Perjalanan kisah cinta Taehyung dan Jungkook berangsur membaik. Taehyung yang sudah melupakan tunangannya dan kembali ke Jungkooknya hingga kini sudah bertambah ke tahun berikutnya pun tidak dipungkiri semakin intens saja. Bahkan kehadiran pemuda Park seakan terabaikan. Tapi Jimin bisa apa selain Profesional atas perasaannya. Tapi sayangnya hingga kini belum kembali ada perkataan tentang pernikahan dari mulut Taehyung kepada Jungkook.
.
"Ck, Jangan meniupkannya kewajahku Tae, aku akan segera ke kantor. Tidak etis jika aku teler sampai kantor nanti."
Itu Jungkook yang tidak terima dihembuskan asap Marijuana ke wajahnya. Taehyung acuh, hanya mengendikan bahu lalu terkekeh.
"Sayang mau aku antar?"
"Tak perlu tae, aku berangkat bersama Jimin seperti biasa. Kau kenapa tidak ke kantor? Biasanya selalu sibuk dengan berkasmu?" Jungkook yang bicara dengan bibir dikerucutkan.
"Aku sedang malas, lagipula tidak ada meeting penting hari ini. Hanya ingin bersamamu terus selamanya."
"Sayanggggg...."
"Ya tae?"
"Jangan pernah tinggalkan aku yah."
"Kau bicara apa? Yang meninggalkanku kemarin lalu siapa? Oh--aku lupa kau dijodohkan."
"Ah terserah saja."
TINNN..
Itu bunyi klakson mobil Jimin yang tidak sabar menunggu.
"Tae aku berangkat yah, Jimin sudah menunggu dibawah."
"Kuantar"
Satu kecupan dibibir plum merah jambu sebagai pengantar bekerja untuk Jungkook.
CUP
"Kalian hati-hati yah."
Dijawab dengan Jungkook yang mengangguk dan Jimin yang tersenyum dengan hati perih.
"Tae kau jangan telat makan hari ini!"
.
Pesan itu yang selalu disampaikan Jungkook pada Taehyung. Karena akhir-akhir ini setiap pagi Taehyung selalu mengalami kenaikan asam lambung tingkat tinggi dan mual mual seperti orang hamil. Selalu sulit diajak berobat, dan berakhir Taehyung yang hanya mengkonsumsi buah-buahan dalam bentuk Jus tapi tidak mengurangi kegiatannya untuk tidak mengkonsumsi barang itu lagi. Bahkan membuatnya seperti pecandu berat yang tidak bksa sekalipun tanpa barang itu. Berbeda dengan Jimin, dia berubah. Semenjak sudah bekerja dia sudah mengurangi kadar narkoba, alkohol dan nikotin, kecuali dalam momen tertentu dan itupun dia harus sesuaikan dengan jadwal kerjanya esok hari terlebih dahulu.
Setelah acara mari mengantar pacar bekerja, taehyung masuk kembali ke dalam apartement dan seperti biasa menyuntikan barang itu kedalam tubuhnya.
Euphoria untuk kesekian kalinya.
Setelah sadar taehyung baru menyadari tubuhnya melemah.
"Apa aku sakit? Perutku terasa melilit sekali seperti diikat dengan tambang besar."
Tapi dia abaikan.
Dan setelahnya, mual berikut muntah yang didapati.
.
Pukul 5 sore, Jungkook tiba diapartementnya. Iya kaget dengan yang kini ia lihat, dimana sang kekasih yang terkulai lemah tak berdaya dengan suhu badan memanas dan kulit memucat pasi.
"Jim, tolong aku. Taehyung pingsan!"
Jimin melesatkan mobilnya kearah Rumah Sakit Seoul dan membawa Taehyung ke ruang IGD.
Jungkook panik bingung harus berbuat apa dan hanya bisa menangis. Jimin hanya bisa merengkuhnya sambil mengusap surai legam Jungkook.
"Sabar Kookie, berdoa semua akan baik baik saja."
.
"Keluarga Kim?" Dokter bertanya
"Ya dok, saya kekasihnya."
"Bisa saya bicara sebentar?"
Dokter menjelaskan panjang lebar dengan inti dari obrolan adalah Taehyung yang menderita positif Tuberkulosis dan HIV Aids.
Jungkook mencelos tidak percaya.
"Ini disebabkan karena penggunaan Morphine yang berlebihan, jarum suntik yang tidak steril, dan beberapa asap mematikan bagi tubuh yang bersarang pada paru-paru tuan Kim."
Hanya itu yang dia ingat dari obrolan panjang bersama dokter spesialis tadi. Jungkook berjalan menunduk keluar dari ruangan dokter, Jimin tau itu firasat buruk, setelah itu Jungkook ambruk dalam pelukan Jimin.
"Gwencana Kookie-ya."
"Jim, apa aku bisa tertular HIV Aids jg?"
"Kookie apa maksudmu?" Jimin bingung atas pembicaran Jungkook dan akhirnya Jungkook menceritakannya.
"Kookie ada baiknya setelah sembuh kita bisa rawat jalan Taehyung dimansionnya."
Jungkook hanya mengangguk pasrah.
"Jim, apa Taehyung akan meninggalkanku lagi?"
"Hey, kau ini bicara apa? Tae itu kuat aku tau itu, dia pasti sembuh. Kau harus bersabar yah."
.
Taehyung sekarang terbaring lemah tak berdaya bahkan dia tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya selama ini, sampai akhirnya dia mengetahui semuanya ketika mendengar perbincangan Sang Dokter dengan Tuan Kim.
.
Tubuh mungil itu selalu setia duduk disamping ranjang sang kekasih hingga tertidur lelah, memegang erat tangan kanan Taehyung sambil memiringkan kepala mencari kenyamanan dalam tidurnya. Saat bersamaan pula tangan Taehyung terangkat mengelus surainya.
"Kookie, sayangku.. maafkan aku. Aku tau ini resiko dari semua yang pernah aku perbuat. Aku tidak tega melihatmu lelah seperti ini menjagaku. Seharusnya aku yang menjagamu, melindungimu selalu disisimu. Bahkan aku muak harus minum obat selama ini. Aku pasrah atas waktu yang tuhan berikan kepadaku. Jika aku harus pergi mendahuluimu, ketahuilah aku sangat mencintaimu melebihi apapun dan aku pun tahu sebaliknya. Kookie jaga selalu dirimu baik-baik."
Sambil meneteskan air mata Taehyung berbicara dengan terisak, beruntung Jungkook tidak mendengarnya karna terlalu lelah atas harinya.
.
Enam bulan sudah terlewati, masa minum obat untuk pengidap positif Tuberkulosis telah berakhir. Tetapi tidak untuk obat langganan lainnya.
Taehyung pun sudah bisa rawat jalan namun sayang, kondisinya semakin memburuk. Hal itu pun disadari oleh sang kekasih serta sahabat brengseknya. Semenjak Taehyung menjadi pesakitan pula semua hal laknat yang berbau Euphoria perlahan dibuang oleh Jimin dan Jungkook.
Jimin selalu tidak absen mengunjungi Taehyung kerumahnya saat jam makan siang. Dia telaten menyuapi dan memberikan Taehyung obat. Orang tua Taehyung itu sibuk tidak pernah ada waktu untuk anaknya biarpun sudah menjadi pesakitan seperti sekarang ini.
"Nah tae, selesai. Kau bisa tidur lagi setelah minum obat. Aku harus kembali lagi ke kantor dan seperti biasa kembali kesini sore nanti bersama Kookie. Aku pun tak boleh telat menjemput pujaan hatimu kan?" Jimin menggoda Taehyung guna mencairkan suasana
Taehyung hanya mengangguk.
Dan Jimin mulai mengenakan Coat hitamnya untuk kembali bekerja.
"Gomawo Jim."
Jimin hanya mengangguk tersenyum kemudian berbalik badan, sebelum melangkah,
"Jim jika boleh aku meminta, mau kah Kau menjaga Kookieku? Melindunginya saat aku tak ada nanti?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Hati
Randomperjalanan hidup sepasang pecandu yang selalu menjaga hati hingga akhir hayat. 18+ BxB Mpreg