14. Hujan

191 6 0
                                    

Happy sunday:) and happy reading🙌

Setelah mengantar kanya pulang. Galang melajukan motornya kearah cafe tempat dia dan temannya merintis usaha.

"Gimana adek gue? Lo anter sampe selamet kan?gak ada luka kan?" ucap Reno kepada Galang yang baru saja datang.

"Tenang. Riko mana?" jawab Galang sekaligus menanyakan keberadaan Riko saat ini karna dia tidak melihat Riko diantara Reno dan Kevan.

"Ngurus file keuangan." jawab kevan cepat.

"Lo mau pesen apa?" tanya Reno setelah menyeruput kopinya.

"Biasa." setelah menerima jawaban dari Galang, Reno mengangkat tangannya kepada pegawai cafe tersebut.

"Rina, jus mangga satu." pesan Reno kepada pegawainya.

"Baik tuan." jawabnya

Jam menunjukan pukul 16.00, itu artinya sudah sejam mereka duduk didalam cafe milik mereka. Tiba-tiba Riko datang dari ruang manajer cafe tersebut.

"Wih gila keren nih cafe."

"Kenapa?" tanya Kevan dengan kekepoannya.

"Uang yang masuk dalam 3 bulan ini melejit. Lumayan buat buka cabang kan?" jawab Riko menatap ketiga temannya.

"Cabang?kita baru buka ini cafe masa iya mau buka cabang ko." ucap Reno heran.

"Mending nih ya, kita renovasi ini cafe aja biar bisa lebih eksis dikalangan anak muda. Gimana?" usul Kevan yang otaknya sedikit encer.

"Menurut lo gimana lang?" tanya Riko

"Usul lo bagus tapi kita laksanain usul dari Kevan dulu. Setelah Renovasi selesai kita langsung buka cabang." ucap Galang kepada mereka bertiga.

"Okelah ngikut aja keputusan kalian." Riko berucap dengan semangat.

Setelah mereka berbincang soal cafe, mereka memutuskan untuk pulang karna hari sudah mulai sore.

××××

"Kapan lo mau mulai HAH?" ucap orang disebrang sana dengan suara tegas diakhir kalimat.

"Saya takut, mending cari orang lain aja." ucap orang disebrang telepon.

"Halah lo harus mau kalo gak lo bakal nyesel. Gue gak mau tau laksanain besok dan om gue bakal jadi patner lo!."

Klik. Sambungan terputus begitu saja.

"Gue harus gimana sekarang."

Ting

'Lo harus hati-hati sama dua orang itu. Kalo bisa permulaan jangan terlalu berat. Gue tunggu kabar menyenangkan besok.'

"Arghh kenapa gue harus berurusan sama cewe kek dia sih?" teriak orang itu frustasi.

Dilain tempat seorang wanita yang baru saja mengirim pesan kepada orang suruhannya hanya tersenyum devil.

"Gue tau lo siapa kanya. Lo terlalu bego, ehh tapi bukan lo doang deh yang bego, keluarga lo juga haha." ucap orang itu kejam.

"Permainan akan segera dimulai." tambahnya.

×××××

UHUK UHUK

"Yaya. Kamu kenapa?" ucap Reyhan menyerahkan segelas air kepada kanya. Saat ini kanya dan keluarganya sedang makan malam bersama dirumah. tentunya tanpa Raka.

"Hati-hati nak kalo makan." ucap ayah kanya lembut.

"Iya yah." jawab kanya.

"Kenapa perasaan gue gak enak?" batin kanya berucap.

"Kamu mikiran apa yaa?" tanya Reno melihat wajah kanya yang kebingungan.

"Gapapa kak, aku udah selesai makan. Bun,yah aku kekamar dulu. Bang kanya duluan." pamit kanya kepada semua orang yang ada dimeja makan.

"Iya sayang kalo cape istirahat jangan banyak pikiran." jawab mamanya dengan nada sayangnya.

"Iya bunda." setelah menjawab ucapan bundanya. Kanya beranjak dari meja makan menuju kamarnya.

Dikamar kanya berjalan menuju balkon. Menatap langit dengan sendunya.

"Huft. Perasaan apa ini Tuhan?" ucap kanya melihat langit yang menampakan awan hitam yang berarti malam ini akan Turun Hujan.

Hujan pun turun dengan derasnya. Air berjatuhan pada lantai balkon kamar kanya tapi tidak membuat kanya beranjak dari pijakannya. Kanya mengadah membiarkan wajahnya terkena percikan air Hujan. Menurutnya hal yang membuat tenang adalah air hujan.

"Hujan apa aku akan baik-baik aja?" tanyanya.

Cklek

"Yaya. Kamu ngapain sih? Nanti kamu sakit." Reyhan menarik tangan Kanya lembut kedalam kamarnya.

"Kamu ini kenapa sih?gak biasanya kaya gini." tanya Reyhan bingung.

"Aku gapapa bang. Cuma pengen ngerasain hujan-hujanan. Dari kecil kalo aku hujan-hujanan Bunda sama ayah langsung narik yaya kedalem rumah." ucap kanya menundukan kepalanya.

"Yaya denger abang. Mereka sekaligus abang gak mau kalo kamu sakit." Reyhan memberikan penjelasan agar adiknya tidak salah tangkap.

"Kenyataannya aku emang sakit bang." jawab kanya menatap mata abangnya penuh kesedihan.

"Cukup yaa. Kamu gak boleh ngomong gitu. Kalo sakit pasti akan sembuh." Reyhan memeluk tubuh mungil kanya dengan sayang.

"Maaf." kanya membalas pelukan abangnya erat.

"Yaudah kamu istirahat, abang mau ngerjain skripsi dulu." Reyhan membaringkan tubuh kanya dan menarik selimut kanya hingga pinggangnya.

"Night sayang." Reyhan mencium kening kanya lembut.

"Too bang."

Setelah kepergian Reyhan. Kanya merubah posisi baringnya menjadi duduk bersila.

Ting

'Save' - nomor tidak dikenal

                                              'Siapa' - kanya

'Galang'

                                                          'Oh oke'

Read.

Kanya meletakan hpnya diatas meja samping kasurnya lalu berjalan menuju meja belajarnya. Kanya mengambil salah satu novelnya yang hampir selesai dia baca. Kanya membaca hingga larut malam setelah kanya merasa mengantuk kanya menutup novelnya dan beranjak menuju kasurnya.


Hellaw KANYA GABRIELLA kembali hehe.

Gimana ceritanya bagus gak? Kalo bagus coment ya:)

Jangan lupa klik tanda bintang dibawah🌌

Oke see u next part guys🙌

KANYA GABRIELLA 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang