part 4

321 37 4
                                    

Ten masih tetap ten yang bisa menampilkan senyum ceria pada semua orang, intensitas gangguan keseimbangannya semakin meningkat hingga ten sangat amat sering terjatuh.

Hari ini ten makan siang sendiri di atap sekolah, saat ia sedang asyik makan tak terasa air matanya jatuh, ia terus meratapi nasibnya yang buruk namun setidaknya ia harus berjuang terlebih dahulu, tidak boleh menyerah sedikitpun, demi ibu dan ayahnya

"hey makananmu pasti rasa ingus" suara yang dikenal ten datang dari arah belakang, ten langsung menghapus air matanya dan membalikan tubuhnya

"kau sedang apa di sini?" tanya ten yang malah disambut gelak tawa oleh taeyong

"kau sedang apa di sini?" bukannya menjawab pertanyaan ten, taeyong malah mengutip pertanyaan ten sambil duduk disamping ten plus mengambil makanan ten tanpa izin

Ten mulai kesal karena taeyong yang tidak menjawab pertanyaannya ditambah taeyong yang memakan makanannya tanpa izin

"kenapa kau menangis? Apa yeojachingu atau namjachingumu menghianatimu?" tanya taeyong dan kali ini ia benar-benar merebut kotak makan ten

"aku tidak menangis!" bentak ten cemberut namun dimata taeyong itu benar-benar menggemaskan

"aaaah... jadi tadi matamu berkeringat ya, ku kira kau menangis ahahaha" taeyong benar-benar tertawa terbahak-bahak

"YAK! Lagi pula aku tidak sedang berpacaran, dan kalaupun aku sedang berpacaran, pacarku tidak akan berani meninggalkanku, karena aku terlalu langka" ten menyombongkan dirinya

"woaaaaah daebak...." pandangan taeyong berubah menjadi pandangan meledek

"WAE!!!" ten kembali berteriak, ia benar-benar kesal dengan namja disampingnya ingin sekali ia menyiksanya namun ia urungkan karena ia punya hutang budi pada taeyong

"aniyo, aku hanya akan mengatakan makanan ini benar-benar enak hahahah"

PLAAAAK

"arrgh appo" taeyong meringis karena punggungnya benar-benar sakit karena pukulan ten, sedangkan tersangka pemukulan hanya tertawa terbahak-bahak

"harusnya kau tertawa seperti ini dari tadi" ucap taeyong melanjutkan acara makannya

"apa kau sangat suka makanannya?" tanya ten memperhatikan taeyong yang sedang lahap makan sambil mengangguk-anggukan kepalanya menjawab pertanyaan ten

Setelah selesai makan, lebih tepatnya taeyong yang selesai makan, taeyong memberikan minuman kaleng pada ten

"ini kau pasti haus" taeyong menyodorkan minuman kaleng tersebut, tanpa diduga minuman kaleng itu jatuh padahal tangan ten sudah mau mengambilnya namun gejala kesusahan mengukur jarak mulai muncul

"eo.... apa kau mau memeriksakan matamu? Aku akan mengantarmu" tawar taeyong yang membuat ten benar-benar bungkam

"mianh kalau aku menyinggungmu, tapi aku tidak bermak...."

"kajja, bell masuk sudah berbunyi" ten melenggang meninggalkan taeyong sendiri

"aaaaarrrrgh dasar idiot lee taeyong, kenapa kau mengucapkan hal-hal bodoh seperti itu" taeyong merutuki kebodohannya

-

-

Palajaranpun kembali dimulai, ten memang termasuk murid yang sangat pintar, semua guru mengenalnya

"ten, tolong bacakan yang ini" wali kelas ten menyuruh ten membaca tulisan di papan tulis. Ten pun berdiri dan bersiap membacakan tulisan, namun saat ia melihat tulisan yang ada di papan tulis, ia memicingkan matanya, ia benar-benar tidak bisa membaca tulisannya, matanya mendadak buram. Ten mengusap matanya beberapa kali hingga akhirnya pandangannya kembali jelas dan melaksanakan perintah gurunya.

1 Litre Of Tears | TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang