13. Menghitung Hari

6.1K 944 128
                                    

Masih kondisi yang sama, kalian bener bener jadi kayak orang yang nggak saling mengenal karena sibuk sama urusan masing-masing.

Kamu sibuk latian, Haruto sibuk sama urutan acara.

Dan sekarang adalah hari H! Dimana kamu bakalan nari diliatin seluruh keluarga SMA.

"Gue pasti menor banget."

"Gue keliatan gendut ga sih?!"

"Aduh jilbab gue mencong!"

"Anjir bedaknya luntur woey ini gimana!!"

Lami menyumpal mulutmu dengan tisu karena lama lama gedeg denger ocehanmu. Menurutnya kamu adalah orang yang paling ribet seantero dunia.

"Jijik goblok!" Sarkasmu setelah buang tisu. Entah tisu apa yang Lami gunakan untuk menyumpal mulutmu tadi.

"Lo bacot!"

Akhirnya kamu terdiam, lalu keluar kelas dan melihat lapangan yang udah rame sama kakak kelas maupun yang akan tampil nanti.

Tapi matamu masih saja mencari objek target, seketika matamu melihat Haruto degan Haruna duduk di taman dekat lapangan.

Berduaan saja.

Hati bahkan matamu terasa panas, entah mengapa kamu tak suka melihatnya. Padahal kamu gak suka Haruto, tapi kenapa kamu gak suka liat dia sama yang lain?

Apa jangan jangan kamu..

"Enggak! Gue gapeduli sama Haruto!" Ucapmu acuh tapi pandanganmu masih ke sana.

Yang ternyata Haruto noleh ke arahmu, ah bukan. Lebih tepatnya pada matamu.

Kamu yang terkejut malah ngumpet di belakang pintu dan segera menghela nafas.

"Jangan jangan itu yang namanya Haruna?" Gumamamu melihat ke tanah.

"Cantik ya." Lirihmu, Lami segera menepuk pundakmu.

"Lami, gue pengen nangis." Ucapmu memperlihatkan mata yang sudah berkaca kaca.

Lami segera memelukmu dan menepuk punggungmu.

"Gue tau, gue kalau jadi lo juga bakal nangis. Tapi lo kan kuat, lo ga boleh keliatan lemah ya Y/n." Cupcup Lami nenangin kamu.

"Lam... hi-hiks.."

"Shh, malu attu diliatin orang. Shh diem ya Y/n?" Tanya Lami lembut.

Naeun yang nggak tau apa
apa, "Jane do nopo to ki?"

"Gue.. ga suka sama Haruto."

"Loh, pie jan jane kui kan yo bojomu rek."

"Tapi Naeun, yang gue maksud. Gak suka sama Haruto.. kalau bareng cewek selain gue."

THIRD POV

"Deg degan ya? Mukamu tegang amat." Ucap Haruna sembari tertawa melihat ekspresi Haruto.

Haruto ikut tertawa, "Kan baru pengalaman pertama kak. Biar kalau dipandang nggak terlalu kaku."

"Haruto, maaf ya kemaren." Cicit Haruna sembari menatap Haruto sayu, Haruto membalas tatapan itu.

Tatapannya memang kepada Haruna, tapi pikirannya pada kamu. Haruto merasa bersalah karena selama ini nggak menghubungi kamu.

"Haruto? Akhir akhir ini kamu melamun. Kenapa?"

Haruto mengerjap, "Aduh, gapapa kok kak. Muka saya pucet ga kak?"

Haruna menatap paras wajah tampan Haruto, seketika jantungnya berdetak kencang.

Apakah benar ada harapan yang terletak dihatinya?

Haruna.. benar benar ingin memeluk seseorang yang ada dihadapannya sekarang.

Tapi, sebelum ia melihat sosok perempuan yang berada di depan kelas melihat ke arahnya.

Ah, bukan kearahnya. Melainkan kearah Haruto.

Seketika senyuman manis Haruna luntur. Entah kenapa, Haruna benar benar benci perempuan itu.

Setiap Haruna dan Haruto mempunyai momen berdua. Kenapa selalu ada perempuan itu?

Apakah dia menyukai Haruto? Apa pacar Haruto? Tapi Haruto pernah bilang jika ia tak punya kekasih.

"Haruto, sepertinya kamu terlalu tampan."

"Hah? Maksudnya?"

"Maksudku, kamu punya fans dimana-mana."

"Eum, nggak juga."

"Oh ya? Tapi setidaknya kamu mengenali perempuan yang berada di kelas itu?"

Haruto menoleh ke belakang, mendapati kamu yang sedang menatapnya dari jauh.

Kalian benar benar eyes contacts.

Tapi, Haruto bungkam. Ia tak mampu untuk bicara, matanya mewakili perasaan itu.

Gelisah, khawatir, sedih, bahkan.. rindu.

"Haruto.."

"..."

"Kamu yakin, nggak punya pacar?"

Dan satu hari ini menambah menjadi tiga hari dimana kamu dan Haruto nggak berinteraksi sama sekali.

Future Husband ; Haruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang