18. Menahan Hati

6.2K 835 31
                                    

Semua kembali seperti semula. Dari kamu yang nggak peduli sama keberadaan Haruto, dan kalian saling diam saat tak sengaja bertemu.

Walaupun sudah menerima kenyataan kamu dijodohin sama Haruto, kamu tetep memakai rules itu. Bukannya ga suka, bukannya nggak cinta. Tapi itu juga buat kalian semua, terutama kamu.

Karena kalau kalian terus terang berinteraksi kayak yang dirumah, kamu bakal diincer dan dicaci maki sama fansnya Haruto atau malah hatersmu.

Mikirin itu aja udah ngeri, gimana kalau beneran terjadi. Ih, ngeri.

"Y/n. Kak Haruto.." Ucap Lami menyenggol lenganmu, kamu melotot padanya.

"Ya kalau kak Haruto kenapa?" Responmu sewajar mungkin, karena takut ketawan sama temen temen.

Kamu nampakin muka flat dan mulai ngebisikin sesuatu, "Gila ya lo. Kalau ada Haruto yaudah diem aja, ntar anak kelas kita pada salah paham."

Lami nyengir, "Ya sorry, habis gue gereget banget sama tuh cewek."

Kamu kembali menatap lurus. Ada Haruto dan juga ada Haruna di sana, mereka lagi memberpincangkan sesuatu.

Ah sabodo amat.

"Itu sebenernya mau Haruna apaan sih." Gumammu kesel, kamu natap mereka ga santai.

"Sabarin aja, namanya juga Haruto Amanullah. Pasti dia sibuk banget kan, positif thingking aja." Ucap Lami sembari menepuk nepuk bahumu.

Tiba tiba aja mereka berjalan ke arahmu, bukan ke arahmu sih. Ya pokoknya yang ngelewatin kamu lah,

Ehhh, pas Haruto ngelewatin kamu. Dia sempet eye contacs dan senyum malu gitu.

Kamu yang liat kan jadi gemes sendiri:( "Apaan sih dia." Ucapmu terkekeh.

"Iya iya mah yang udah seneng sama kak Haruto." Goda Naeun. Kamu ketawa.

"Yaudah kuy masuk, gurunya udah otw noh."

SKIP

Hari semakin sore dan tibalah waktu istirahat. Kamu dan kedua temen deketmu segera melangkahkan ke kantin.

Pas keluar kelas, kamu liat gerombolannya Haruto lagi jalan.

Mau sholat, katanya sih rutinitas.

Kalau kamu mah, makan dulu baru sholat. Itu rutinitas.

:v

Lagi dan lagi, kalian saling lempar senyum. Tapi kali ini kamu senyum nahan malu, gatau aja. Rasanya kalau liat Haruto pengen ngunyel pipinya.

Apa hubungannya bambang?:(

"Mau ngantin apa sholat nih?" Goda Naeun, kamu mendecak. "Makan nomer satu."

Dan mereka pun ketawa.

THIRD POV

Haruto yang asik asiknya baca novel keganggu karena daritadi Yedam ngusik dia mulu.

"Apaan sih bambang?"

"Bambang?" Yedam mengerjap dan seketika ketawa.

"What the hell, sejak kapan Haruto bisa jadi segaul ini? Biasanya formal mulu." Yedam ketawa sambil mukul mukul punggung Haruto.

Haruto kzl.

"Apa mau lo?"

"Sholat kuy, abis itu ngantin."

"Ga. Gamau ngantin."

"Yaudah sholat aj--"

"Haruto! Lo di cariin sama kak Haruna nih!"

Yedam terpaksa menghentikan kalimatnya lalu memandang Haruto jengkel.

"Haruna mulu Haruna mulu, inget ya lo udah ada Y/n." Bisik Yedam membuat Haruto menjitak kepalanya.

"Mana bisa Y/n jadi yang kedua, udah ah siapa tau penting."

Haruto segera melangkahkan kaki keluar untuk menemui Haruna.

"Iya, ada apa kak?" Tanya Haruto sopan,

Haruna reflek menoleh dan menampilkan senyum manisnya, "Haruto, sebentar lagi kan kelas dua belas mau wasanawarsa kan, pak Waluyo nyuruh kamu buat prepare gitu."

Haruto ngangguk ngerti, "Oke kak, siap mengerti." Canda Haruto, Haruna ketawa.

"Ketawanya kak Haruna manis deh." Puji Haruto yang bikin Haruna baper setengah mati.

Padahal Haruto nggak berniat baperin sih:(

yakan cuman muji kakak kelas aja sayang, jangan cemburu - haruto

"Ah sae kamu, nanti jangan lupa kumpul dulu key?" Ucap Haruna sebelum benar benar pergi dari hadapan Haruto.

Haruto kembali ke kelas lagi, "Oi dam! Jadi sholat nggak?"

"Jadiii! Bentar!" Teriak Yedam lagi mainin gamenya.

Sembari menunggu Yedam, Haruto membuka ponselnya dan berniat ngabarin kamu nanti kalau dia pulang agak telat.

Ngabarin kamu, prioritasku - haruto

Future Husband ; Haruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang