketanah dan membuang balok kayu yang dipegangnya tepat dibahu Kanya.

"Arghh." Rintih Kanya kesakitan.

"Lain kali gak usah ikut campur masalah kita. Elo itu bukan pahlawan, dasar lemah." Ucap leader tersebut dan berlaku pergi.

"Ka....Kanya gapapa?" Ucap cewe berkacamata itu membantu Kanya berdiri.

"Gue gapapa. Lo balik kekelas aja." Ucap Kanya masih mengelus bahunya pelan.

KANYA GABRIELLA 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang