11. Surat Misterius

205 6 0
                                    

*cekidot aeaaaaaa

"Yaya." ujar Reno menepuk pundak kanya pelan.

"Aisss." Rintih kanya sambil memegang pundaknya sehabis terkena balok kayu tadi.

"Yaa, lo kenapa? Ada yang sakit atau ada yang nyakitin lo?" ucap Reno curiga.

"Gue gapapa. Tadi lo mukul gue kekerasan." ucap Kanya tenang tanpa gelisah sedikitpun.

'Perasaan gue nepuknya gak keras-keras amat' ucap batin Reno heran.

"Ah yaudah balik yok, udah sore nanti Bunda khawatir." ucap Riko membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Kanya.

Selama diperjalanan kanya hanya diam melihat kearah luar lewat kaca transparan sementara Reno fokus nyetir, dan Riko entah sejak kapan sudah tidur dengan pulasnya.

Mobil hitam milik kanya sudah terparkir dihalaman rumahnya yang terlihat sederhana namun mewah.

Kanya keluar dari mobil dan memasuki rumahnya. Saat kanya ingin naik tangga untuk menuju kamarnya. Kanya melihat omnya sedang berbincang-bincang dengan Ayahnya.

"Hai Om, yah." ucap kanya ramah sekaligus menyalami tangan mereka berdua.

"Eh ka. Kamu udah pulang. Dimana Reno sama Riko?" tanya Ayah yang tidak melihat keberadaan 2 sejilo.

"Abang tadi masuk lewat garasi kayanya." jawab kanya.

"Oh iya om. Om kenapa ngambil cuti?" tanya kanya yang ingat tentang berita yang didengarnya.

"Om kamu mau bantu ayah untuk membereskan masalah perusahaan didubai." bukan om Edo yang menjawab melainkan Ayah.

"Ya. Om cuma mau turun kedalam bisnis dulu, bosen disekolah mulu ngurusin siswa bandel kaya abang kamu itu hehe." ucap Omnya dengan tawa kecilnya.

"Hei anakku tidak bandel ya do." ucap Ayah kanya sewot.

"Ekhem. Ini minumnya do." ujar Bunda yang membawa nampan berisi minuman untuk diberikan kepada ayah dan juga omnya.

"Ah yaudah Bunda,Ayah,Om. Aku kekamar dulu ya mau ganti baju. Dadah." ucap kanya menaiki tangga menuju kamarnya.

*****

Jam menunjukan jam 17.00. Kanya yang saat ini sedang mengerjakan tugasnya beranjak menuju lemarinya untuk mengambil hoodienya. Entah ide dari mana kanya ingin jalan-jalan ditaman kompleknya.

"Bunda. Kanya pergi ketaman sebentar ya?" ucap kanya menuruni tangga. Sekarang keadaan rumah sangat sepi karna Raka dan Reyhan sedang mengerjakan tugasnya masing-masing, Om edo dengan ayah sedang pergi kekantor setelah berbincang-bincang sebentar tadi. Sementara 2 sejilo tidur dikamar mereka.

"Kaka mau ngapain ketaman?" ucap Bunda menghampiri kanya.

"Kaka cuma mau jalan-jalan sebentar Bun. Boleh kan Bun? Kanya janji pulang sebelum mahgrib." ucapnya menyakinkan Bundanya.

"Yaudah, tapi jangan lama-lama." ucap Bunda mengelus rambut panjang kanya.

"Iya Bunda, kanya pamit." ucapnya menyalami tangan Bunda dan berlalu pergi.

DITAMAN

Seorang gadis sedang berjalan kecil dijalan setapak yang ada ditaman. Tiba-tiba..

Duk.

"Eh aduh sorry gue gak sengaja." ucapnya dan mengangkat kepalany seketika matanya langsung membulat kaget.

"Jalan pake mata." ucap orang itu datar.

"KAK GALANG." teriak gadis itu yang tak bukan adalah kanya.

Kanya yang merasa malu karna teriakan membahananya pergi begitu saja meninggalkan Galang tanpa melihatnya kembali.

'Dasar cewe untung-- eh apaansih' batin Galang berucap.

Setelah dirasa Galang tidak mengikutinya, kanya berjalan menuju rumahnya. Saat didepan pintu kanya melihat ada surat merah yang tertuju untuknya. Kanya melihat kebelakang untuk menanyakan kepada satpam tapi nihil pak Uman--- satpam kanya--- tidak ada diposnya.

Kanya membuka Amplop merah itu...

Hai kanya...
Lo pasti bingung dari mana surat ini kan?gak perlu lo tau sebentar lagi kita akam bermain-main dan lo bakal tau siapa yang udah ngirim ini surat. Oke permainan akan dimulai kanya bramantyo.

Kanya mengantongkan amplop itu dan beranjak dengan muka yang amat sangat tegang.

*****

Senja pun sudah berganti menjadi langit hitam yang dipenuhi oleh hiasan bintang yang indah. Kanya sedang membolak balikan surat yang ia temui tadi didepan pintu rumahnya.

"Siapa yang naroh ini didepan pintu?" ucap kanya pada dirinya sendiri.

'Permainan akan dimulai. Apa maksudnya' batin kanya berucap.

"Yaa. Kamu abang Raka ketok pintu gak disautin." ucap abangnya itu dengan menepuk bahu kanya pelan.

"Ahh bang. Jangan megang bahu kanya napa sakit tau." kanya yang keceplosan ngomong seperti itu membulatkan matanya.

'Aduh mampus'

"Lah emang bahu kamu kenapa?coba abang liat sini." Raka yang ingin meraih bahu kanya tapi kanya langsung bangkit dari duduknya dan menyembunyikan amplop tadi di kantong celananya.

"Gak--- gapapa bang hehe." Raka yang tidak percaya memincingkan matanya curiga.

"Udah bang Raka kekamar aja, kanya gapapa." Raka mendekati kanya dan menarik paksa tangan kanya, membuka sedikit kain yang menutupi bahu kanya.

"Yaya ini bahu kamu memar, siapa yang berani macem-macem sama kamu?" ucap Raka mengepalkan tangannya disamping badannya.

"Ya---yaya. Itu bang eee itu yaya ta--- tadi jatoh dikamar mandi dan bahu kanya kena tembok hehe." ucap kanya gugup.

"Abang tau kamu bohong. Kalo gitu abang cari sendiri siapa yang berani nyari perkara sama kamu yaa." ucap Raka meninggalkan kanya yang mematung disamping meja belajarnya.

'Aiss rumit kan jadinya.' batin kanya berucap.

Kanya yang sedang malas berfikir karna otaknya memikirkan surat yang tadi ditemuinya didepan pintu memutuskan menuju tempat tidur lalu menyusul mimpi indahnya, karna besok pagi kanya harus beraktivitas seperti biasanya.









Hampir sebulan gak update... Mantaplaa hehe..
Maaf kalo banyak typo ataupun bahasa yang kurang kalian pahami hehe..
See next part🙏

KANYA GABRIELLA 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang