12

129 9 0
                                    

Taehyung POV

Ini aku,

Yang bodoh.

Masih belum bisa mencerna kejadian dipestaku tadi. Aku yang hanya bisa melamun sambil mengamit sebatang tembakau masih dalam mode sulit berfikir.

Bingung harus berbuat apa. Sementara posisiku disini sedang bersama tunanganku demi pernikahan bisnis keluarga dan masa depanku.

"Jungkookku hamil?"

"Tapi apa bisa?"

Aku yang masih tidak percaya akan seorang namja bahkan seorang pecandu seperti Jungkook bisa hamil. Hamil anakku?

Aku tersadar.

Ya, hanya Jimin yang bisa menjelaskan semua ini. Karena kata itu pun yang kudengar dari mulut pemuda pendek itu.

Dengan gerakan cepat kuraih ponselku dan men-dial nomor Park Jimin.

Bunyi nada kedua, ponsel itu menjawab.

"Haloo, Tae?"

"Jim, aku butuh penjelasanmu sekarang juga."

"Datang kerumah sakit Seoul sekarang, Tae. Kamar 311. Jungkook mengalami pendarahan parah."

Tanpa menjawab aku langsung meraih kunci mobilku yang berada diatas nakas dan mengabaikan wajah penuh tanya milik Jihoon. Sepanjang jalan aku menyumpahi diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada Jungkookku.

.

Jungkook POV

Aku tersadar disebuah ruangan serba putih. Tuxedo putih yang kukenakan tadi dipesta pun sudah berganti dengan seragam pasien.

Kudapati pemuda Park tertidur disofa panjang diujung ruanganku. Dia terlihat lelah. Aku bahkan tidak tahu berapa lama aku tak sadarkan diri.

Aku mencoba duduk dari tidurku, kurasakan nyeri bagai tersayat dibagian perut bawahku.


"Akkhhhhhhh..."



Jimin terusik, bangun dari tidurnya.

"Kookie, jangan banyak bergerak, sayang."



Deg.

Sayang?


Sejak kapan seorang Jimin memanggilku dengan kata manis itu?

"Apa yang terjadi Jim? Mengapa aku disini?"

Jimin tidak menjawab

"Jim jawab aku!"


"Kookie, maafkan aku yang tidak bisa diandalkan. Kau pingsan dalam pesta, dan mengalami pendarahan. Kau mengalami keguguran, Jungkook. Dan dengan terpaksa dokter harus mengangkat anakmu yang masih seumur jagung. Maafkan aku Kookie. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, semua demi kebaikanmu."

Aku terisak, kemudian reflek tangan Jimin merengkuhku dengan dekapan hangatnya. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, apa sebegini hancur takdir hidupku. Jimin yang tahu aku hancur terus mengeratkan pelukan sambil mencium pucuk kepalaku.


"Kookie lihat aku ada disini. Semuanya akan baik-baik saja. Percaya padaku."


Jimin selalu menguatkanku sambil menghapus air mataku dengan Ibu Jarinya. Setelahnya mulai mengamit daguku. Bisa kubaca dari bahasa tubuhnya dia ingin menciumku. Aku menutup mataku. Tapi sesenti sebelum bibir itu menempel----



BRAAAAKKKK!



Pemuda bermata elang datang gelagapan. sambil meneriakkan namaku.


KIM TAEHYUNG MENCARIKU?


Jimin tahu posisi, dia memundurkan tubuh mungilnya guna memberi Taehyung jalan. Taehyung yang datang dengan sedikit berlari langsung mendekapku dengan beribu kata maaf dia lontarkan.


"Maafkan aku sayang, maafkan aku. Aku bersalah. Sungguh aku minta maaf."

"Tae..."

"Maafkan aku yang tidak bisa menjaga buah hatimu."

Taehyung memandangku lekat. Ia paham dengan apa yang kualami.

"Bukan masalah besar bagiku. Melihatmu sehat saja sudah membuatku tenang. Maafkan aku yang tidak ada disaat kau susah. Aku kekasih yang tidak tahu diri. Sungguh aku menyesal."

Selanjutnya Taehyung kembali mendekapku dan menciumku, hangat.

Yang kulihat pemuda Park semakin menjauh dari pandanganku memberi waktu luang untuk aku dan Taehyung.

.


Sebesar apapun masalahku dengan taehyung, sebesar apapun kesalahannya kepadaku, aku selalu bisa memaafkannya. Entah, aku pun tak tahu mengapa, yang aku tahu Taehyungku tetap lah seorang taehyung yang kucintai dan kubanggakan dalam semua hal.




.





Tapi..




Terkadang tuhan memang tidak adil, dibalik itu selalu ada jalan untuk umatnya yang mau berusaha.






"Apa tidak ada tempat sedikit dihatimu untukku, Kookie?"








Itu Park Jimin yang berlalu sambil bergumam








TBC

Jatuh Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang