Part 14

204 31 2
                                    

-

One Litre Of Tears

-

"kau tidak pantas menjadi atlit, jangankan menjadi atlit dengan sifatmu yang seperti ini, kau bahkan tidak pantas menjadi pemain sepak bola" lanjut taeyong menatap tajam teman jaemin

"kenapa kau diam saja? Dia menghina kakakmu apa kau TIDAK MARAH?" taeyong sekarang berteriak pada jaemin, ia kesal dengan kelakuan jaemin yang seperti ini

"karena MEREKA BENAR" jaemin berteriak balik pada taeyong

"apa maksudmu?" taeyong benar-benar dibuat bingung oleh jaemin

"benar apa yang dikatakan mereka tentang kakakku" jaemin memandang mata taeyong

"haha...kau malu dengan keadaan kakakmu?" taeyong akhirnya menggusur jaemin untuk pulang

Setelah hampir sampai, taeyong menghentikan motornya dan menurunkan jaemin dari motornya

"apa yang kau lakukan hyung?" tanya jaemin tidak mengerti

"anak itu menjijikan, tapi tidak ku sangka kau lebih buruk dari anak itu" telak perkataan taeyong membuat jaemin sakit hati

"KENAPA HARUS MALU? Kakakmu itu orang yang luar biasa, dia berjuang rehabilitasi setiap hari dengan semangat, seandainya aku yang sakit, aku tidak akan berani keluar rumah dengan tatapan aneh orang-orang dan membicarakanku di belakangku. Aku tidak akan bisa tersenyum seperti dia" setalah mengucapkan beberapa kata taeyong akhirnya meninggalkan jaemin dengan rasa kesal yang masih memuncak, andai saja jaemin seumurannya pasti dia sudah menghajarnya

Disisi lain ternyata ten mendengar semua obrolan taeyong dan jaemin, ia tidak sengaja memergoki taeyong yang sedang memarahi jaemin. Ia menangis dengan menutup mulutnya sendiri, ia baru menyadari bahwa jaemin malu dengan keadaannya yang seperti itu.

"jaemin! Kau mengerti apa yang dia katakan?" jaemin benar-benar kaget saat suara ayahnnya menyeruak di pendengarannya

"ap...appa, kau mendengar semuanya?" tanya jaemin mulai menangis

"aku mendengar semuanya, aku mengertikan apa yang dimaksud taeyong hyung?" kyuhyun meremas bahu jaemin sambil menangis, jaemin mengangguk terisak

"kau merasakan sakit disini kan?" kyuhyun menyentuh dada jaemin

"ne appa, aku merasakannya, maafkan aku appa.. hiks...hiks..." jaemin menangis keras dihadapan ayahnya sedangkan ten, tetap bersembunyi sambil menangis tanpa suara

"bagus itu baru anakku" kyuhyun memeluk jaemin yang menangis dan mengajaknya pulang

-

-

"mianhaeeee aku baru pulang" ten masuk ke rumah sambil cengengesan

"kenapa kau terlambat sayang? Ini sudah hampir lewat jam makan malam" yesung terlihat sangat khawatir

"aku sudah mengirim pesan ke ponsel appa tadi" ten langsung duduk di meja makan setelah mencuci tangannya

"maafkan appa, ponsel appa ada di kamar" kyuhyun menggaruk tengkuknya sambil menatap istrinya dengan tatapan memohon maaf

"sudahlah, jaemin, ayo kita makan sayang" teriak yesung dan tak lama kemudian jaemin keluar dan ketika dia bertemu pandang dengan ten dia langsung menunduka kepalanya

"ah jaemin-ah, sepertinya hyung tidak bisa menghadiri perlombaanmu" ucap ten membuat kaget orang tuanya dan jaemin

"wae?" tanya yesung

"aku lupa aku sudah buat janji di hari itu, maafkan aku jaemin, aku sangat menyesal tidak bisa menonton pertandinganmu" jelas ten yang hanya ditanggapi dengan angguka dari jaemin

"memangnya kau punya rencana apa?" tanya kyuhyun sambil menyelidik ekspresi wajah ten

"aku sudah janji akan menonton film dengan doyoung" ten menghela nafas

"apa tidak bisa di undur?" kyuhyun kembali bertanya

"tidak bisa, aku sudah terlanjur janji dengan doyoung. Emmmp ini,, pakailah ini dipertandingan besok" ten menyerahkan syal dan sepatu kepada jaemin

"terimakasih hyung" jaemin memeluk hadiah dari ten sambil menunduk

Akhirnya mereka makan dengan keadaan hening

-

-

"boleh aku membantumu besok?" tanya ten saat menelpon taeyong

"bukankah besok adalah pertandingan jaemin?" taeyong malah balik bertanya

"aku sepertinya tidak akan menghadiri pertandingannya, ijinkan aku membantu tugas club mu besok" ten sedikit merengek pada taeyong hingga taeyong tersenyum sipu

"kenapa kau tidak menghadiri pertandingan adikmu?" taeyong kembali bertanya, namun pertanyaan taeyong sedikit membuat ten bingung hingga terjadi keheningan beberapa saat

"aku tidak peduli dengan pandangan orang lain terhadapku, tapi aku mempertimbangkan perasaaan jaemin, itu pasti menyakitkan" dari nada bicara ten sudah jelas sekali bahwa ten sedih

"aku pasti jadi kakak terburuk bukan?" ten tertawa namun bagi taeyong tawanya itu palsu amat sangat terdengar palsu

"kenapa tidak datang saja, aku yakin dia sedang menyesal saat ini, dia ingin kau datang tapi dia tidak berani untuk mengatakannya, anak laki-laki bisa rapuh juga kan" bukannya menjawab ten malah tertawa terbahak-bahak

"kenapa kau tertawa?" taeyong sedikit kesal mendengar ten menertawakannya

"aku tidak menyangka kau bisa seserius ini ahahaha" ten terus tertawa hingga akhirnya taeyong juga ikut tertawa

-

-

"ten bangun sayang, apa kau akan tetap pergi dengan doyoung?" yesung membangunkan ten dan hanya gumaman pelan yang yesung terima, padahal sebenarnya ten sudah bangun hanya saja ia berpura-pura tidur saat jaemin membuka pintu kamarnya

"baiklah kalau begitu, coba kau lihat tiket di mejamu" perkataan yesung membuat ten terbangun sepenuhnya dan langsung menghampiri meja belajarnya. Disana ada secuil kertas bertuliskan tiket pertandingan jaemin

'ten hyung kau harus datang di liga pertamaku, kau sudah janji akan datang padaku' kira-kira begitulah kata-kata yang dimuat di secuil kertas itu

"eomma, apa tidak apa-apa jika aku datang? Jaemin tidak akan malukan?" ten menggenggam secuil kertas itu dan air matanya mulai keluar dengan deras

"tidak ten, jaemin ingin kau menghadiri pertandingannya" yesung memeluk erat ten untuk meyakinkan bahwa adiknya tidak apa-apa

Ten dan kedua orang tuanya menghadiri pertandingan jaemin, setibanya di tempat jaemin ternyata masih pemanasan

"jaeminieeeee" teriak ten

"hyung!" jaemin melambai-lambai tangannya

"hwaitiiiiiing" ten kembali berteriak menyemangati jaemin

"yedeul-ah lihat itu kakakku, dia yang menyemangatiku dan melatihku" jaemin menunjuk ten dan teman-temannya melihat ke arah ten yang hanya tersenyum manis

Dan mulailah pertandingan pertama jaemin, jaemin kembali menjadi penyemangat bagi ten selain kedua orang tuanya

'karena itu, tak akan melarikan diri, suatu hari nanti aku akan melewatinya' batin ten

-

-

TBC

1 Litre Of Tears | TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang