9

147 10 0
                                    

"Seperti itu sepanjang malam. Bahkan malam itu Tehyung menyuntikan Morphine pertamanya untukku."



Euphoria



Euphoria terindah yang pernah kurasakan. Semakin banyak Dia menyuntikan semakin terasa melayang Aku dibawanya. 

Luar biasa.

Dalam posisi setengah sadar sambil mengamit Mariyuana dijariku. Tanpa kusadari Taehyung pergi keluar kamar meninggalkanku sebentar dan kembali dengan membawa sebuah kotak kecil berwarna Maroon.

Aku cuek.

Dengan wajah seriusnya Dia berlutut dibawahku berkata,

"Baby, Marry Me?

Aku dalam posisi setengah cengengesan langsung tersadar dari sandaran tempat tidur.

"Tae? Ini serius?"

"Kau fikir?"

Aku langsung memeluknya dan mengiyakan pertanyaannya. Aku tidak perduli akan restu Sang Ibu atau pun wanita lain yang mencoba merebutnya dari dekapanku. Yang kutahu Taehyungku hanya mencintaiku dan  memprioritaskanku dalam kehidupannya. Ya, dia melamarku tepat perayaan enam tahun hari jadi Kami. Dengan keadaan setengah mabuk dan sisa pesta tadi. Taehyung yang cuek dan anti dari kata romantis tetapi selalu manis melamarku disepertiga malam. Sungguh diluar nalar. 

"Jadi?"

"Mau Tae, Aku mau menikah denganmu!!!!!"

"Terima kasih cantikku, aku sungguh mencintaimu."

"Nado, Taetaeku. "

"Maafkan Aku tadi pulang terlambat karena mengambil pesanan cincin ini yang sudah hampir dua minggu kuabaikan. Kau tahu sendiri kerjaanku menumpuk."

"Ya sayang, aku paham. Aku yang sungguh berterimakasih atas semua ini. Bahkan Aku fikir Kau akan lupa akan hari jadi kita. Ternyata semua diluar ekspektasiku."

"Jungkook, terima kasih Kau telah menjadi rumah bagiku. Tidak ada pengekakangan dalam hubungan ini. Kamu selalu mengerti Aku. Selalu menjadi air dalam apiku. Selalu mengerti keadaanku yang mungkin sulit dimengerti untuk diriku sendiri. Terima kasih mau menerima keadaanku yang seperti ini. Seorang pecandu yang bahkan nantinya akan meninggalkanmu terlebih dahulu----"

"Hei, apa yang Kamu bicarakan? Jangan pernah bicara seperti itu Tae, aku takkan pernah bisa hidup tanpamu."

"Terima kasih Jungkookku, Terima kasih atas semuanya."

Taehyung meraup bibirku dengan lumatan halus dengan sedikit tekanan ditengkukku. Tanpa seks dan hanya tidur hingga sore tiba dalam posisi berpelukan. Manis sekali perlakuannya hari ini. Aku bahagia.



.



Aku rasakan angin diwajahku. Taehyung dengan keisengannya membangunkanku dengan meniup serta memberikan ciuman diseluruh wajahku.

"Hmmmm..." Aku berontak.

"Bangun istriku yang cantik, bersiap. Malam ini kita makan malam dirumah. Aku akan membawa istriku dan meminta restu kepada Eomma dan Appa untuk mempercepat pernikahan kita."

"APAAAAA?"

Aku yang setengah sadar mendengar itu langsung bangun terduduk dan teriak kepada Taehyung.

"Kenapa kaget sayang?"

"Apa tidak terlalu cepat, Tae?"

"Tidak sayang, semuanya sudah kupersiapkan hanya tinggal restu saja yang kita dapatkan."

Aku tidak pernah  bisa membaca fikirian lelakiku. Semua selalu diluar dugaanku. Aku mendadak pusing lalu mematik rokok menuju balkon. Aku takut kejadian itu terjadi lagi. Bahkan aku takut diusir dari kediaman keluarga Kim.

"Calm down, Sayang." Taehyung sambil berbisik diceruk leherku. Ia tahu apa yang aku rasakan.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika Dia semanis itu. Aku bagaikan sapi yang dipakaikan Lasso selalu menurut dan tidak pernah berontak atas perlakuan manisnya.

.

"Sudah siap? Sini sebentar." Taehyung memanggilku keluar dari kamar.

"Sayang, pakai ini agar tidak tegang lagi, coba sedikit relax sebelum bertemu Nyonya Kim." Sedikit menyindirku

Methapetahmine dan Marijuana sebagai bahan penghantar ketenangan obatku. Setelah selesai menggunakannya, mobil kami melesat pergi menuju Mansion keluarga Kim.



.



"Appa dan Eomma mohon perhatiannya sebentar, Tae meminta restu kepada kalian untuk menikah dalam waktu enam bulan kedepan. Semua sudah Tae persiapkan. Hanya tinggal meminta restu dari kalian berdua." Lugas Taehyung.

Lancar bicaranya.

Jelas, Meth yang mendominasi otaknya. Tapi tetap terkontrol.

"APAAAAA?" Nyonya Kim berteriak.

"Tidak ada pernikahan, Taehyung sudah kujodohi dengan pewaris keluarga Park. Park Jihoon namanya. Kalian bisa dengar itu?"

Aku diam mencerna, Park? Park Jihoon? Benar itu Park Jihoon adik termanis satu-satunya milik Park Jimin. "Apa? Taehyung akan dijodohkan dengan keturunan yang bahkan masih ada hubungan darah dengannku? Aku tidak bisa berfikir. Mendadak fikirannku kalut lagi.

"Tidak Eomma, Tae tidak mencintai Jihoon. Jihoon sudah Tae anggap sebagai adik Tae sendiri. Bahkan Tae dan Jimin sudah sangat dekat, tidak mungkin Tae menikah dengan Adik kesayangannya, Eomma!"

"Tidak ada penolakan Taehyung, jika Kau menolak, silahkan Kau angkat kaki dari rumah ini dan bawa pergi kekasihmu yang berbeda kelas dengan kita! Cih."

Aku merasa sangat tertohok. Sakit sekali mendengarnya. Aku menoleh kearah Tuan Kim, taapi yang kudapati Tuan Kim tidak bisa membantu apa-apa selain diam.


Tapi.....


Bukan pecandu namanya jika tidak berontak.

"Baik, Taehyung pergi dari rumah ini dan membawa serta kekasihku. Jangan sudi Tae akan kembali dan mau menikah dengan Jihoon. Permisi." Aku pun ikut pergi dengan membungkukan tubuh kepada pemilik mansion.

"Taehyung, berani kau menikah dengannya jangan harap hidup kalian akan tenang!!!!"













TBC

Jatuh Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang